Rusia Buat Sejarah! Resmi Akui Pemerintahan Taliban di Afghanistan

KABUL, Exposenews.id – Rusia membuat gebrakan bersejarah dengan menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Langkah ini langsung terwujud ketika Duta Besar Afghanistan untuk Rusia, Gul Hassan Hassan, menyerahkan surat kepercayaannya kepada Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko, pada Kamis (3/7/2025).

Pengakuan yang Mengubah Peta Politik

Kementerian Luar Negeri Rusia tak ragu menyatakan bahwa pengakuan ini akan mendorong kerja sama bilateral di berbagai sektor strategis. “Kami melihat peluang besar di bidang perdagangan, energi, transportasi, pertanian, dan infrastruktur,” tegas pernyataan resmi mereka, seperti dikutip CNN.

Tak hanya itu, Rusia juga berkomitmen untuk membantu Afghanistan memperkuat keamanan regional dan memberantas ancaman terorisme serta perdagangan narkoba. “Ini langkah penting bagi stabilitas kawasan,” tambahnya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Afghanistan di bawah kendali Taliban menyambut gembira keputusan Moskwa. Mereka bahkan menyebutnya sebagai momen bersejarah yang membuka pintu bagi legitimasi internasional.

Dari Musuh Bebuyutan Jadi Sekutu Strategis

Ironisnya, Rusia dan Afghanistan pernah terlibat perang sengit selama sembilan tahun (1979-1989) saat masih bernama Uni Soviet. Kala itu, pasukan Soviet akhirnya mundur setelah dikalahkan oleh pejuang Afghanistan—yang beberapa di antaranya kemudian membentuk Taliban.

Setelah AS hengkang dari Afghanistan pada 2021, Rusia justru mempertahankan kedutaan mereka di Kabul. Bahkan, pada April 2025, Moskwa secara resmi mencabut label Taliban sebagai kelompok teroris, membuka jalan bagi pengakuan ini.

Meski China dan Uni Emirat Arab sudah bertukar duta besar dengan Taliban, mereka belum berani mengakui rezim tersebut sebagai pemerintah sah. Namun, hal itu tak menghalangi Taliban untuk menjalin kerja sama ekonomi, seperti kesepakatan eksplorasi minyak dengan perusahaan China pada 2023.

Taliban Incar Pengakuan AS?

Tak hanya Rusia, Taliban juga berusaha keras mendapatkan pengakuan dari mantan musuh bebuyutannya: Amerika Serikat. Sejak Donald Trump memulai masa jabatan keduanya pada awal 2025, berbagai upaya diplomasi digencarkan.

Pada Maret lalu, AS membebaskan dua warganya yang ditahan di Afghanistan, sekaligus mencabut tawaran hadiah untuk penangkapan tiga petinggi Taliban. Sumber CNN mengungkap, Taliban bahkan mengajukan pembukaan kantor mirip kedutaan di AS sebagai syarat pengakuan.

Ini bukan kali pertama AS bernegosiasi dengan Taliban. Di akhir masa jabatan pertamanya, Trump sudah menyetujui penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 2021.

Apa Dampaknya bagi Dunia?

Pengakuan Rusia ini bisa menjadi batu loncatan bagi Taliban untuk mendapatkan legitimasi global. Namun, banyak negara Barat masih ragu karena rekam jejak Taliban dalam hal HAM dan kebebasan perempuan.

Jika AS akhirnya mengikuti langkah Rusia, peta politik dunia bisa berubah drastis. Tapi, untuk sekarang, Rusia sudah memecahkan kebekuan dengan menjadi yang pertama mengakui rezim Taliban.

Bagaimana reaksi negara-negara lain? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!