JAKARTA, Exposenews.id – Hotman Paris Hutapea, pengacara mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim, akhirnya angkat bicara soal proyek laptop kontroversial 2023. Sang jagoan hukum ini membeberkan bahwa BPKP sudah memeriksa program tersebut dan hasilnya hampir sempurna!
“Prosesnya benar-benar clean! BPKP sudah verifikasi 99% lancar tanpa masalah. Bahkan, Jaksa Agung turun tangan langsung mengawasi lewat tim Jamdatun,” cetus Hotman Paris dengan nada percaya diri saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Nadiem Beberkan Data Nyata: 77 Ribu Sekolah Terima Laptop
Di sisi lain, Nadiem sendiri memaparkan fakta mencengangkan. Timnya berhasil mencatat bahwa 97% laptop Chromebook benar-benar sampai ke 77.000 sekolah di penjuru Tanah Air. Mereka tak main-main – data ini langsung dari sistem monitoring real-time!
“Di tahun 2023 saja, sistem kami menunjukkan 97% laptop aktif digunakan dan terdaftar resmi di sekolah penerima,” ujar Nadiem sambil menunjukkan grafik distribusi.
Tak berhenti di situ, tim Nadiem rajin mengecek ke lapangan. Mereka ngobrol langsung dengan para kepala sekolah lewat survei khusus.
“Kami tanya blak-blakan, ‘Pak/Bu Kepsek, laptopnya dipakai belajar atau cuma pajangan?’ Hasilnya luar biasa – 82% sekolah menggunakannya untuk aktivitas belajar mengajar, bukan cuma UN atau administrasi,” tegasnya bangga.
baca juga: Cek dan Update Rekening Penerima BSU 2025, Simak Panduannya
Nadiem mengaku proyek ini memang super besar. Wajar sih – ini program darurat saat pandemi yang harus bantu jutaan siswa belajar online. Yang keren, dananya nggak cuma dari pusat, tapi juga kolaborasi dengan pemda!
“Kita pakai hybrid funding. Selain APBN, DAK fisik dari daerah juga turut menyumbang,” jelasnya sambil menyebut angka triliunan rupiah.
Tapi cerita indah ini ternoda. Kejagung malah buka suara soal indikasi kotor di balik proyek. Harli Siregar, Jubir Kejagung, bocorkan penyidik sedang selidiki modus jahat pemaksaan Chromebook.
“Kami temukan fakta mencurigakan! Ada yang maksa tim teknis pilih Chromebook, padahal uji coba 2019 oleh Pustekom saja sudah terbukti gagal,” beber Harli seperti dilaporkan Antara.
Duel Klaim: BPKP vs Kejagung, Siapa Benar?
Inilah dilemanya:
Nadiem & Hotman bawa bukti audit BPKP
Kejagung malah sebut ada mafia proyek
Mana yang harus kita percaya? Masyarakat pun penasaran menunggu kejelasan. Yang pasti, proyek triliunan ini terlalu besar untuk dianggap sepele!
Pertanyaan Krusial: Beneran Bermanfaat atau Cuma Proyekan?
Di tengah keributan ini, satu hal yang penting:
82% sekolah mengaku laptop dipakai belajar (bagus!)
Tapi kalau ada mark-up, siapa yang bertanggung jawab?
Program akan terus jalan atau malah berujung KPK? Kita pantau bersama!
BPKP Jadi Penentu: Bersih atau Tidak?
Hotman tetap yakin laporan BPKP adalah bukti final. Namun Kejagung punya pandangan lain. Siapa yang menang? Tunggu hasil penyelidikan resmi!
Satu pesan jelas: Proyek pendidikan harus transparan! Jangan sampai uang rakyat dikorupsi, sementara masa depan anak Indonesia jadi taruhannya.
Gimana pendapat lo? Percaya Nadiem atau dukung penyelidikan Kejagung?
Yuk diskusi di kolom komentar!
Proyek laptop pendidikan ini terus memantik perdebatan sengit. Di satu sisi, Nadiem dan Hotman Paris bersikukuh menunjukkan bukti audit BPKP yang solid. Di sisi lain, Kejagung terus mengusut tuntas indikasi penyimpangan yang mereka temukan.
Kini, semua pihak menanti keputusan final penyelidikan. Masyarakat pun berhak tahu: apakah dana triliunan ini benar-benar bermanfaat untuk pendidikan, atau justru menguap dalam permainan proyek?
Kita semua harus tetap kritis! Ingat, ini menyangkut masa depan generasi penerus bangsa. Yuk, terus pantau perkembangannya dan tuntut transparansi!
Sekarang giliran Anda:
Percayakah Anda dengan laporan BPKP?
Atau justru mendukung penyelidikan Kejagung?
Bagikan pendapatmu di kolom komentar!
#TeknologiUntukPendidikan #TransparansiProyek #AwasiAPBN