Exposenews.id – Dunia maya sempat digegerkan oleh kabar meninggalnya Raya, seorang bocah berusia 4 tahun asal Sukabumi, Jawa Barat. Awalnya, banyak media sosial menyebutkan cacingan sebagai penyebabnya, tetapi ternyata penyebab utamanya adalah sepsis yang sangat parah. Bocah malang ini tumbuh di lingkungan dengan sanitasi yang sangat memprihatinkan. Keluarga mereka bahkan menjadikan kolong rumah sebagai kandang ternak, yang juga menjadi area bermain Raya. Kondisi keluarganya pun sangat memilukan; sang ibu mengalami gangguan jiwa, sementara sang ayah harus berjuang melawan TBC yang ternyata juga menular kepada Raya.
Meskipun sempat mendapat perawatan intensif di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi, nyawa Raya tidak tertolong. Setelah berjuang selama sembilan hari, ia akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (21/7/2025) pukul 14.24 WIB. Tim dokter yang menanganinya dengan tegas menyatakan bahwa penyebab kematiannya adalah sepsis, dan sama sekali bukan karena cacingan seperti yang ramai diperbincangkan.
Kondisi Kritis Saat Tiba di Rumah Sakit
Mengungkap kondisi awalnya, dokter spesialis anak, dr. Sianne, Sp.A, menjelaskan bahwa Raya tiba di IGD dalam keadaan tidak sadarkan diri. Keluarga pun bercerita bahwa Raya sudah mengalami demam sangat tinggi disertai penurunan kesadaran sejak sehari sebelumnya. “Hasil pemeriksaan radiologi toraks kami dengan jelas menunjukkan adanya TBC paru aktif dan pneumonia yang menggerogoti paru-parunya,” ujar Sianne pada Selasa (26/8/2025). Selain itu, dari hasil radiologi abdomen, tim medis menemukan banyak cacing gelang dewasa, namun untungnya tidak ada tanda-tanda penyumbatan. “Yang memperparah keadaannya, CT scan kepala juga berhasil mengonfirmasi bahwa Raya menderita meningitis,” lanjut Sianne.
Selama masa perawatan, tim medis memberikan terapi yang sangat komprehensif. Mereka memberikan kombinasi obat anti-TB, antibiotik kuat, obat penstabil tekanan darah, dan juga albendazole untuk membasmi cacing. “Setelah pemberian obat cacing, pasien secara bertahap mengeluarkan cacing dalam jumlah yang sangat banyak melalui buang air besar selama beberapa hari berturut-turut,” jelasnya. Sayangnya, meski semua upaya terbaik sudah dilakukan, kondisi Raya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. “Kami menyimpulkan bahwa penyebab langsung kematian Raya adalah sepsis. Kondisi ini diperberat oleh faktor malnutrisi berat berupa kwashiorkor dan stunting, serta penyakit dasar meningitis TBC stadium 3 yang sudah sangat parah,” tegas Sianne.
Bantahan Keras: Bukan Disebabkan Cacing Gelang
Menanggapi kabar yang beredar, Ketua Kolegium Parasitologi Klinik, Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Par.K, dengan sangat tegas membantah bahwa cacing gelang (Ascaris lumbricoides) menjadi penyebab kematian Raya. “Kami tegaskan sekali lagi bahwa penyebab kematian bukanlah cacing. Pasien datang dalam keadaan kesadaran yang sudah sangat menurun,” katanya. Lebih lanjut, ia memaparkan, “Mekanisme kerja albendazole tidak langsung membunuh cacing, melainkan hanya memicu cacing untuk bermigrasi keluar dari tubuh. Hasil foto abdomen juga sama sekali tidak menunjukkan adanya sumbatan usus yang bisa memicu peritonitis mematikan.”
Klarifikasi Hoaks: Cacing Tidak Masuk ke Otak!
Dokter anak, Prof. dr. Anggraini, Sp.A(K), membantah keras kabar viral yang menyebut cacing masuk ke otak Raya. Ia menegaskan bahwa cacing dewasa secara fisik mustahil bermigrasi ke otak, paru, atau jantung karena ukurannya terlalu besar untuk masuk ke pembuluh darah.
dr. Sianne juga menambahkan bahwa rumah sakit tidak pernah menimbang cacing yang keluar, karena prosesnya terjadi bertahap selama beberapa hari.
Ia mengingatkan bahwa kasus ini harus menjadi peringatan tentang bahaya TBC lanjut, malnutrisi, dan infeksi parasit. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan akan gizi anak, sanitasi lingkungan, dan deteksi dini penyakit menular.
Lalu, Apa Itu Sepsis yang Mematikan Itu?
Sepsis adalah kondisi gawat darurat dimana tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi, justru merusak dirinya sendiri. Peradangan luas ini mengacaukan aliran darah, sehingga organ vital seperti paru-paru, ginjal, dan jantung kekurangan oksigen. Dalam kasus terparah, sepsis bisa berubah menjadi syok septik hingga tekanan darah anjlok drastis dan tidak membaik meski sudah diberi infus. Risiko kematiannya mencapai 50%!
Penyebab dan Siapa Saja yang Berisiko?
Perlu kamu tahu, sepsis bisa muncul dari berbagai jenis infeksi, mulai dari pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi pencernaan, hingga infeksi kulit yang dianggap sepele. Beberapa bakteri pemicu utamanya adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli (E. coli), dan Streptococcus. Kelompok orang dengan sistem imun lemah seperti penderita penyakit kronis (diabetes, TBC, HIV/AIDS), lansia, bayi, dan pasien pasca operasi besar memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami sepsis.
Kenali Gejala-Gejala Sepsis Sejak Dini!
Agar tidak terlambat, kamu harus mewaspadai tanda-tanda sepsis berikut ini:
-
Demam sangat tinggi, menggigil hebat, atau justru merasa kedinginan yang luar biasa.
-
Napas menjadi sangat cepat atau merasa sulit sekali untuk bernapas.
-
Jantung berdebar-debar kencang tanpa alasan yang jelas.
-
Kebingungan, disorientasi, atau penurunan kesadaran yang signifikan.
-
Produksi urine menurun drastis atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali.
-
Kulit terasa lembap dan berkeringat secara tidak wajar.
-
Mengeluh nyeri hebat pada seluruh tubuh.
Bagaimana Cara Menangani Sepsis?
Penanganan sepsis tidak bisa ditunda! Semua pasien yang diduga sepsis harus segera mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Protokol penanganannya biasanya meliputi:
-
Pemberian antibiotik spektrum luas secara intravena (infus) untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.
-
Pemberian cairan infus dalam jumlah besar dan obat-obatan untuk menjaga tekanan darah dan aliran oksigen ke organ vital.
-
Drainase bedah atau operasi jika ditemukan abses (kantong nanah) atau sumber infeksi tertentu yang harus dibersihkan.
-
Terapi pendukung seperti hemodialisis (cuci darah) jika fungsi ginjal sudah terganggu.
Yuk, Cegah Sepsis Sebelum Terlambat!
Kabar baiknya, sepsis bisa kita cegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan bersih:
-
Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.
-
Selalu rawat luka terbuka dengan benar hingga sembuh total untuk mencegah infeksi.
-
Lengkapi vaksinasi diri dan keluarga, terutama vaksin pneumonia dan influenza.
-
Kelola dengan baik penyakit kronis yang diderita dan kontrol rutin ke dokter.
-
Jaga selalu pola makan sehat dan pastikan kecukupan gizi, khususnya untuk anak-anak.
-
Perhatikan sanitasi lingkungan tempat tinggal agar tetap bersih dan higienis.
Komplikasi Mengerikan dari Sepsis
Jika terlambat ditangani, sepsis dapat memicu komplikasi yang sangat mengerikan, seperti:
-
Syok septik yang berakibat fatal.
-
Gagal multi-organ seperti paru-paru, ginjal, hati, dan jantung.
-
Gangguan pembekuan darah yang disebut DIC (Disseminated Intravascular Coagulation).
-
Kematian jaringan (gangrene) yang dapat berujung pada amputasi.
-
Gangguan kognitif dan neurologis jangka panjang, bahkan koma.
Kasus tragis Raya ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang betapa kritikalnya peran gizi anak, kebersihan lingkungan, dan kewaspadaan terhadap penyakit menular.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com