DEMAK, Exposenews.id – Banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, semakin menjadi-jadi pada Jumat (11/7/2025). Tak hanya menggempur permukiman warga, derasnya air rob juga menghancurkan infrastruktur jalan di wilayah tersebut. Salah satu titik kerusakan paling parah terjadi di ruas jalan Onggorawe–Timbulsoko, tepatnya di Desa Gemulak. Jalan cor beton milik Pemkab Demak itu kini retak, patah, dan miring sepanjang 100 meter akibat gempuran ombak yang tak kenal ampun. Bahkan, pondasi jalan terkikis habis sepanjang 1 kilometer!
Warga Masih Nekat Lewat, Padahal Jalan Sudah “Zona Maut”
Meski kondisi jalan nyaris seperti medan perang, warga setempat masih memaksakan diri melintas untuk keperluan sehari-hari. Mulai dari anak sekolah, buruh, hingga pengendara motor terpaksa melewati jalur berbahaya ini. “Sudah setahun lebih begini, tetap dipakai setiap hari,” keluh Jumadi (60), warga sekitar, saat ditemui di lokasi.
Arifin (49), warga Desa Gemulak, menambahkan, “Kalau rob naik, jalan samping sudah tergerus ombak. Jadi ya terpaksa lewat sini, meski licin dan miring.” Ia menjelaskan, alternatif jalan lain sering terendam dan membuat kendaraan mogok. Akibatnya, warga memilih menempuh risiko di jalan yang sudah hancur ini. “Kalau rob datang, jalannya separuh tenggelam. Kita harus antre dan lewat bergantian biar nggak jatuh,” ujarnya.
Rob Besar Setahun Lalu Jadi Biang Kerusakan, Tapi Masih Belum Ada Perbaikan Serius
Kerusakan jalan ini ternyata sudah dimulai sejak banjir rob besar melanda setahun lalu. Sayangnya, hingga kini, belum ada perbaikan berarti. Rob yang datang silih berganti justru memperparah kondisi jalan. “Jalan kabupaten ini sleding karena rob besar tahun lalu,” jelas Arifin.
Warga pun mulai gerah dengan lambatnya respons pemerintah. Mereka berharap ada tindakan nyata untuk mengatasi banjir rob dan memperbaiki infrastruktur yang rusak. “Harapannya sih diperhatikan. Rumah banyak yang rusak, jalan hancur, susah terus hidup begini,” tandas Arifin frustasi.
Banjir Rob Tak Hanya Rusak Jalan, Tapi Juga Mengancam Nyawa
Yang bikin ngeri, banjir rob ini bukan cuma merusak jalan, tapi juga membahayakan keselamatan warga. Setiap hari, ratusan orang terpaksa melintas di jalur yang sudah retak dan miring. Kalau tidak hati-hati, bisa-bisa terperosok atau terseret arus.
“Kalau malam lebih bahaya lagi, soalnya jalannya gelap dan licin,” cerita seorang warga lainnya. Mereka berharap ada lampu darurat atau rambu peringatan untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Warga Sayung sudah lelah hanya bisa mengeluh. Mereka butuh aksi cepat dari pemerintah sebelum korban berjatuhan. “Kami nggak mau tunggu ada yang celaka dulu baru dibenerin,” protes seorang ibu rumah tangga.
Selain perbaikan jalan, warga juga meminta solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir rob yang terus berulang. “Ini bukan cuma soal jalan, tapi juga masa depan anak-anak kami yang harus lewat sini setiap hari,” tambahnya.
Bencana yang Terabaikan: Kapan Sayung Bebas dari Rob?
Banjir rob di Sayung seolah jadi bencana yang terlupakan. Padahal, dampaknya makin luas dan mengancam kehidupan warga. Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin kerusakan infrastruktur akan semakin parah.
“Kami butuh bantuan, bukan sekadar janji,” tegas Arifin mewakili suara warga yang sudah putus asa.
Nah, bagaimana menurut kalian? Haruskah warga menunggu tragedi dulu baru pemerintah bergerak? Atau jangan-jangan, nasib Sayung memang sudah ditelantarkan? Yuk, share artikel ini biar makin banyak yang peduli!