Jakarta, Exposenews.id – Amien Rais kembali jadi sorotan setelah sejumlah kader Partai Ummat memprotes kebijakannya sebagai Ketua Majelis Syura. Kali ini, masalahnya bermula dari pengesahan AD/ART baru yang dianggap tidak demokratis.
Kader Geram, AD/ART Disebut Sepihak
Herman Kadir, anggota Mahkamah Partai Ummat, mengecam keras keputusan Amien Rais yang mengesahkan AD/ART tanpa melalui Musyawarah Nasional (Munas) atau Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Tak main-main, 24 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) siap melayangkan somasi ke Kementerian Hukum dan HAM. “Jika Kementerian Hukum tidak menanggapi somasi ini, 24 DPW Partai Ummat berancang-ancang menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara,” tegas Herman sambil menambahkan, “Kami mendirikan partai ini untuk menegakkan keadilan, bukan malah menzalimi kader sendiri!” Ia menegaskan, Majelis Syura pimpinan Amien Rais telah melenceng dari prinsip dasar partai. “Kami tidak akan diam. Perlawanan akan kami ajukan!” tambahnya.
Pilpres 2004: Momen Pahit Amien Rais
Protes ini seolah menjadi titik nadir dalam karier politik Amien Rais. Sebelumnya, ia sudah mengalami sejumlah kegagalan, termasuk saat maju sebagai capres pada Pilpres 2004. “Amien Rais maju bersama Siswono Yudo Husodo dengan dukungan delapan partai, termasuk PAN dan PKS.” Namun, ia hanya meraih 14,66% suara, kalah dari SBY-Jusuf Kalla, Megawati-Hasyim Muzadi, dan Wiranto-Salahuddin Wahid.
baca juga: STY : Arab Saudi Tak Sehebat Dulu, Timnas Indonesia Makin Kuat
Hubungan Amien dengan PAN mulai retak jelang Kongres V 2020. Saat itu, ia mendukung Mulfachri Harahap melawan petahana Zulkifli Hasan. Sayangnya, Zulkifli menang dan langsung “membersihkan” pengaruh Amien dengan mencopotnya dari posisi Ketua Dewan Kehormatan.
Loyalis Amien, seperti Hanafi Rais (putranya), Agung Mozin, dan Asri Anas, memilih hengkang. “Ini pengkhianatan!” begitu kira-kira suara kubu Amien kala itu.
Partai Ummat: Harapan Baru yang Kini Berantakan?
Tak lama setelah keluar dari PAN, Amien mendeklarasikan Partai Ummat pada 1 Oktober 2020. Partai ini mengusung slogan “Lawan Kezaliman, Tegakkan Keadilan” dan resmi terdaftar di Kemenkumham pada Agustus 2021.
Sayang, perjalanan Partai Ummat tak semulus harapan. Di Pemilu 2024, partai ini hanya meraih 0,42% suara. Meski begitu, Amien tetap bersikukuh bergabung dengan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Kini, Kader Berbalik Menyerang
Protes internal ini memperlihatkan betapa rapuhnya posisi Amien Rais di Partai Ummat. Kader-kadernya sendiri kini menuntut transparansi dan demokrasi—hal yang justru menjadi janji awal partai.
Apakah Amien bisa bertahan? Atau ini menjadi akhir dari karier politik sang “Singa Podium”? Semua tergantung pada langkahnya menjawab tuntutan para kader. Satu hal yang pasti: drama politik Amien Rais masih jauh dari kata selesai!