Indonesia dan Jepang Tandatangani MoU Senilai Rp3,2 Triliun, Perkuat Kerja Sama Ekonomi

banner 120x600

Exposenews.id – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, bersama Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Fajarini Puntodewi, menyaksikan momen bersejarah penandatanganan 13 nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha Indonesia dan Jepang. Forum Bisnis Indonesia-Jepang di Osaka, Rabu (11/6/2025), menjadi panggung kolaborasi dengan total nilai mencapai US$200,8 juta (sekitar Rp3,2 triliun).

Dari Kertas hingga Kopi: Ragam Sektor yang Terlibat
MoU ini mencakup kerja sama di berbagai sektor, mulai dari produk kertas, pelet kayu, seafood, cokelat, dekorasi rotan, furnitur kayu, biji kopi, arang kayu, hingga tenaga kerja dan pengembangan bisnis biomassa. Roro menegaskan, Kemendag berkomitmen penuh mendukung UKM dan pelaku usaha melalui misi dagang seperti ini.

“Nilai MoU kali ini fantastis, mencapai US$200,8 juta! Kami yakin kolaborasi ini akan memperkuat hubungan dagang kedua negara,” ujar Roro, seperti dikutip dari laman kemendag.go.id, Kamis (12/6/2025).

Indonesia: Kekuatan Ekonomi yang Tak Terbantahkan
Roro juga menyoroti posisi strategis Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN dan mitra utama Jepang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2025 mencapai 4,87%, dengan PDB per kapita US$4.900 pada 2024. Realisasi investasi pun melonjak 20,8% dibanding tahun sebelumnya.

“Kami bukan hanya pasar besar, tapi juga mitra yang andal,” tegasnya.

Ekspor-Impor Indonesia-Jepang: Tren Positif Terus Berlanjut
Kerja sama bilateral kedua negara menunjukkan kinerja gemilang. Ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang tumbuh 8,8% dalam lima tahun terakhir (2020-2024). Di 2024, komoditas utama ekspor Indonesia meliputi batu bara (15,8%), nikel (5,52%), dan konduktor elektrik (4,07%).

Sementara itu, impor nonmigas dari Jepang juga naik 8,21% dalam periode yang sama, dengan produk utama seperti logam (3,03%), kendaraan bermotor (2,9%), dan tembaga (2,81%).

Peluang Baru: Energi Hijau dan Produk Berkelanjutan
Indonesia tak hanya mengandalkan sektor tradisional. Negeri ini membuka peluang besar di energi terbarukan dan produk ramah lingkungan. “Dengan komitmen tinggi terhadap lingkungan, kami siap menjadi mitra Jepang dalam membangun rantai pasok hijau,” ujar Roro.

Sebelum forum bisnis, Roro bertemu dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), JAPINDA, ASEAN-Japan Centre (AJC), dan Kamar Dagang Jepang (CCI). Mereka membahas pemanfaatan IJEPA, promosi investasi, dan isu spesifik yang dihadapi pelaku usaha.

Paviliun Indonesia di Expo 2025 Osaka: Pamerkan Produk Unggulan
Sebagai bagian dari misi dagang, Kemendag turut memeriahkan Paviliun Indonesia di Expo 2025 Osaka (9-15 Juni). Roro mengajak peserta menjelajahi produk ekspor terbaik Indonesia, sementara 27 pelaku usaha dari sektor energi terbarukan, fesyen berkelanjutan, makanan-minuman, dan bahan bangunan turut ambil bagian.

Diskusi Panel: Optimalkan Manfaat IJEPA

 Para narasumber saling bertukar ide, mengupas tuntas cara memaksimalkan manfaat IJEPA bagi pengusaha Indonesia dan Jepang.

Suasana semakin hidup ketika moderator Deden M Fajar Siddiq (Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur) memandu sesi tanya jawab. Para peserta forum antusias menyampaikan pertanyaan, menunjukkan betapa besar minat mereka dalam memperdalam kerja sama ekonomi ini.

Mereka membahas strategi meningkatkan kerja sama ekonomi di era baru.

Fajarini Puntodewi mengungkapkan, sesi bisnis eksklusif dalam forum ini berhasil mencatat transaksi senilai US$200,8 juta. “Ini bukti nyata sinergi Indonesia-Jepang semakin solid,” tandasnya.

Acara ini juga dihadiri oleh Konsul Jenderal RI Osaka John Tjahjanto Bustami, Sekjen AJC Kunihiko Hibarayashi, dan perwakilan OCCI Toshiyuki Suzuki. Kehadiran mereka semakin memperkuat komitmen kedua negara dalam memajukan perdagangan dan investasi.

Dengan semangat “Strengthening Synergy”, forum ini menjadi bukti bahwa Indonesia dan Jepang siap menghadapi tantangan ekonomi global. Melalui kerja sama erat, kedua negara bertekad menciptakan pertumbuhan berkelanjutan yang saling menguntungkan.

“Kami tak hanya berdagang, tapi membangun masa depan bersama,” pungkas Roro.