Berita  

Insiden Keracunan MBG Picu Kekhawatiran, Siswa di Gunungkidul Antisipasi dengan Bekal Mandiri

Ilustrasi menu MBG

Exposenews.id – Pasca dugaan keracunan makanan yang menggemparkan dunia pendidikan, tepatnya menimpa lima siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Gunungkidul, terjadi perubahan signifikan dalam kebiasaan para siswa. Akibatnya, banyak dari mereka yang kini memilih untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah masing-masing. Tak hanya itu, pihak Kodim 0730/Gunungkidul pun segera turun tangan dan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mengusut tuntas akar permasalahannya.

Menanggapi hal ini, Taufik Febrianto, seorang Guru Bimbingan Konseling (BK) di MTsN Gunungkidul, memberikan analisanya. Menurutnya, keputusan spontan para siswa untuk membawa bekal sendiri sangatlah wajar karena dipicu oleh rasa trauma dan ketakutan yang menyebar luas di seluruh lingkungan sekolah setelah kejadian mengenaskan tersebut. “Secara logika, kemungkinan besar mereka memang masih pada takut. Soalnya, kabar tentang keracunan itu kemarin menyebar sangat cepat ke seluruh warga sekolah. Alhasil, anak-anak akhirnya menjadi waspada dan memilih untuk tidak jajan sembarangan. Terutama bagi murid-murid yang sempat terindikasi keracunan, mereka pasti membawa bekal sendiri; mungkin orangtuanya juga yang khawatir dan melarang untuk jajan di sekolah,” ujarnya dengan nada prihatin saat ditemui di Wonosari, Kamis (4/9/2025).

Kondisi Terkini Para Siswa

Di sisi lain, Taufik juga membagikan kabar baik dan melegakan. Ia menyebutkan bahwa keempat siswa yang sempat dilarikan dengan tergopoh-gopoh ke IGD RSUD Wonosari dan seorang siswa lainnya yang sempat dirawat di UKS sekolah telah dinyatakan pulih dan sudah bisa kembali bersekolah seperti biasa. “Meskipun begitu, satu siswa masih harus beristirahat lebih lama di UKS karena masih mengeluhkan rasa pusing yang menyerang,” tambahnya penuh harap. “Namun secara keseluruhan, Alhamdulillah, kelima anak sudah bersekolah pada hari ini,” katanya sambil tersenyum lega.

Menyelisik Menu yang Diduga Bermasalah

Merunut ke belakang, menu yang disajikan pada hari kejadian, Rabu (3/9/2025), disebut-sebut termasuk telur dan sayur. Yang menjadi sorotan, banyak laporan yang menyatakan bahwa telur yang dihidangkan pada hari itu mengeluarkan bau amis yang tidak biasa.

Tindakan Preventif dari Kodim

Oleh karena itu, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, Komandan Kodim 0730/GK Letkol Inf Roni Hermawan secara langsung turun ke lapangan dan melakukan monitoring ketat ke dapur sehat mandiri milik SPPG. Dalam kunjungannya, ia memberikan banyak catatan penting dan kritis terkait mekanisme sterilisasi peralatan makan dan tingkat kebersihan area tempat makan. “Saya tegaskan, kepala dapur harus selalu mengecek dan memastikan proses sterilisasi alat makan berjalan dengan sempurna,” tegas Roni dengan suara lantang. Selanjutnya, ia juga mengingatkan seluruh staf dapur tentang pentingnya memperhatikan lubang angin di dapur yang ternyata bisa menjadi celah masuknya lalat dan serangga pembawa penyakit. “Tidak kalah penting, pengelolaan limbah sampah juga harus kita benahi. Caranya, dengan menyediakan tempat sampah khusus yang dimasukkan ke dalam plastik dan diikat dengan rapat, lalu ditaruh di dalam tempat sampah yang memiliki tutup agar tidak menimbulkan bau tidak sedap yang bisa mencemari makanan,” tambahnya memberikan solusi.

Proses Investigasi dari Dinas Kesehatan

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr. Ismono, mengungkapkan perkembangan terbaru dari proses investigasi. “Saat ini, pihaknya telah mengambil sampel makanan yang diduga bermasalah dan juga sampel muntah dari para siswa yang menjadi korban. Akan tetapi, hasil pemeriksaan laboratorium masih membutuhkan waktu dan diperkirakan baru akan keluar dalam waktu 7 hingga 14 hari ke depan,” jelasnya dengan detail. “Untuk sementara, situasi masih bisa dikendalikan dengan baik dan tidak ada penambahan kasus baru. Jadi, statusnya masih sebatas dugaan keracunan makanan sampai hasil lab keluar,” pungkasnya menegaskan.

Kronologi Awal dan Imbauan Penting

Sebagai informasi, sebelumnya Letkol Roni Hermawan telah menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan darurat mengenai empat siswa yang mengalami keluhan sakit perut, mual, dan muntah setelah mengikuti program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (3/9/2025). “Kini, siswa yang kemarin sakit Alhamdulillah sudah pulang semua, dan pihak dapur (SPPG) juga telah mengecek kondisi mereka langsung ke rumah sakit. Syukurlah, semua siswa sudah dalam kondisi yang baik dan sehat,” tutup Roni dengan perasaan lega sekaligus berharap insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu mengutamakan kebersihan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com