Putin Pamer 100.000 Tentara di Perbatasan NATO, Latihan Militer Terbesar dengan Senjata Nuklir!

Para prajurit Rusia yang ikut serta dalam latihan militer Zapad 2017 yang diduga banyak negara adalah persiapan untuk menyerang NATO

MOSKWA, Exposenews.id – Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengungkapkan sebuah fakta yang mencengangkan: sebanyak 100.000 personel tengah berpartisipasi dalam latihan militer gabungan Rusia-Belarusia, Zapad 2025. Tanpa diduga-duga, Putin menyampaikan pernyataan bombastis ini langsung dari jantung arena latihan saat melakukan kunjungan dadakan pada Selasa (16/9/2025). Bahkan, sang presiden sengaja tampil dengan gaya yang sangat militaristik; ia secara khusus hadir dengan mengenakan seragam militer lengkap, sebuah gambaran yang jelas-jelas ingin menyampaikan pesan kuat kepada dunia. “Pada hari ini, kami sedang melaksanakan bagian akhir dari latihan strategis Zapad 2025. Sebanyak 100.000 personel ikut ambil bagian,” tegas Putin seperti yang dilansir AFP pada Rabu (17/9/2025). Yang menarik, pernyataan Putin ini justru bertolak belakang secara mencolok dengan klaim sebelumnya dari Minsk yang menyatakan hanya sekitar 7.000 tentara yang terlibat, sebuah disparitas angka yang langsung memantik gelombang pertanyaan besar dari berbagai pihak.

Aliansi Global dan Pengawasan Langsung AS

Tak hanya itu, Kremlin melalui kantor berita Rusia kemudian memperluas wawasan kita tentang latihan ini dengan mengungkap sebuah fakta yang lebih mencengangkan lagi: latihan militer gabungan raksasa ini juga melibatkan tentara dari banyak negara lain, yaitu India, Iran, Bangladesh, Burkina Faso, Kongo, serta Mali. Dengan demikian, latihan ini tidak hanya sekadar menunjukkan kekuatan militer Rusia-Belarusia, tetapi juga dengan sengaja memamerkan jaringan aliansi militernya yang semakin global dan kompleks. Sebagai bentuk transparansi atau justru sebuah intimidasi yang terang-terangan, latihan militer gabungan skala besar ini bahkan mereka saksikan pula oleh perwakilan militer Amerika Serikat, sebuah tindakan yang menciptakan dinamika pengawasan langsung yang sangat unik dan tegang.

Eskalasi Ketegangan dan Respons Tinggi NATO

Akibatnya, blok NATO pun langsung meningkatkan kewaspadaannya ke level yang paling tinggi menyusul manuver Zapad yang sengaja mereka gelar di lokasi yang sangat dekat dengan perbatasan sekutu Barat tersebut. Situasi yang sudah panas ini kemudian mereka tambah dengan eskalasi baru setelah insiden jatuhnya drone Rusia di Polandia pekan lalu, sebuah kejadian yang akhirnya memicu Warsawa untuk segera menutup seluruh perbatasannya dengan Belarus. Meski demikian, Putin dengan lantang membingkai latihan ini sebagai sebuah tindakan yang murni defensif; menurutnya, latihan ini khusus mereka rancang untuk melatih “penangkalan terhadap potensi agresi terhadap Negara Persatuan”, sebuah istilah yang secara khusus merujuk pada aliansi Rusia-Belarusia.

Tuduhan Simulasi Serangan dan Persiapan Polandia

Di sisi lain, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk justru menanggapi dengan tuduhan yang sangat serius; ia secara terbuka menuding latihan itu secara khusus dirancang untuk mensimulasikan pendudukan Koridor Suwalki, sebuah jalur strategis super vital yang menjadi penghubung Polandia dengan negara-negara Baltik. Oleh karena itu, sebagai bentuk antisipasi langsung yang konkret, Warsawa pun tak tinggal diam dan segera mengonfirmasi bahwa mereka telah menyiagakan 40.000 tentaranya di dekat perbatasan Polandia-Belarus, sebuah langkah tegas untuk mempersiapkan segala kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.

Uji Coba Rudal Hipersonik dan Skenario Nuklir Mencegangkan

Selain itu, dalam rangkaian latihan militer gabungan Zapad yang mencekam ini, Rusia juga dengan bangga melaporkan keberhasilan uji coba peluncuran rudal hipersonik Zirkon dari sebuah fregat di Laut Barents pada Minggu (14/9/2025). Lebih mengkhawatirkan lagi, militer Belarus secara terang-terangan menyebutkan sebuah skenario yang mencegangkan: perencanaan pengerahan senjata nuklir turut mereka masukkan dalam skenario latihan tahun ini, sebuah eskalasi yang sangat signifikan dan berbahaya yang langsung menarik perhatian dunia.

Sebagai perbandingan yang tidak boleh kita abaikan, edisi Zapad pada tahun 2021 lalu tercatat melibatkan sekitar 200.000 personel. Yang menjadi catatan penting dan suram bagi sejarah, latihan besar tersebut hanya berlangsung beberapa bulan sebelum Rusia akhirnya mengerahkan pasukannya untuk melakukan invasi skala penuh ke Ukraina. Fakta historis inilah yang kemudian membuat komunitas internasional, khususnya NATO, memandang serius setiap gerak-gerik dari latihan Zapad 2025 ini, karena kekhawatiran yang sangat nyata bahwa ini bisa menjadi pemanasan untuk operasi militer yang sesungguhnya di masa depan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com