banner 120x600

Kepala Sekolah Rakyat Dibekali Kiat Jadi Pemimpin Inspiratif, Bukan Hanya “Bos” Pemberi Perintah

JAKARTA, Exposenews.id – Retret Kepala Sekolah Rakyat memasuki hari ketiga dengan semangat baru! Kali ini, para peserta diajak untuk menjadi pemimpin yang jauh lebih dari sekadar atasan yang hanya memberi perintah. Materi retret hari ini diisi oleh narasumber dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Agama (Kemenag), yang menyasar penguatan karakter kepemimpinan.

Edi Suharto, Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial Kemensos, menegaskan bahwa kepala sekolah harus menjadi agen perubahan, bukan hanya administrator. “Pemimpin sekolah harus hadir secara total, baik fisik maupun mental, untuk membangun ikatan kuat dengan guru, siswa, dan seluruh komunitas pendidikan,” tegasnya di Aula Pusdiklatbangprof, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2025).

kunjungi laman MPOSAKTI

“Kami tak sekadar memberi materi, tapi juga membakar motivasi dan empati sosial para kepala sekolah,” jelas Edi. Hari ini, fokus pembahasan terbagi dalam tiga aspek utama. Pertama, pendalaman tentang motivasi dan empati sosial. “Pemimpin hebat itu inspiratif, bukan cuma jago ngomong. Mereka harus jadi pendengar yang ulung!” ujarnya.

Menurut Edi, “Dengan mendengar, kita bisa mengerti masalah riil di sekolah. Solusinya pun jadi lebih tepat sasaran.” Tak hanya itu, kepala sekolah juga wajib menjadi “sumber motivasi” yang tak pernah redup. “Semangat pemimpin itu menular. Kalau kepsek energik, guru dan siswa pasti ikut bersemangat!”

Empati menjadi kunci lain yang ditekankan. “Setiap keputusan harus lahir dari pemahaman mendalam tentang kondisi guru dan murid,” tegas Edi. Selain itu, kepala sekolah harus cepat tanggap. “Masalah muncul? Segera diselesaikan! Ada peluang? Jangan sampai terlewat!”

baca juga: STY : Arab Saudi Tak Sehebat Dulu, Timnas Indonesia Makin Kuat

Pemimpin sekolah, lanjutnya, harus fokus pada tujuan bersama, bukan kepentingan pribadi. “Bukan cuma memerintah, tapi juga menggerakkan seluruh elemen sekolah untuk mencapai hasil terbaik,” ujar Edi. Di sini, komunikasi dua arah memegang peran vital. “Dialog yang jujur dan terbuka akan melahirkan komitmen kolektif,” tambahnya.

Dia pun merangkum nilai kepemimpinan ideal dalam akronim “LEADER”:

  • L (Listening): Kemampuan mendengarkan.

  • E (Enthusiastic): Semangat yang menular.

  • A (Acceptance): Menerima kondisi murid dengan lapang dada.

  • D (Determination): Berani mengambil keputusan.

  • E (Empathy): Memahami perasaan orang lain.

  • R (Responsive): Cepat tanggap terhadap perubahan.

“Ini adalah bekal untuk ditularkan di lapangan,” tegas Edi, merujuk pada arahan Menteri Sosial Saifullah Yusuf tentang pentingnya integrasi kepemimpinan.

Retret yang berlangsung selama lima hari ini juga menghadirkan pemateri dari Kemendikdasmen, Tim Formatur Sekolah Rakyat, hingga Kepala SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo. Harapannya, para kepala sekolah pulang dengan “mental pemimpin” yang siap membawa sekolah rakyat menjadi tempat tumbuh yang bermakna bagi semua.

Yuk, simak lanjutan kisah inspirasi dari Retret Kepala Sekolah Rakyat besok!