MADRID, Exposenews.id – Dalam sebuah gebrakan berani yang mengguncang dunia olahraga, Wakil Perdana Menteri Spanyol, Yolanda Diaz, secara terang-terangan menyerukan larangan bagi Israel untuk berpartisipasi dalam semua ajang olahraga internasional. Lebih lanjut, politisi berhaluan kiri ini dengan lantang menyatakan bahwa Israel “tidak dapat berkompetisi dalam ajang apa pun, jika terus melakukan genosida” di Gaza. Tidak hanya berhenti di situ, Diaz juga dengan bangga memuji masyarakat Spanyol karena telah “memberi pelajaran kepada dunia dengan melumpuhkan Vuelta,” ungkapnya di Instagram. Seruan panas ini bukan tanpa alasan, melainkan muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah Israel secara resmi melarang Diaz masuk ke negara mereka akibat kritik pedasnya yang terus-menerus terhadap perang di Gaza.
Aksi Protes Rakyat Lumpuhkan Ajang Balap Sepeda Bergengsi
Selanjutnya, gelombang protes pun pecah. Aksi solidaritas untuk Palestina dan demonstrasi anti-Israel berhasil menghentikan secara paksa putaran terakhir dari ajang balap sepeda bergengsi, Vuelta Spanyol 2025, di Madrid. Para demonstran dengan cerdik memanfaatkan sorotan kamera internasional yang hadir untuk mengecam tanpa henti operasi militer Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama hampir dua tahun dan menewaskan ribuan nyawa. Di sepanjang kota yang dilalui jalur balapan, ratusan warga dengan penuh semangat mengibarkan bendera Palestina. Puncaknya, mereka secara massal berdiri di tikungan terakhir menuju garis finis etape ke-15, tepat di hadapan lensa kamera televisi yang menyiarkan acara secara langsung ke seluruh penjuru dunia.
Dukungan Penuh Pemerintah: Ditolaknya Standar Ganda
Yang mengejutkan, aksi protes massal terhadap Israel ini justru mendapat dukungan penuh dan terbuka dari pemerintah Spanyol sendiri. Menteri Luar Negeri José Manuel Albares tanpa ragu menegaskan dukungannya jika tim Israel dikeluarkan dari balapan Vuelta. Sebelumnya, Menteri Olahraga Spanyol yang juga menjabat sebagai juru bicara pemerintah, Pilar Alegria, telah menyampaikan sikap yang sama persis pada Kamis (11/9/2025). Alegria dengan tegas menyatakan bahwa tim-tim Israel seharusnya menerima perlakuan yang sama dengan tim Rusia yang dilarang tampil pada 2022 setelah menginvasi Ukraina.
Menteri Olahraga Soroti Keras Kebijakan “Standar Ganda”
Lebih jauh lagi, Alegria dengan keras menyoroti adanya standar ganda yang sangat jelas dan tidak adil untuk kedua kasus ini. “Sulit untuk menjelaskan dan memahami adanya standar ganda,” tegas Alegria kepada stasiun radio Spanyol Cadena SER. “Mengingat telah terjadi pembantaian, genosida, dan situasi yang sangat mengerikan yang kita saksikan setiap hari, saya sangat setuju bahwa federasi dan komite internasional harus mengambil keputusan yang sama persis seperti pada tahun 2022.” Ia juga mengingatkan bahwa “Tidak ada tim, tidak ada klub dari Rusia yang diizinkan berpartisipasi dalam kompetisi internasional, dan ketika atlet individu mereka berpartisipasi, mereka melakukannya di bawah bendera netral dan tanpa lagu kebangsaan.”
Tekanan pada Federasi Sepeda Dunia untuk Ambil Sikap
Oleh karena itu, Alegria menyatakan keinginannya yang kuat agar penyelenggara Vuelta memblokir tim Israel-Premier Tech untuk berkompetisi. Namun, harus diakui bahwa keputusan akhir seperti itu sepenuhnya berada di tangan badan pengatur dunia balap sepeda, Union Cycliste Internationale (UCI). Pemerintah Spanyol kini mendorong UCI untuk mengambil sikap adil dan konsisten, tanpa memandang bulu. Tekanan dari pemerintah dan publik Spanyol ini menciptakan tantangan besar bagi UCI, yang kini harus memilih antara mempertahankan netralitas olahraga atau mengambil sikap politik terhadap konflik yang sedang berlangsung.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com