JAKARTA, Exposenews.id – Prajurit TNI berhasil melumpuhkan salah satu tokoh utama Organisasi Papua Merdeka (OPM), Mayer Wenda alias Kuloi Wonda, dalam sebuah baku tembak di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (5/8/2025) sore, dan langsung menjadi sorotan publik.
Mayer Wenda bukanlah nama sembarangan. Dia menjabat sebagai Wakil Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XII/Lanny Jaya dan sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2014. Selama ini, Mayer kerap terlibat dalam berbagai aksi kekerasan, termasuk penyerangan Mapolsek Pirime dan pembunuhan anggota Polri.
Operasi Militer Selain Perang (OMSP) Berjalan Mulus
Menurut Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi, operasi ini merupakan bagian dari tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP). “Semua tindakan kami lakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang Perubahan atas UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI,” tegasnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/8/2025).
Sekitar pukul 16.30 WIT, Mayer Wenda dan kelompoknya melakukan perlawanan sengit. Namun, TNI tidak tinggal diam. Dengan langkah terukur dan profesional, mereka menembak Mayer hingga tewas. Tak hanya Mayer, prajurit TNI juga menembak mati Dani Wenda – yang diduga kuat sebagai adik kandungnya – dalam insiden berdarah tersebut.
Jenazah Dievakuasi, Barang Bukti Diamankan
Kedua jenazah langsung dievakuasi ke RSUD Wamena untuk identifikasi lebih lanjut. Sementara itu, TNI juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti penting di lokasi, termasuk:
1 pucuk senjata api revolver
24 butir amunisi
2 KTP atas nama Dani Wenda dan Pemina Wenda
2 unit ponsel
Uang tunai Rp 65.000
1 noken khas Papua
“Operasi ini membuktikan komitmen TNI dalam menjaga stabilitas keamanan, terutama jelang HUT ke-80 RI,” ujar Kristomei.
TNI Tegaskan Pendekatan Profesional & Humanis
Meski mengedepankan pendekatan militer, TNI memastikan operasi ini berjalan profesional dengan ketat mengikuti semua aturan yang berlaku. “Setiap langkah prajurit TNI diukur dengan cermat, tidak ada tindakan yang melampaui batas,” tegas Kristomei.
Namun, di balik pendekatan tegas, TNI tetap membuka pintu dialog. Mereka mengajak anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan NKRI untuk menyerahkan diri. “Kami sambut dengan tangan terbuka bagi yang sadar dan ingin membangun Papua yang damai,” tambahnya.
Mengapa Operasi Ini Penting?
Keberhasilan operasi ini tidak hanya mengurangi ancaman keamanan di Papua, tetapi juga memperkuat posisi TNI sebagai penjaga kedaulatan negara. Dengan pendekatan terukur, TNI berhasil menunjukkan bahwa mereka tidak hanya kuat secara militer, tetapi juga mengedepankan prinsip humanis.