Berita  

Viral Menu MBG Sragen Dituding Tak Sesuai, Ini Penjelasan Resmi Pihak Desa

orang tua di Kabupaten Sragen keluhkan porsi MBG yang dianggap tidak sesuai dengan nilai harganya.

Exposenews.id – Netizen lagi ramai-ramainya membicarakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa Tengah. Mereka menyoroti tampilan menu makanan yang dinilai tidak sebanding dengan anggaran yang digelontorkan pemerintah. Sorotan ini memicu perbincangan hangat di media sosial. Namun, tahukah Anda bahwa cerita ini sudah menemui titik terang? Kepala Desa Karangpelem, Suwarno, dengan sigap membuka suara dan mengungkapkan bahwa pihak penyedia layanan, SPPG, telah meminta maaf dan melakukan perbaikan menyeluruh. “Intinya, semua sudah dibenahi. Kalau memang ada kesalahan, ya diminta maaf dan diperbaiki. Prinsipnya seperti itu,” tegas Suwarno dengan nada lega.

Kritik dari Wali Murid 

Kritik pedas ini ternyata berasal dari salah seorang wali murid TK Petiwi Karangpelem yang merasa kecewa dengan kualitas menu yang diterima anaknya. Yang menarik, pihak SPPG yang mendapat tender penyediaan menu MBG untuk wilayah tersebut adalah usaha milik adik kandung Suwarno sendiri. Usaha ini sendiri baru berjalan sekitar dua minggu, tetapi sudah harus menghadapi ujian publik yang cukup berat. Setiap harinya, dapur SPPG ini harus memproduksi tidak kurang dari 3.050 paket makanan untuk siswa PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA yang tersebar di empat desa di Kecamatan Kedawung. Suwarno pun mengakui hubungan kekeluargaannya ini dan memastikan bahwa ia telah mengingatkan sang adik untuk bertanggung jawab penuh. “Saya sudah kasih tahu, baik buruknya pasti akan di-upload masyarakat,” ujarnya.

Perbedaan Anggaran dan Langkah Penanganan Kecamatan

Lalu, di mana letak kesalahannya? Ternyata, ada perbedaan nilai anggaran menu untuk setiap jenjang pendidikan yang tidak banyak diketahui publik. Suwarno dengan gamblang menjelaskan bahwa nilai untuk anak PAUD dan TK memang lebih kecil, yaitu hanya Rp 8.000 per porsi, berbeda dengan jenjang SD kelas atas, SMP, dan SMA yang nilainya lebih tinggi. “Aturannya memang dari pusat seperti itu. Jadi, bukan asal potong atau tidak sesuai,” jelasnya. Informasi ini jelas menjadi poin penting yang sebelumnya terlewatkan dan membuat netizen langsung berburuk sangka.

Menyikapi hal ini, pihak kecamatan pun tidak tinggal diam. Camat Kedawung, Endang Widayanti, menyatakan bahwa Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) yang terdiri dari tiga unsur pimpinan—Camat, Kapolsek, dan Danramil—langsung turun tangan untuk melakukan konfirmasi dan mediasi. Mereka mengarahkan pemilik SPPG untuk meminta maaf secara resmi kepada semua sekolah yang terdampak. “Kami langsung turun, mengecek kebenarannya, dan mengonfirmasi. Pemilik dapur sudah kami arahkan untuk tidak mengulangi kesalahan dan meminta maaf ke sekolah-sekolah,” tutur Endang Widayanti, menegaskan bahwa masalah ini telah ditangani dengan tuntas.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Exit mobile version