Berita  

Titik Api Karhutla Riau Menurun, Tapi Diminta Tetap Siaga!

PEKANBARU, Exposenews.id – Kabar baik datang dari Provinsi Riau! Titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) anjlok drastis pada Sabtu (26/7/2025). Langit yang sebelumnya diselimuti kabut asap kini kembali cerah, dan jarak pandang pun membaik. Faktor hujan menjadi penyelamat setelah upaya pemadaman dilakukan secara masif.

Dua wilayah yang sebelumnya jadi “hotspot” utama, yaitu Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu, akhirnya mulai terkendali. Kabut asap yang sempat menyelimuti Bumi Lancang Kuning selama dua pekan perlahan menghilang.

Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Menurutnya, keberhasilan ini berkat kolaborasi solid antara Satgas Karhutla Riau dan pemerintah pusat.

“Hari ini, saya bahagia sekaligus bangga! Api karhutla di Riau sudah banyak yang padam. Tapi yang lebih membahagiakan, semangat kebersamaan kita justru semakin membara dalam menghadapi bencana ini,” ujar Herry dengan semangat saat konferensi pers di Mapolda Riau.

Dia menekankan, kunci keberhasilan pemadaman adalah kerja sama semua pihak. Tanpa itu, mustahil titik api bisa ditaklukkan.

Gempur dari Darat dan Udara!

Tim gabungan tak main-main dalam menangani karhutla. Mereka menggempur titik api dari segala arah—baik darat maupun udara dengan bantuan helikopter water bombing. Operasi modifikasi cuaca (OMC) juga berhasil memicu hujan lebat, mempercepat pemadaman.

“Alhamdulillah, hujan turun beberapa hari terakhir. Bahkan sejak kemarin sore hingga malam, intensitasnya cukup tinggi. Banyak titik api yang akhirnya padam,” jelas Herry.

Namun, pertempuran belum sepenuhnya usai. Tim gabungan masih bergerak memadamkan sisa api di Rokan Hilir (Rohil). Gabungan Polri, TNI, Manggala Agni, BPBD, relawan, hingga perusahaan swasta turun langsung ke lapangan.

50 Tersangka Dibekuk!

Tak hanya pemadaman, Polda Riau juga gencar menindak pelaku karhutla. Sejak Januari-Juli 2025, 50 tersangka telah dijebloskan ke penjara!

“Kami menangani 40 kasus karhutla dengan 50 tersangka. Di Juli saja, ada 28 kasus terungkap dengan 36 tersangka,” ungkap Herry.

Dari kasus-kasus itu, luas lahan terbakar mencapai 235 hektar. Tindakan tegas ini diharapkan memberi efek jera bagi oknum nakal.

Gubernur Riau Ingatkan: “Jangan Lengah!”

Meski titik api menurun drastis, Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada.

“Dari 586 hotspot, sekarang tinggal 56. Penurunan ini bukti kerja keras kita semua. Tapi, jangan sampai lengah!” tegas Wahid.

Puncak musim kemarau diprediksi akhir Juli hingga Agustus 2025, masa paling rawan karhutla. Wahid meminta seluruh elemen masyarakat, mulai dari Kades, RT/RW, hingga warga biasa, untuk siaga.

“Saya minta Kades perintahkan RT/RW patroli. Siapa pun yang ke kebun atau memancing, jangan buang puntung rokok sembarangan! Lahan gambut kita sangat mudah terbakar,” pesannya.

Dampak Ekonomi & Kesehatan

Karhutla tak hanya merusak lingkungan, tapi juga mengancam ekonomi dan kesehatan. Wahid mengakui, kerugian pasti ada, tapi tim masih fokus pada pemadaman.

“Kerugian ekonomi dan sosial pasti ada. Tapi saat ini, prioritas kami mengendalikan karhutla, bukan menghitung kerugian,” tegasnya.

Dia berharap, dengan kerja sama semua pihak, Riau bisa bebas dari kabut asap dan terhindar dari ancaman ISPA yang kerap melanda anak-anak saat musim karhutla.

Ayo Jaga Riau Tetap Hijau!

Kabut asap mungkin sudah berkurang, tapi pertarungan belum berakhir. Semua pihak harus terus bergerak, saling mengingatkan, dan patroli lahan rawan kebakaran.

“Kolaborasi adalah kunci. Mari jaga Riau agar tetap hijau dan sehat!” seru Wahid menutup konferensi pers.