banner 120x600

Servatius Bangkit Mulya Atmaja: Dalang Cilik Purworejo yang jaga Tradisi Wayang di Era Digital

PURWOREJO, Exposenews.id – Di tengah gempuran budaya pop dan kecanduan gawai pada anak-anak, seorang bocah dalang delapan tahun asal Purworejo, Jawa Tengah, justru memilih wayang sebagai passion-nya. Servatius Bangkit Mulya Atmaja, atau akrab disapa Serva, bukan sekadar penggemar wayang biasa. Bocah kelas tiga SD ini sudah mendalang layaknya seorang profesional, membuktikan bahwa tradisi wayang masih hidup di tangan generasi muda.

Kecintaan Sejak Usia Dini
Serva pertama kali jatuh cinta pada wayang saat diajak orangtuanya menonton pertunjukan di usia tiga tahun. Ketika anak seusianya sibuk dengan mainan modern, Serva justru terpesona oleh tokoh-tokoh wayang yang penuh filosofi. “Saya suka wayang sejak diajak nonton orangtua,” kenangnya dengan senyum polos.

Tak lama setelah itu, pamannya yang juga seorang dalang memberikannya satu set wayang Pandawa Lima mini. Ayahnya lalu memodifikasi wayang tersebut dengan menambahkan gapit agar lebih mudah dimainkan. “Wayang pertama saya itu kecil, tapi sejak itu saya selalu ingin memegang wayang,” cerita Serva.

kunjungi laman MPOSAKTI

Belajar dari Para Maestro dalang
Serva tak hanya belajar otodidak. Ia berguru pada tiga dalang berpengalaman di daerahnya: Pak Kesit, Pak Narpo, dan Pak Waluyo. Dari mereka, ia mempelajari teknik mendalang, olah vokal, hingga pakem cerita Mahabharata dan Ramayana. “Saya berganti-ganti guru untuk memperdalam ilmu,” ujarnya.

Hasilnya? Di usianya yang masih belia, Serva sudah tampil lebih dari sepuluh kali. Ia mahir membawakan lakon-lakon klasik seperti Brotoseno LahirBabat Alas Wonomarto, dan Dososono Gugur. Salah satu favoritnya adalah Babat Alas Wonomarto, yang menceritakan perjuangan Pandawa merebut hak mereka. “Ceritanya seru, penuh makna,” ucap Serva dengan semangat.

baca juga: STY : Arab Saudi Tak Sehebat Dulu, Timnas Indonesia Makin Kuat

Tokoh Favorit dan Prestasi Sekolah
Ketika ditanya tentang tokoh wayang favoritnya, Serva langsung menyebut Werkudoro. “Dia kuat, baik, dan jarang kalah,” katanya. Meski sibuk mendalang, Serva tetap berprestasi di sekolah. Ia aktif tampil di acara-acara sekolah, dengan guru-gurunya sering membantu menyusun naskah. “Kalau ada event, guru biasanya bantu saya menyiapkan cerita,” jelasnya.

Dukungan Keluarga dan Mimpi Besar
Keluarga Serva menjadi penyokong utama passion-nya. Kakek dan neneknya pernah memberinya satu set wayang lengkap, yang semakin memacu semangatnya. “Saya langsung mainkan semuanya,” kenangnya bahagia.

Serva tak sekadar mendalang—ia juga mempelajari filosofi di balik setiap lakon. Ia bercita-cita mengenalkan wayang ke generasi muda agar tak tergerus zaman. “Wayang itu keren, saya ingin semua orang tahu betapa hebat budaya kita,” tegasnya.

Pentas Mendatang dan Inspirasi Banyak Orang
Dalam waktu dekat, Serva akan tampil di Desa Dewi dengan membawakan lakon dalang Babat Alas Wonowarto. “Sebentar lagi pentas lagi,” ujarnya antusias. Meski masih kecil, kepiawaiannya membuatnya dijuluki “Dalang Cilik Masa Kini”.

Serva berharap semakin banyak anak tertarik belajar wayang. “Wayang bukan cuma seni, tapi juga mengajarkan kehidupan,” pesannya. Dengan semangatnya, ia membuktikan bahwa tradisi tak pernah mati—selama ada generasi yang mau menjaganya.