Dua Pendaki Ilegal Gunung Merapi Tertangkap karena pengen viral

YOGYAKARTA, Exposenews.id – Dua pendaki nekat tertangkap basah saat mencoba mendaki Gunung Merapi secara ilegal pada Minggu, 15 Juni 2025. Petugas Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) langsung memproses keterangan keduanya untuk mengusut tindakan melanggar aturan ini.

Muhammad Wahyudi, Kepala Balai TNGM, membenarkan insiden tersebut. “Petugas sedang meminta klarifikasi dari dua pendaki ilegal yang berhasil kami amankan pada 15 Juni lalu,” tegasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/06/2025).

Profil Pelaku: Remaja Terpengaruh Konten Viral

Kedua pendaki yang tertangkap berinisial A (20 tahun, asal Bantul, DIY) dan N (17 tahun, asal Ambarawa, Jawa Tengah). Mereka ternyata saling kenal melalui media sosial sebelum akhirnya nekat mendaki Merapi.

Menariknya, motivasi mereka berasal dari video viral di TikTok milik akun @chandra.kusuma.fa. “Mereka mengaku terinspirasi setelah melihat pendakian ilegal yang viral di TikTok,” ungkap Wahyudi.

baca juga: STY Sebut Arab Saudi Tak Sehebat Dulu, Timnas Indonesia Makin Kuat

Petugas pertama kali curiga ketika melihat dua sepeda motor terparkir di area New Selo, Boyolali. Mereka kemudian menunggu di Bangsal Pacaosan, titik turun pendaki. “Begitu keduanya turun, langsung kami amankan untuk dimintai keterangan,” papar Wahyudi.

Penyidikan Berlanjut, Sanksi Menanti

Tim Balai TNGM masih mendalami kasus ini dengan memeriksa kedua pelaku di Resort Pengelolaan Taman Nasional Selo, Boyolali, pada 17 Juni 2025. “Setelah proses klarifikasi selesai, sanksi tegas akan diberikan sebagai efek jera,” tegas Wahyudi.

Penutupan Merapi demi Keselamatan, Bukan Tanpa Alasan

Wahyudi menegaskan bahwa larangan pendakian Merapi bukan tanpa dasar. “Kebijakan ini berdasarkan analisis aktivitas vulkanik. Kami ingin mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi aturan. “Kami harap tidak ada lagi yang nekat melanggar. Keselamatan jauh lebih penting daripada sekadar eksplorasi ilegal.”

kunjungi laman MPOSAKTI

Analisis: Tren Pendakian Ilegal & Pengaruh Media Sosial

Kasus ini membuktikan betapa kuatnya pengaruh konten viral di media sosial. Setelah aksi Chandra Kusuma menjadi perbincangan, muncul banyak peniru yang ingin merasakan sensasi serupa—tanpa mempertimbangkan risiko.

Namun, Balai TNGM sudah mengantisipasi hal ini dengan meningkatkan pengawasan. “Kami terus patroli dan koordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah pendakian ilegal,” tambah Wahyudi.

Pesan untuk Calon Pendaki: Patuhi Aturan!

 Jangan sampai terpancing konten-konten berbahaya di media sosial. “Kami bukannya melarang, tapi mengutamakan keselamatan,” pungkas Wahyudi.

Dengan penanganan tegas ini, diharapkan tidak ada lagi pendaki ilegal yang membahayakan diri sendiri dan menyusahkan petugas.