Exposenews.id, MANADO – Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara menghimpun puluhan wartawan dalam rapat koordinasi Kegiatan Pendataan Survei Ekonomi Rumah Tangga Triwulanan (Seruti), di Hotel Grand Whiz, hari ini. Tujuannya agar wartawan mengetahui detil soal Seruti ini.
Kepala BPS Sulut Aidil Adha berujar Seruti yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik menjadi salah satu instrumen utama untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Survei ini dirancang secara terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), serta menggabungkan dua survei khusus lainnya, yaitu Survei Konsumsi Rumah Tangga Triwulanan (SKKRT) dan Survei Tabungan dan Investasi Rumah Tangga (SKTIR).
“Melalui integrasi ini, diharapkan efisiensi dapat ditingkatkan, duplikasi kegiatan dapat dihindari, serta data statistik yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik,” jelas Aidil dalam sambutannya.
Dalam setiap kegiatan statistik, terutama dalam pendataan lapangan, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh metode yang digunakan, tetapi juga oleh pemahaman yang seragam dari seluruh Penanggung Jawab Kegiatan (PJK). “Oleh karena itu, saya ingin menekankan pentingnya membekali setiap PJK dengan pengetahuan dan pemahaman yang sama, baik dalam hal analisis maupun evaluasi hasil pendataan. Keseragaman ini tidak hanya memastikan konsistensi hasil pendataan, tetapi juga meningkatkan akurasi data yang dihasilkan,” kata Aidil.
Melalui pembekalan yang tepat, PJK dapat lebih siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan dan mampu melakukan evaluasi yang mendalam terhadap hasil pendataan. Dengan demikian, data yang dihasilkan tidak hanya relevan, tetapi juga dapat diandalkan untuk mendukung perencanaan dan pengambilan kebijakan yang berbasis bukti.
Menurut Kepala BPS Sulut, kegiatan ini juga menyampaikan hasil evaluasi pendataan Seruti 2024 oleh Tim BPS Provinsi Sulawesi Utara. Evaluasi ini merupakan bagian penting untuk menjadi bahan pembelajaran dalam penyelenggaraan kegiatan Statistik Kesejahteraan Rakyat berikutnya.
“Melalui evaluasi tersebut, kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari pelaksanaan sebelumnya, sehingga perbaikan dapat dilakukan secara berkesinambungan,” sebutnya.
Selain itu, penting untuk menyadari peran media sangat strategis dalam menyebarluaskan informasi berbasis data, sehingga dapat meningkatkan pemahaman publik dan mendorong kepercayaan terhadap data statistik yang dihasilkan oleh BPS.
“Maka dari itu, dalam rangka optimalisasi pemanfaatan indikator sosial yang dihasilkan oleh BPS, kami juga mengadakan sesi “Seni Membaca Data”. Sesi ini akan dibawakan langsung oleh para pakar yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam analisis data. Dengan panduan dari para ahli, seluruh Penanggung Jawab Kegiatan, serta rekan-rekan media, akan dibekali tentang bagaimana membaca, memahami, dan menyampaikan data dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat,” tambahnya.
“Saya mendorong seluruh pihak untuk memanfaatkan rangkaian kegiatan ini sebagai wadah pembelajaran sekaligus berbagi wawasan. Penyampaian informasi yang akurat dan berbasis data bukan hanya mendukung transparansi, tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap data yang dihasilkan oleh BPS. Dengan langkah ini, kita dapat memastikan bahwa data statistik tidak hanya menjadi angka-angka di atas kertas, tetapi juga alat yang efektif dalam mendukung kebijakan, perencanaan, dan pembangunan yang lebih baik,” kata dia.
(RTG)