Berita  

Miris! 53 Sopir Ambulans Jember Tak Digaji Selama 7 Bulan

JEMBER, Exposenews.id – Nasib 53 sopir ambulans desa di Jember, Jawa Timur, miris! Sudah 7 bulan mereka tak menerima gaji, padahal terus bekerja mengantar pasien. Padahal, mereka sudah melayangkan protes ke Pemkab dan DPRD, tapi seperti ditelan bumi, tak ada respons.

Leo Arta Pranata, sopir ambulans Desa Arjasa, mengeluh. Sejak Januari 2025, gajinya mandek. Namun, ia tetap setia menjalankan tugas. “Gaji pokok dari Pemkab Rp 1,75 juta enggak pernah cair, cuma dapat jasa dari puskesmas Rp 200-300 ribu sebulan, itupun enggak pasti,” ujarnya, Kamis (7/8/2025).

Agar bisa bertahan hidup, Leo nekat jadi sopir lepas di hari libur. “Sabtu-Minggu saya cari tambahan, nebeng teman,” tuturnya.

Dua kali mereka kirim surat ke Bupati dan DPRD Jember pada Juli 2025. Hasilnya? Nol besar! DPRD sempat janji rapat dengar pendapat, tapi hingga kini tak ada kabar. “Kami cuma mau diundang audiensi, dapat angin segar,” harap Leo, yang sudah jadi sopir ambulans sejak 2022.

Christoffel Imang, sopir ambulans Desa Rejoagung, juga merasakan hal sama. Gajinya belum cair sejak Januari, tapi ia tetap melayani masyarakat. “Saya enggak minta lebih, cuma hak saya yang harus dibayar,” tegasnya.

Untuk bertahan, Christoffel jadi buruh proyek dan terpaksa menggadaikan BPKB motornya. “Pejabat harus belajar memanusiakan manusia. Hidup kami susah, tapi mereka diam saja,” sindirnya pedas.

56 Sopir Terdampak, 3 Orang Menyerah
Awalnya, ada 56 sopir yang tak digaji. Tiga di antaranya memilih berhenti, menyisakan 53 orang yang masih bertahan. Kabarnya, mereka tak dibayar karena gagal ikut seleksi PPPK 2024.

Plt. Kadinkes Jember, Akhmad Helmi Luqman, berkilah. Menurutnya, 56 sopir ini tak masuk database BKN dan tak direkomendasikan pansus non-ASN DPRD. “Karena pansus waktu itu melarang, kami enggak berani bayar,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).

DPRD Jember Banyak Alasan
Wakil Ketua DPRD Jember, Widarto, mengaku sudah meneruskan surat sopir ambulans ke Komisi D. Namun, ia beralasan jadwal masih padat karena penyelarasan PAPBD dengan OPD.

Aksi Nyata atau Cuma Janji?
Masyarakat Jember menunggu tindakan konkret. Jika pejabat tak segera bergerak, bisa-bisa layanan ambulans desa kolaps. Sopirnya sudah kelelahan, fisik dan mental.