Berita  

Kisah Pilu Pengusaha Alsintan: Janji Pemerintah Beli 1.000 Unit Berujung Rugi Miliaran

ALSINTAN—Inilah alsintan pesanan Presiden Jokowi yang masih belum terbayar sejak tahun 2017.

Exposenews.id – Nasib Direktur PT Mitra Maharta Madiun, Agus Zamroni, benar-benar bagai sudah jatuh tertimpa tangga. Harapannya untuk menjual 1.000 alat mesin pertanian (alsintan) yang pernah dijanjikan Presiden Joko Widodo justru berbalik menjadi bumerang yang menghancurkannya. Alih-alih mendapatkan pesanan besar, faktanya, pemerintah pusat hanya membeli 81 unit dari total pesanan fantastis tersebut. Selanjutnya, sekitar 519 unit berhasil dibeli oleh beberapa pemerintah daerah, tetapi itu pun menggunakan APBD, bukan APBN pusat seperti yang diharapkan. Akibatnya, masih tersisa 400 unit alsintan yang memenuhi gudang perusahaannya di Mlilir, Dolopo, Madiun, Jawa Timur, menunggu pembeli yang tak kunjung datang.

Janji Presiden dan Mimpi Manis yang Pupus

Keterpurukan Zamroni tidak berhenti di situ; tunggakan pesanan ini justru memicu kerugian finansial yang sangat dalam. Perusahaan harus menanggung kerugian mencapai Rp 60 miliar! Bahkan, di tengah kerugian tersebut, perusahaan masih terbebani kewajiban pajak sebesar Rp 1,4 miliar sejak 2021. Hingga kini, Zamroni hanya mampu mencicil Rp 981 juta dari total utang pajaknya. Karena tidak sanggup melunasi sisa hampir Rp 500 juta, dengan berat hati Zamroni menyerahkan empat unit combine harvester miliknya kepada kantor pajak untuk disita. Padahal, satu unit alsintan itu ia jual seharga Rp 122 juta.

“Kami sudah benar-benar tidak sanggup lagi membayar denda yang terus menumpuk. Akhirnya, dengan ikhlas kami biarkan alsintan disita petugas pajak untuk membayar hutang negara. Ini bentuk tanggung jawab kami sebagai warga negara. Gegara masalah ini, saya sampai terkena sakit jantung,” keluh Zamroni dengan pilu pada Jumat, 19 September 2025. Kondisi keuangannya pun sangat memprihatinkan; uang di rekening banknya hanya tersisa Rp 170 juta, yang hanya cukup untuk membayar gaji karyawannya selama dua bulan ke depan.

Awal Cerita: Kunjungan Jokowi dan Janji Besar

Lantas, bagaimana cerita di balik janji presiden yang berujung petaka ini? Semua berawal ketika Zamroni mematenkan mesin pemanen padi buatannya sendiri pada tahun 2012. Mesin ini merupakan karya anak bangsa orisinal, bukan duplikasi produk luar negeri. “Ini temuan saya dan murni diproduksi dalam negeri. Perusahaan ini bahkan biasa digunakan untuk praktik siswa SMK saat operasional kami berjalan normal. Dalam kondisi seperti sekarang, kami terpaksa banyak menolak,” jelas Zamroni. Kemudian, pada Maret 2015, Presiden Jokowi secara langsung datang meninjau pabriknya.

Pada kunjungan itulah, harapan besar itu mulai tumbuh. Presiden Jokowi saat itu menanyakan kapasitas produksi per tahun, dan Zamroni menjawab hanya 200 unit. Namun, Presiden menyatakan angka itu tidak seimbang karena pemerintah membutuhkan 60.000 alsintan. “Lalu kami bernegosiasi. Saya sampaikan kendala utamanya adalah modal. Kebetulan, ada perbankan yang menyatakan kesediaannya untuk membiayai,” tutur Zamroni. Akhirnya, Presiden Jokowi memintanya memproduksi 1.000 unit alsintan. Bahkan, dalam jumpa pers, Presiden secara terbuka berjanji akan membeli semua produknya melalui e-katalog. “Siapa yang tidak percaya? Kami pun menyiapkan semuanya. Ternyata kenyataannya seperti ini, dan sampai sekarang barang belum terserap semua,” ujarnya kecewa.

Produksi Selesai, Janji Tak Kunjung Ditepati

Menurut Zamroni, seluruh pesanan presiden telah selesai diproduksi sejak pertengahan 2017. Akan tetapi, hingga hari ini, pesanan itu tidak kunjung lunas dibeli. “Kami sudah cukup lama merawat mesin-mesin pesanan Pak Jokowi itu. Barang sudah ready sejak 2016. Alhamdulillah, kami masih dipercaya merawatnya. Artinya, sampai sekarang belum diambil,” tuturnya. Ia pun berharap mesin-mesin itu segera diambil karena perusahaannya sudah sangat kewalahan menyimpan stok. Tidak hanya itu, banyak asetnya yang telah dijual hanya untuk membayar cicilan bank dan menutup biaya operasional.

Surat kepada Presiden dan Harapan kepada Prabowo

Untuk mengatasi masalah ini, Zamroni mengaku telah berkali-kali mengirim surat kepada presiden. Sayangnya, hingga detik ini, belum ada tindak lanjut nyata yang diterimanya. Surat-surat itu berisi pertanyaan tentang komitmen janji presiden saat konferensi pers di pabriknya dulu. Sekarang, Zamroni berharap besar kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memperhatikan industri dalam negeri. “Kami berharap Pak Prabowo memperhatikan industri dalam negeri karena kami riset untuk petani Indonesia. Petani Indonesia tidak harus selalu impor. Apalagi, Indonesia saat ini justru menjadi pangsa pasar impor alsintan yang potensial. Kenapa kalau ada anak negeri yang bisa, kita harus impor?” pungkas Zamroni dengan nada haru.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com