Berita  

Darurat Kekeringan! BPBD Pasuruan Bergerak Cepat Salurkan Air Bersih

PASURUAN, Exposenews.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tak tinggal diam! Mereka langsung bergerak cepat menyalurkan air bersih ke sejumlah desa yang mulai terancam krisis air di puncak musim kemarau. Bantuan ini jadi solusi darurat menyusul menyusutnya debit mata air di wilayah perbukitan, yang bisa berujung pada kekeringan parah.

“Kami sudah memetakan desa-desa rawan kekeringan sejak dini,” tegas Sugeng Hariyadi, Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Jumat (15/8/2025). “Di akhir Agustus hingga awal September, puncak kemarau diprediksi makin parah, jadi kami tak bisa menunggu sampai warga benar-benar kehausan!”

5 Desa Prioritas yang Sudah Dapat Bantuan

Berdasarkan data BPBD, setidaknya 5 desa di Pasuruan sudah merasakan dampak serius dari kemarau panjang. Empat desa berada di Kecamatan Lumbang, yaitu Desa Karangjati, Pancur, Watulumbung, dan Bulukandang. Sementara itu, di Kecamatan Winongan, Desa Kedungrejo juga mulai kesulitan air bersih.

“Sepekan terakhir, kami rutin mendistribusikan 10 ribu liter air bersih setiap hari,” jelas Sugeng. “Ini langkah antisipasi agar warga tidak sampai kekurangan air minum dan memasak, apalagi sampai jatuh sakit!”

Air Bersih Dikirim Langsung ke Tandon Desa

BPBD tak main-main! Mereka memastikan bantuan air bersih benar-benar sampai ke tangan warga yang paling membutuhkan. Caranya? Tim BPBD mengisi langsung tandon air milik desa dan mendistribusikannya ke titik-titik strategis di kampung-kampung terdampak.

“Kami prioritaskan untuk kebutuhan minum dan masak dulu,” tambah Sugeng. “Kalau untuk mandi atau minum ternak, warga masih bisa mengandalkan air sungai, meski kami tahu itu tidak ideal.”

Warga: “Alhamdulillah, Bantuan Ini Sangat Membantu!”

Reaksi warga pun sangat positif. Sopian, salah satu warga Desa Pancur, mengaku lega dengan adanya bantuan ini. “Ya, kami bersyukur sekali. Air ini benar-benar menyelamatkan kebutuhan dapur keluarga kami,” ujarnya.

Meski begitu, warga masih harus berhemat. Untuk mencuci pakaian atau memberi minum hewan ternak, mereka terpaksa mengandalkan air sungai yang kualitasnya jauh di bawah standar air bersih.

BPBD Siaga 24 Jam!

Sugeng menegaskan, BPBD akan terus memantau perkembangan situasi. “Kami tetap siaga. Jika ada desa lain yang mulai krisis air, bantuan akan segera kami salurkan,” tegasnya.

Dia juga mengimbau warga untuk menggunakan air sehemat mungkin selama musim kemarau ini. “Jangan sampai boros, karena kita tidak tahu kapan musim hujan akan kembali,” pesannya.

Kenapa Sumber Air Mengecil?

Fenomena menyusutnya mata air di perbukitan Pasuruan bukan tanpa alasan. Selain karena cuaca ekstrem El Niño yang memperpanjang musim kemarau, penggundulan hutan di beberapa wilayah juga turut memperparah kondisi. Akibatnya, debit air tanah semakin menipis, dan mata air yang biasanya mengalir deras kini hanya menetes.

Apa Solusi Jangka Panjangnya?

BPBD mengaku sedang berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas PUPR untuk mencari solusi permanen. “Kami tidak ingin setiap tahun kejadian seperti ini berulang. Mungkin perlu pembuatan embung atau sumur bor di titik-titik rawan,” ujar Sugeng.

Sementara itu, warga berharap bantuan air bersih tetap lancar hingga musim hujan tiba. “Kami tidak mau sampai harus beli air dengan harga mahal seperti tahun lalu,” keluh seorang warga Desa Watulumbung.

Tetap Waspada!

Puncak kemarau diprediksi masih akan berlangsung hingga pertengahan September. BPBD mengingatkan warga untuk:

  1. Menyimpan air secukupnya.

  2. Melaporkan segera jika ada sumber air yang mengering.

  3. Tidak membakar sampah sembarangan untuk menghindari kebakaran lahan.

“Kami akan terus update informasi terkait distribusi air bersih melalui posko BPBD,” tutup Sugeng.