Exposenews.id – “Dasar anak nakal!” Kalimat ini sering terucap tanpa berpikir panjang. Namun tahukah kamu, kebiasaan sepele ini justru bisa merusak masa depan anak? Mari kita kupas tuntas fakta mengejutkan di balik label negatif ini!
Label “Nakal” Membentuk Mental Korban
Psikolog klinis Phoebe Ramadina menjelaskan, anak yang terus menerus mendengar cap “nakal” perlahan mulai percaya bahwa mereka memang anak bermasalah. Akibatnya, mereka malah terus berperilaku buruk karena merasa tidak ada gunanya berubah.
Lebih parah lagi, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak ini cenderung mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi saat dewasa. Mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan gangguan kecemasan.
Efek Psikologis yang Mengkhawatirkan
Pertama-tama, mari pahami fenomena Pygmalion Effect. Ketika lingkungan terus menerus mengatakan seorang anak nakal, otak anak akan memprogram diri untuk memenuhi ekspektasi negatif tersebut.
Selain itu, efek ini diperparah oleh konsep self-fulfilling prophecy. Anak yang dianggap nakal akhirnya benar-benar menjadi nakal karena lingkungan terus memperlakukan mereka demikian.
Dampak Jangka Panjang yang Mengerikan
Yang lebih mengejutkan, penelitian University of Nevada menemukan bahwa guru tanpa sadar memberikan perlakuan berbeda pada siswa yang dicap “nakal”. Mereka cenderung:
Memberikan lebih banyak hukuman
Memberi sedikit kesempatan
Memiliki ekspektasi lebih rendah
Akibatnya, prestasi akademik anak-anak ini biasanya lebih rendah dibanding teman sebayanya.
KPAI Tegaskan Ini Melanggar Hukum
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menegaskan bahwa UU Perlindungan Anak sama sekali tidak mengenal istilah “anak nakal”.
Menurut beliau, yang ada hanyalah anak yang memerlukan perlindungan khusus. Pernyataan ini sekaligus mengkritik berbagai program yang mengatasnamakan “mendisiplinkan anak nakal”.
Solusi Cerdas dari Ahli
Lalu, apa solusinya? Psikolog IPB University Nur Islamiah menawarkan pendekatan lebih manusiawi:
Cari akar masalah – Perilaku “nakal” seringkali merupakan bentuk komunikasi
Beri ruang berekspresi – Anak perlu belajar dari kesalahan
Fokus pada solusi – Daripada memberi label, lebih baik ajarkan perilaku positif
Yang paling penting, data menunjukkan anak yang sering mendapat label negatif berisiko 3 kali lipat mengalami masalah kejiwaan di masa depan!
Peringatan Keras: Sebelum memberi label “nakal” pada anak, pikirkan konsekuensi jangka panjangnya. Kata-kata kita memiliki kekuatan untuk membangun atau meruntuhkan masa depan seorang anak.