JAKARTA, Exposenews.id – Depok Lepas Gelar Kota Paling Intoleran. Wali Kota Depok, Supian Suri, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya setelah kota yang dipimpinnya resmi keluar dari daftar kota paling intoleran di Indonesia. Dengan bangga, ia menyebut kemajuan ini sebagai lompatan signifikan. “Alhamdulillah, progress Depok naik 16 tingkat. Ini jadi kebanggaan tersendiri buat kami,” ujar Supian Suri di Depok, Rabu (28/5/2025).
Sebelumnya, Supian mengaku penasaran dengan alasan Depok sempat dinobatkan sebagai kota paling intoleran. Ia bahkan mengundang perwakilan Setara Institute untuk berdiskusi. “Saya ingin tahu, kebijakan apa saja yang membuat Depok dianggap intoleran,” tuturnya. Namun, ia enggan merinci kebijakan spesifik di masa lalu yang menjadi penyebabnya. “Ada beberapa kebijakan terdahulu yang menurut mereka masuk kategori intoleran. Tapi saya enggak bahas detailnya,” jelasnya.
Setara Institute baru saja merilis laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2025, dan hasilnya cukup mengejutkan. Depok, yang sebelumnya bertengger di peringkat 94 pada 2023, berhasil melesat ke posisi 78. Bahkan, pada 2024, kota ini sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan menduduki peringkat yang sama.
Depok sempat menyandang gelar ‘juara’ kota paling intoleran selama tiga tahun berturut-turut (2020-2022) sebelum akhirnya berhasil bangkit dari keterpurukan. Pada 2022, skor Depok hanya 3,610—terendah se-Indonesia, di bawah Kota Cilegon. “IKT mendorong kota-kota untuk berlomba memajukan toleransi,” tulis Setara Institute dalam laporannya, Selasa (27/5/2025).
Baca Juga:Bejat! pasang CCTV di Toilet Sekolah, Ini Pelakunya
Perlahan tapi pasti, berbagai inisiatif dari pemerintah daerah mulai membawa perubahan. Menurut laporan tersebut, kenaikan peringkat Depok tidak lepas dari upaya serius pemangku kebijakan dalam menciptakan ekosistem yang lebih inklusif.
Supian Suri sendiri mengakui bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam. “Kami terus berbenah, dan Alhamdulillah hasilnya mulai terlihat,” ucapnya. Meski begitu, ia menyadari, pemerintah dan warganya masih harus menyelesaikan banyak pekerjaan rumah. “Kami enggak mau berpuas diri. Target berikutnya, masuk 50 besar!” tandasnya penuh semangat.
Tak hanya pemerintah, warga Depok juga merasakan atmosfer yang semakin kondusif. Beberapa komunitas lintas agama mengaku lebih leluasa beraktivitas. “Dulu sempat ada ketegangan, tapi sekarang sudah jauh lebih baik,” kata salah satu tokoh masyarakat.
Meski demikian, Setara Institute mengingatkan bahwa toleransi harus terus dijaga. “Peringkat bisa naik, tapi bisa juga turun kalau komitmen kendor,” tegas laporan itu.
Dengan tren positif ini, Depok berpeluang menjadi contoh bagi kota-kota lain yang masih berjuang meningkatkan toleransi. “Kami ingin Depok dikenal sebagai kota yang ramah, bukan lagi intoleran,” pungkas Supian Suri.
Nah, bagaimana menurutmu? Yuk, simak perkembangan selanjutnya!