Israel Akan Gempur Gaza! Ambisi Netanyahu Kuasai Gaza

TEL AVIV, Exposenews.id – Kabinet keamanan Israel baru saja memberikan lampu hijau untuk rencana kontroversial Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: mengambil alih Gaza City, ibu kota Jalur Gaza! Keputusan ini langsung menggegerkan dunia setelah diumumkan secara resmi Jumat (8/8/2025) melalui siaran pers kantor Netanyahu, seperti dilaporkan AFP.

Operasi Militer + Bantuan Kemanusiaan: Strategi Ganda Israel
Dalam rencana tersebut, militer Israel bakal bergerak cepat menguasai Gaza City sembari mengalirkan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di luar zona pertempuran. Netanyahu bersikeras, langkah ini kunci utama untuk menghancurkan Hamas sekaligus mengamankan sandera.

Tak hanya itu, kabinet juga sepakat mengadopsi 5 prinsip penutup perang:

  1. Pelucutan total senjata Hamas

  2. Pengembalian semua sandera, hidup atau meninggal

  3. Demiliterisasi Gaza

  4. Kontrol keamanan Israel di wilayah tersebut

  5. Pemerintahan sipil baru yang bebas dari Hamas dan Otoritas Palestina

“Mayoritas menteri yakin rencana alternatif tak akan cukup untuk kalahkan Hamas atau bawa pulang sandera,” tegas pernyataan resmi itu, tanpa mau beri detail lebih jauh.

Netanyahu: “Kami Akuasai Gaza, Tapi Tak Akan Pimpin Langsung”
Dalam rapat kabinet Kamis (7/8/2025), Netanyahu ngotot Israel akan kuasai Gaza sepenuhnya, tapi dia menegaskan tidak berniat memerintah langsung. Padahal, hampir 2 tahun perang berkecamuk, tekanan domestik dan internasional makin membara. Dunia mendesak gencatan senjata secepatnya, mengingat 2 juta warga Gaza kelaparan dan nasib sandera yang masih terancam.

Demo di Yerusalem: Warga Israel Juga Muak!
Malam yang sama, ratusan pengunjuk rasa memadati jalanan Yerusalem, mengecam rencana perluasan perang. “Pemerintah ini sudah hancurkan hidup kami!” teriak Noa Starkman, salah satu demonstran. Forum Keluarga Sandera bahkan mendesak Kepala Staf Militer Eyal Zamir untuk tolak operasi militer baru, seperti dilansir Reuters.

Tapi, Menteri Pertahanan Yoav Katz bersikukuh: militer akan jalankan perintah pemerintah sampai semua target perang tercapai. Kabarnya, pertemuan Netanyahu dengan Zamir pekan ini pun berlangsung panas, karena sang jenderal menentang rencana ekspansi militer.

Gaza 2005 vs 2025: Israel Balikkan Keputusan Sejarah
Jika rencana ini benar-benar terjadi, Israel bakal membalikkan keputusan 2005 ketika mereka menarik seluruh warga dan tentaranya dari Gaza. Meski waktu itu, Israel tetap kuasai perbatasan, udara, dan utilitas. Partai-partai sayap kanan Israel selalu menyalahkan penarikan itu sebagai penyebab kemenangan Hamas di pemilu 2006.

Hamas Berang: “Ini Kudeta terhadap Negosiasi!”
Tak tinggal diam, Hamas langsung melabrak rencana Netanyahu. “Ini upaya terang-terangan untuk korbankan sandera dan gagalkan perdamaian!” tulis pernyataan resmi mereka. Pejabat Hamas Osama Hamdan bahkan mengancam akan anggap pasukan pendudukan sebagai musuh yang terkait Israel.

Sementara itu, Yordania lewat pejabatnya menyatakan, negara-negara Arab hanya akan dukung solusi yang disetujui Palestina. “Keamanan Gaza harus dikelola lembaga Palestina yang sah,” tegasnya.

Proposal Gencatan Senjata Gagal, Gaza di Ambang Kelaparan
Awal 2025, Israel dan AS pernah menolak proposal Mesir yang didukung pemimpin Arab. Intinya, usul itu ingin bentuk komite teknokrat Palestina untuk urus Gaza pascaperang. Tapi, negosiasi mentok lagi di Juli lalu.

Hamas sempat beri sinyal: bantuan kemanusiaan lebih besar bisa buka kembali pintu negosiasi. Namun, Israel menuduh Hamas mencuri bantuan untuk pasukannya—tuduhan yang dibantah habis-habisan.

Video Sandera Kurus & Anak-Anak Kelaparan Picu Kecaman Global
Baru-baru ini, video dua sandera Israel yang kurus dan lemah beredar luas, memicu kemarahan internasional. Gambar anak-anak Gaza yang tulang terbungkus kulit juga mempermalukan Israel di mata dunia.

Militer Israel klaim sudah kuasai 75% Gaza, tapi kondisi 2 juta pengungsi yang terusir berulang kali justru makin mengenaskan. “Mau lari ke mana lagi? Kami sudah lelah diusir dan dipermalukan!” keluh Aya Mohammad (30), warga Gaza yang baru kembali ke rumahnya yang hancur.

Dengan rencana pengambilalihan Gaza, Netanyahu seperti mempertaruhkan segalanya. Di satu sisi, tekanan politik dan kemanusiaan makin besar. Di sisi lain, Hamas belum menunjukkan tanda-tanda menyerah. Satu yang pasti: rakyat Gaza yang terjepit di tengahnya.