FLORES TIMUR, Exposenews.id – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral baru saja mengeluarkan peringatan menegangkan! Mereka melaporkan bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini sedang mengalami penyumbatan gas yang berbahaya. Kondisi kritis ini, tidak main-main, berpotensi memicu erupsi eksplosif yang sangat dahsyat.
Gempa Meningkat Signifikan, Ini Datanya!
Selanjutnya, mari kita simak data yang berhasil direkam oleh para ahli. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, membeberkan rangkaian data kegempaan selama periode 30 Agustus hingga 4 September 2025. Secara mengejutkan, gunung ini menunjukkan aktivitas seismik yang kompleks dan tinggi, dengan rincian: 1 kali gempa guguran, 7 kali gempa embusan, dan 3 kali tremor harmonik.
Tidak berhenti di situ, gempa terus berlanjut dengan intensitas yang mencemaskan. Para seismograf juga mencatat frekuensi gempa yang luar biasa, yakni 131 kali gempa tremor non-harmonik, 20 kali gempa low frequency, 53 kali gempa vulkanik dalam, 7 kali gempa vulkanik dangkal, dan ditutup dengan 31 kali gempa tektonik jauh.
Apa Arti Di Balik Gempa Tersebut?
Lalu, apa makna di balik deretan angka tersebut? Wafid dengan jelas menerangkan bahwa berdasarkan data kegempaan tadi, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, khususnya pada gempa tremor harmonik dan gempa vulkanik dalam.
Dengan kata lain, kedua peningkatan ini mengindikasikan sebuah fenomena geologis yang serius. Secara khusus, hal ini menandakan adanya suplai magma baru dari perut bumi yang dalam, sekaligus menunjukkan proses migrasi magma dari zona dangkal yang perlahan-lahan bergerak menuju permukaan.
Paradox Berbahaya: Gempa Naik, Erupsi Tidak
Selain itu, ada sebuah fenomena paradox yang terjadi. Selama periode pengamatan tersebut, gunung sama sekali tidak melepaskan erupsi. Justru, kondisi ini memperkuat dugaan bahwa telah terjadi penyumbatan pada saluran magma atau conduit.
Akibatnya, penyumbatan ini menciptakan efek pressure cooker yang sangat berisiko. Sumber magma yang terus-terusan terhambat naik ke permukaan akhirnya menyebabkan aktivitas kegempaan meningkat drastis, tanpa diiringi pelepasan energi melalui letusan.
Peringatan Resmi: Erupsi Eksplosif Mengancam
“Alhasil, akumulasi tekanan yang terperangkap inilah yang sangat berpotensi memicu erupsi eksplosif tiba-tiba,” tegas Wafid dalam keterangan resminya pada Sabtu (6/9/2025).
Tubuh Gunung Mulai “Mengembang”
Sebagai tambahan informasi, tim Badan Geologi juga tidak hanya mengandalkan data seismik. Dari hasil pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter selama satu minggu terakhir, mereka mendeteksi adanya pola inflasi atau pengembungan tubuh gunung secara perlahan.
Oleh karena itu, kondisi pengembungan ini perlu seluruh masyarakat waspadai, sebab inflasi merupakan pertanda klasik bahwa tekanan di dalam gunung terus membangun dan berpotensi sangat besar memicu erupsi.
Sinyal Berbeda dari Data Satelit
Akan tetapi, di sisi lain, data dari instrumen canggih Global Navigation Satellite System (GNSS) justru menunjukkan kecenderungan yang berlawanan, yaitu deflasi. Secara menarik, data ini justru mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik saat ini lebih dominan terjadi pada kedalaman yang dangkal.
Status Tetap SIAGA Level III
Akhirnya, setelah menggabungkan seluruh analisis visual dan instrumental ini, Badan Geologi menegaskan kesimpulannya. Aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki masih berada pada level tinggi, sehingga mereka pun mempertahankan status tingkat aktivitas gunung tersebut pada level III atau SIAGA.
Imbauan untuk Masyarakat
Dengan demikian, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun waspada, selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang, dan menjauhi segala rekomendasi zona berbahaya yang telah ditetapkan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com












