Exposenews.id — Pernah dengar program pemerintah yang berakhir jadi “monumen” tak berguna? Nah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti tampaknya nggak mau program smartboard alias papan pintar ini bernasib sama. Dalam wawancara di Jakarta, Jumat (12/9/2025), Mu’ti dengan pede memastikan bahwa program digitalisasi pembelajaran ini bakal jalan mulus tanpa hambatan. Apa sih rahasianya?
Guru Jadi Kunci, Bukan Cuma Papan Pintar
Mu’ti punya prinsip: smartboard tanpa smart teacher ibarat gadget canggih yang cuma jadi pajangan. Makanya, langkah pertama yang dia siapkan adalah pelatihan buat para guru. Setiap sekolah yang dapat jatah smartboard wajib punya guru yang paham cara pakainya. “Kami latih gurunya supaya alat ini nggak cuma numpuk debu di gudang,” kata Mu’ti sambil bercanda, tapi serius, dalam acara Penandatanganan Kerja Sama dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Jakarta.
Bayangin, kalau papan pintarnya canggih tapi gurunya bingung, yang ada malah kelas jadi kacau, kan? Makanya, pelatihan ini jadi fokus utama biar guru-guru bisa maksimal ngoperasikan alat ini untuk bikin pembelajaran lebih seru dan interaktif.
Listrik dan Internet? Tenang, Sudah Dipikirin!
Selain urusan guru, Mu’ti juga nggak main-main soal infrastruktur. Banyak sekolah, terutama di daerah pelosok, yang listriknya pas-pasan atau bahkan nggak ada. Solusinya? Kemendikdasmen siap bantu bangun pembangkit listrik tenaga surya buat sekolah-sekolah ini. Keren, kan?
Nggak cuma itu, urusan internet yang sering bikin pusing juga udah diantisipasi. Mereka bakal kerja sama dengan BAKTI Komdigi untuk pastikan jaringan internet di sekolah-sekolah penerima smartboard lancar jaya. Jadi, nggak ada alasan lagi buat bilang, “Wah, sinyal jelek, nggak bisa pakai smartboard.”
Materi Pembelajaran Juga Sudah Siap
Biar smartboard ini nggak cuma jadi alat presentasi doang, Kemendikdasmen juga udah nyiapin 2.500 paket materi pembelajaran. Materi ini dirancang khusus biar nyambung sama teknologi smartboard. Jadi, guru nggak perlu bingung cari konten sendiri, tinggal pakai yang udah disediakan. Praktis, bukan?
Mu’ti juga menegaskan bahwa smartboard ini nggak akan bikin kelas jadi full daring. “Guru tetep jadi bintang utama di kelas, bukan cuma penutup laptop,” candanya. Jadi, meskipun ada smartboard, interaksi tatap muka antara guru dan murid tetep jadi prioritas. Smartboard cuma alat bantu biar pembelajaran lebih hidup, bukan menggantikan peran guru.
288.000 Smartboard Siap Disebar, Tapi…
Untuk tahun ini, Kemendikdasmen berencana menyebar 288.000 unit smartboard ke sekolah-sekolah yang berminat. Tapi, ternyata ada kabar kalau beberapa sekolah malah ogah-ogahan nerima alat ini. Entah karena nggak siap infrastrukturnya atau takut nggak bisa memanfaatkan, yang jelas Mu’ti nggak memaksa. “Kalau ada sekolah yang nggak mau, ya sudah, kami ambil lagi smartboard-nya buat sekolah lain yang lebih siap,” tegasnya.
Ini sih pendekatan yang realistis. Daripada alat canggih ini cuma jadi pajangan, mending dikasih ke sekolah yang antusias dan siap memanfaatkannya, kan?
Digitalisasi Pendidikan: Langkah Menuju Masa Depan
Program smartboard ini sebenarnya cuma salah satu bagian dari mimpi besar Kemendikdasmen untuk bikin pendidikan Indonesia lebih modern. Dengan teknologi, diharapkan anak-anak di pelosok pun bisa dapat akses pembelajaran yang sama kerennya kayak di kota besar. Tapi, Mu’ti sadar, tanpa persiapan matang, mimpi ini cuma bakal jadi angan-angan.
Makanya, dari pelatihan guru, pembangunan infrastruktur, sampai penyediaan materi pembelajaran, semua dirancang dengan cermat. Mu’ti nggak mau program ini cuma numpang lewat, lalu dilupain. “Kami ingin smartboard ini benar-benar bikin perubahan, bukan cuma proyek seremonial,” katanya.
Tantangan ke Depan
Meski udah punya jurus-jurus jitu, tantangan pasti tetap ada. Salah satunya adalah memastikan semua sekolah, terutama yang di daerah terpencil, benar-benar bisa memanfaatkan teknologi ini. Belum lagi soal pemeliharaan smartboard biar nggak cepat rusak. Tapi, dengan komitmen yang ditunjukkan Mu’ti dan timnya, sepertinya mereka udah siap buat ngatasin semua itu.
kunjungi juga laman berita gadget di Newtechclub.com
Buat para guru dan siswa, kehadiran smartboard ini bisa jadi angin segar. Bayangin, pelajaran nggak cuma dari buku teks atau papan tulis biasa, tapi bisa pake animasi, video, atau presentasi interaktif. Pasti bikin kelas jadi lebih seru, kan?
Penutup
Jadi, buat kamu yang masih skeptis sama program pemerintah, kali ini sepertinya Kemendikdasmen beneran serius. Dengan pelatihan guru, dukungan infrastruktur, dan materi pembelajaran yang udah disiapin, smartboard ini sepertinya nggak bakal jadi proyek mangkrak. Malah, ini bisa jadi langkah awal buat bikin pendidikan di Indonesia lebih kekinian. Yuk, kita dukung dan pantau bareng, biar pendidikan anak-anak kita makin cemerlang!