Exposenews.id – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, belum bisa memastikan kapan penyaluran Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Sragen, Jawa Tengah, akan dilanjutkan. Pasalnya, pihaknya harus mengungkap dulu penyebab keracunan massal yang menimpa ratusan warga!
“Kami baru akan melanjutkan distribusi MBG setelah penyebab keracunan teridentifikasi jelas. Selain itu, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga wajib menyusun rencana perbaikan layanan agar lebih berkualitas,” tegas Dadan pada Kamis (14/8/2025).
Dia menegaskan, penghentian sementara ini adalah prosedur standar ketika ada laporan keluhan dari penerima manfaat. “Ini SOP! Setiap ada kejadian keracunan, distribusi langsung dihentikan sementara sampai penyebabnya jelas,” jelas Dadan.
Tak hanya itu, BGN kini fokus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SPPG atau dapur penyedia MBG terkait. Tujuannya? Memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. “Kami sedang benahi sistem layanan di SPPG lokal. Harapannya, kualitas layanan meningkat dan insiden seperti ini tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Sementara itu, bencana keracunan MBG di Sragen semakin meluas! Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, mengungkapkan bahwa total korban mencapai 251 orang per Selasa (12/8/2025) malam. Yang kena bukan cuma siswa, tapi juga guru dan orang tua!
“Hari ini kami dapat laporan ada puluhan siswa SD dan SMP di Gembong yang mengalami mual, sakit perut melilit, bahkan muntah-muntah. Jelas ini gejala keracunan. Total yang melapor sudah 251 orang!” ungkap Sigit.
Sigit segera bertindak tegas dengan:
-
Menghentikan sementara distribusi MBG dari penyedia terduga bermasalah selama 2 hari untuk investigasi
-
Memberikan pengobatan gratis bagi korban keracunan
-
Membentuk pusat krisis darurat
-
Menyiapkan Puskesmas siaga 24 jam
-
Mengirim sampel makanan ke laboratorium Semarang untuk pemeriksaan toksikologi
Meski belum ada kepastian, dugaan sementara mengarah pada kontaminasi bakteri atau bahan berbahaya dalam makanan. Pihak berwenang masih menunggu hasil uji lab untuk memastikan penyebab pastinya. “Kami tidak mau ambil risiko. Selama belum ada kejelasan, MBG di Sragen tetap dihentikan,” tegas Dadan.
Pemerintah benar-benar serius menangani kasus ini. “Kami tidak mau ada korban lagi. Keamanan pangan rakyat adalah yang utama,” tegas Sigit.