BOGOR, Exposenews.id – Seorang pegawai bank BUMN di Kota Bogor, Jawa Barat, berinisial RL, akhirnya berurusan dengan hukum setelah kedok permainan kredit fiktifnya terbongkar. Alih-alih menjalankan tugas dengan jujur, dia malah bikin negara rugi hingga Rp 7,8 miliar!
Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bogor pun gercep (gerak cepat) menetapkan RL sebagai tersangka. Bahkan, Kamis (7/8/2025) kemarin, dia sudah resmi dipenjara di Rutan Paledang berdasarkan surat perintah penahanan.
Awal Mula Kasus Terungkap
Kasus ini ternyata udah diselidiki sejak awal 2024, lho! Kepala Seksi Intelijen Kejari Kota Bogor, Sigit Prabawa Nugraha, ngaku kalo RL awalnya mangkir tiga kali dari panggilan pemeriksaan. Alhasil, penyidik terpaksa jemput paksa ke rumahnya.
RL sendiri bekerja sebagai mantri alias tenaga pemasar di bank. Tugasnya sih cari nasabah yang layak dapat kredit. Tapi, dia malah manipulasi data buat ngemplang duit negara!
Modus Operandi Licik RL
Nah, biar makin jelas, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Kota Bogor, Feby Gumilang, bocorin cara kerja RL:
Ngumpulin Nasabah: RL ngajak beberapa nasabah buat ngajuin pinjaman.
Markup Nilai Kredit: Misalnya, nasabah minjem Rp 100 juta, tapi di laporan bank jadi Rp 200-300 juta!
Silep Duit Selisih: Selisihnya dia embat buat kepentingan pribadi!
Gila, ya? Nggak cuma sekali, modus ini dipake di 221 rekening pinjaman yang akhirnya bikin kredit macet dan merugikan negara.
Kerugian Negara Capai Rp 7,8 Miliar!
Berdasarkan audit Kantor Akuntan Publik (KAP), total kerugian negara mencapai Rp 7.808.830.736. Wow, angka yang nggak main-main!
RL sekarang dijerat UU Tipikor Pasal 2, Pasal 3 juncto Pasal 18, dan Pasal 8. Artinya, dia bisa dihukum berat kalau terbukti bersalah.
Nasabah Jadi Korban, RL Malah Kabur!
Yang bikin kesel, RL sempat ngacir dari pemeriksaan. Tapi, kejaksaan nggak tinggal diam. Mereka langsung buru dia sampai ketemu.
Kejaksaan kini menahan RL selama 20 hari di Rutan Paledang sambil menunggu proses hukum lebih lanjut.
Apa Kata Pakar?
Kalau ngomongin korupsi di sektor perbankan, Feby Gumilang bilang kalo modus kredit fiktif ini bukan hal baru. Tapi, pelakunya biasanya ngira bakal aman. Padahal, ujung-ujungnya ketahuan juga!
Sigit Prabawa Nugraha juga ngingetin, kalo korupsi di bank BUMN bukan cuma merugikan negara, tapi juga nasabah dan sistem perbankan secara keseluruhan.
Kejaksaan bakal perdalam penyelidikan buat ngungkap apakah RL punya komplotan atau enggak. Soalnya, mustahil dia bisa jalanin aksinya sendirian.
Selain itu, pihak bank harus lebih ketat mengawasi sistem kredit biar kasus kayak gini nggak kejadian lagi!