Exposenews.id, MANADO – Sejumlah warga keluhkan pengerjaan saluran air di kompleks SMP Negeri 17 Lingkungan 5 Kelurahan Kleak, Kecamatan Malalayang, Kota Manado. Proyek Dinas PUPR Kota Manado senilai Rp198,2 juta ini dikerjakan sejak Oktober 2024 dan baru selesai beberapa pekan lalu. Warga menilai proyek tersebut dikerjakan asal-asalan.
Seperti yang dikatakan Revlon, salah seorang warga setempat. “Lorong jalan kami ini tadinya bisa dilewati dua kendaraan tapi sekarang setelah ada pengerjaan saluran drainase tinggal satu kendaraan yang boleh lewat. Padahal biasanya lorong kami ini jadi jalan alternatif bila jalan besar macet,” kata Revlon kepada Exposenews.id.
Selain itu, Revlon menjelaskan saat hendak dikerjakan, pelaksana proyek tidak pernah menjelaskan kepada warga gambar rencana pengerjaannya seperti apa. Pertama pelaksana proyek sampaikan bahwa drainase ini akan dibuat tertutup, tapi saat sudah beres malah tidak semua tertutup, termasuk yang dialami di depan rumahnya.
“Di depan rumah saya ini cuma besi-besi bolong begini yang bisa membahayakan orang yang mau ke rumah saya. Apalagi kalau dia pakai heels bahaya bisa jatuh,” kata Revlon.
Menurutnya, warga kemarin itu minta kalau tertutup maka harus yang bisa dibuka tutup supaya warga bisa bersihkan salurannya. Faktanya betul ada gagang pembuka tetapi sangat berat dibuka dan besi gagang pembuka menonjol keluar yang dapat membahayakan pejalan kaki.
“Kendaraan kalau tiba-tiba ada dua arah gak mungkin mau ke pinggir sedikit karena ada gagang pembuka yang menonjol besinya itu,” jelasnya.
Dari segi campuran juga, Revlon melihat speknya cuma asal campur. Dan itu juga gampang rusak.
“Saya menduga asal-asalan dibuat apalagi saya perhatikan kepala bass dan pengawasnya sampai tiga kali berganti jadi membuat kami melihat proyeknya asal-asal saja dikerjakannya,” tutup dia.
Senada dengan Revlon, seorang warga lainnya bernama Reyner juga keberatan dengan pengerjaan saluran drainase itu. Pertama, Reyner mengeluhkan berapa meter jalan di depan rumahnya yang keambil karena saluran air itu.
“Yah gara-gara itu jalan lorong ini jadi kecil. Kendaraan jadinya tinggal satu jalur yang boleh melintas,” sebut Reyner.
Reyner juga heran pelaksana proyek tidak menyeluruh membuat saluran air depan rumahnya. Menurutnya masih ada yang sama sekali tidak tersentuh.
“Kerjain proyek kenapa harus setengah-setengah,” ketus Reyner.
Dia berharap Dinas PUPR Manado bisa meninjau kembali saluran air tersebut. Bahkan kalau bisa merenovasinya kembali.
“Saya harap bisa diperhatikan kembali,” ujarnya lagi.
Sementara, Kepala Dinas PUPR Manado ketika dihubungi media ini belum memberikan tanggapannya.
(RTG)