Berita  

Pagar Beton di Cilincing: Ancaman Baru bagi Mata Pencaharian Rakyat Pesisir

Pagar beton di wilayah utara Marunda, Cilincing, Jakarta Utara

JAKARTA, Exposenews.id – Sebuah fenomena mengkhawatirkan kini menerpa masyarakat pesisir! Kemunculan pagar beton di laut Cilincing, Jakarta Utara, secara nyata mengancam mata pencaharian dan masa depan para nelayan setempat. Secara spesifik, pembangunan tiga struktur beton raksasa itu dinilai drastis mengurangi area tangkap tradisional mereka. Akibatnya, kekhawatiran akan penurunan pendapatan yang signifikan pun tidak terelakkan lagi.

Bahkan, seorang nelayan (Boy, bukan nama sebenarnya, 30 tahun) dengan jelas memaparkan dampak langsungnya. “Dampaknya, penghasilan kami benar-benar berkurang drastis. Tadinya penghasilan cukup untuk hidup layak, sekarang sama sekali tidak mencukupi,” ujarnya dengan nada prihatin saat diwawancarai di lokasi pada Jumat (22/8/2025). Sungguh ironis, sebelumnya, sebelum kehadiran pagar laut itu, Boy dengan mudah bisa meraup pendapatan kotor antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta setiap harinya.

Namun, situasi sekarang berubah seratus delapan puluh derajat. Kini, pendapatannya merosot tajam dan hanya menyisakan sekitar Rp 50.000 per hari. Alasan utamanya, Boy kini lebih sering hanya mendapatkan ikan beseng yang harganya sangat murah, hanya laku dijual sekitar Rp 1.000 per kilogram. Transisi dari kehidupan sejahtera ke kondisi serba kekurangan ini terjadi begitu cepat dan diluar kendali mereka.

Proyek Sah, Nasib Nelayan Terabaikan?

Di tengah ancaman terhadap ratusan keluarga nelayan ini, ternyata keberadaan pagar beton tersebut sudah mengantongi izin resmi dari pihak berwenang. Lebih dari itu, proyek ini bahkan menyandang status sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) milik pemerintah pusat yang berkolaborasi dengan PT Karya Citra Nusantara (KCN).

Widodo Setiadi, Direktur Utama PT KCN, dengan tegas membela keabsahan proyek ini. “Jadi kalau saya ditanya, apakah ini sah? Jawabannya, sah. Sebetulnya proses pembangunan ini sudah kami mulai sejak 2010 dan polanya tetap konsisten,” ujarnya saat konferensi pers di Marunda, Jakarta Utara. Widodo juga menjelaskan, pihaknya membangun tiga pagar beton di Perairan Cilincing tersebut dengan tujuan utama membangun dermaga baru dan prosesnya tidak dilakukan secara mendadak atau terburu-buru.

Selanjutnya, dermaga itu akan mereka alihfungsikan untuk aktivitas bongkar muat batu bara serta berbagai komoditas lainnya. Untuk menepis kekhawatiran publik, PT KCN juga mengklaim bahwa proyek besar ini sudah mengantongi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menjadi jaminan kelayakan lingkungan.

Janji Solusi dan Proses Pendataan

Meski proyek telah berjalan, PT KCN berjanji akan mencari solusi terbaik bagi para nelayan yang terdampak. Sebagai langkah awal, perusahaan telah menggelar pertemuan langsung dengan sejumlah nelayan untuk mendengarkan keluhan mereka. Kemudian, proses pendataan terhadap nelayan terdampak kini sedang mereka lakukan secara bersama-sama dengan Dinas KPKP.

“Kami akan bekerjasama dengan Dinas KPKP, baik di tingkat Sudin, untuk mendata dengan benar terlebih dahulu. Hal ini kami lakukan karena kami ingin memastikan bahwa yang menerima bantuan nanti adalah benar-benar nelayan Jakarta asli dari Cilincing, bukan dari daerah lain,” kata Widodo menjelaskan langkah antisipasinya. Berdasarkan data sementara, Widodo menyebutkan ada sekitar 700 nelayan dan 1.100 perahu yang beroperasi di Pesisir Cilincing.

Akan tetapi, data tersebut masih akan mereka konfirmasi dan verifikasi ulang secara detail. Tujuannya, agar solusi yang diberikan nanti benar-benar tepat sasaran dan dirasakan oleh para nelayan yang memang benar-benar terdampak aktivitas pembangunan. Selain itu, Widodo menyatakan akan mendiskusikan lebih lanjut dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merumuskan solusi terbaik. “Kami akan bersama-sama mencari formula terbaik yang bisa benar-benar membantu,” ucapnya menegaskan komitmen.

Rano Karno Turun Tangan, Janji Temui Langsung

Merespon gejolak yang terjadi, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengaku sedang aktif mencari solusi terbaik. Bahkan, ia berjanji akan menemui secara langsung para nelayan yang terdampak untuk mendengar aspirasi mereka dari sumber pertama. “Oh iya, pasti (akan menemui). Kan artinya sudah kami fasilitasi pertemuannya,” ujar Rano saat diwawancarai di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Minggu (14/9/2025).

Selanjutnya, Rano juga mengimbau dengan sangat agar pembangunan pagar beton tersebut tidak menutup akses nelayan untuk melaut dan mencari ikan di masa depan. Ia juga mengaku telah mendapatkan informasi mengenai rencana kompensasi. “Saya dengar sudah ada pertemuan, dan keluarga nelayan akan mendapat kompensasi bantuan. Namun, bentuknya apa, saya belum tahu detailnya, itu wewenang KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan),” ucap Rano menyudahi pernyataannya. Masyarakat kini menunggu realisasi dari semua janji dan diskusi ini, berharap nasib nelayan tidak lagi terhimpit di antara pembangunan dan kelangsungan hidup mereka.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com