MALANG, Exposenews.id – Paguyuban Sound Malang Bersatu dan salah satu pengusaha sound ternama, Blizzard Audio, David Stefan, akhirnya angkat bicara menanggapi dukungan MUI Jawa Timur terhadap fatwa haram sound horeg.”Kami hanya penyedia jasa yang melayani kebutuhan masyarakat,” tegas David.
“Kami ini cuma penyedia jasa, dan kami disewa oleh masyarakat. Jadi, ya mau gimana lagi? Kami harus penuhi kebutuhan mereka,” ujar David lewat pesan singkat, Rabu (2/6/2025).
David merasa MUI Jatim hanya fokus pada sisi negatif sound horeg. David Blizzard menegaskan sound horeg justru memberikan banyak manfaat positif.
Dampak Positif Sound Horeg yang Sering Diabaikan
“Dana parkir dari event sound horeg kami salurkan untuk santunan anak yatim, renovasi rumah warga, hingga pembangunan masjid. UMKM lokal pun dapat manfaat ekonomi langsung,” tegas David.
David menegaskan timnya sudah mengadakan FGD dengan para pemangku kepentingan di Malang. Hasilnya jelas: sound horeg boleh terus berjalan asal patuh aturan yang sudah disepakati.
MUI Jatim Belum Keluarkan Fatwa Resmi, Tapi Dukung Pesantren
Sebelumnya, MUI Jawa Timur memang belum mengeluarkan fatwa resmi terkait sound horeg. Namun, mereka mendukung penuh langkah Pesantren Besuk di Pasuruan yang sudah lebih dulu mengharamkannya.
Baca Juga: Ngeri! Fortuner Terjun ke Jurang di Trans Flores, 1 Tewas
“Kalau nanti sudah benar-benar meresahkan dan ada permintaan dari masyarakat, baru kami bahas lebih lanjut,” ungkap Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim, KH Ma’ruf Khozin, Selasa (1/7/2025) malam.
KH Ma’ruf Khozin secara tegas menyatakan kesepakatan MUI Jatim dengan fatwa haram sound horeg dari Pesantren Besuk Pasuruan. “Kami mendukung penuh keputusan Pesantren Besuk,” tegasnya.
Sound Horeg: Antara Kebutuhan Masyarakat dan Norma Agama
1. Sound Horeg: Hiburan atau Gangguan?
Sebagian masyarakat menjadikan sound horeg sebagai hiburan wajib yang selalu mereka tunggu. Tapi bagi yang lain, ini cuma sumber kebisingan. David Blizzard berargumen, selama ada aturan jelas, sound horeg seharusnya bisa berjalan tanpa masalah.
2. Dampak Ekonomi vs. Dampak Sosial
Tak bisa dipungkiri, sound horeg memberi dampak ekonomi yang besar. Mulai dari lapangan kerja hingga donasi sosial. Namun, MUI dan pesantren khawatir aktivitas ini justru mengganggu ketertiban dan norma agama.
3. Solusi Win-Win?
David menawarkan solusi: atur jarak, waktu, dan volume sound system agar tak mengganggu. “Kami siap berkompromi,” katanya. Tapi, apakah kompromi ini bisa memuaskan semua pihak?
Konflik sound horeg ini mirip seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, ada kebutuhan hiburan dan ekonomi. Di sisi lain, ada kepentingan agama dan ketertiban. Semua pihak harus terus menggalakkan dialog terbuka seperti FGD untuk mencapai solusi terbaik.