Rasa Sakit Mengingatkan Siapa Kita

banner 120x600

Exposenews.id, MANADO – Shalom. Firman Tuhan hari ini terdapat dalam Roma 8:22. Demikian bunyi firman Tuhan:

Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, seorang yang mengalami sakit biasanya akan sangat menyadari sekali arti penting hidup sehat. Ketika berada dalam keadaan sakit, kitapun berusaha untuk mencari jalan supaya sembuh.

Entah dengan cara sederhana di rumah seperti minum ramuan herbal yang ditanam di apotik hidup halaman rumah, ataupun kita pergi ke rumah sakit, klinik atau puskesmas untuk memperoleh tindakan medis. Tak ada yang menyenangkan dari situasi sakit. Namun kita harus melewati prosesnya demi memperoleh kesembuhan.

Rasul Paulus menyampaikan bagian ini sebagai gambaran betapa seriusnya dosa yang membuat segenap tatanan di dunia ini harus menanggungnya. Ketika relasi manusia dan Tuhan Allah putus, maka manusia kehilangan arah dan tersesat.

Pemberontakan umat Yahudi yang menyalibkan Yesus Kristus menunjukkan betapa dalmnya dosa manusia di hadapan Tuhan Allah. Semua keberadaan ini membuat manusia menderita dan berada dalam kondisi sakit bersalin sebagaimana dirasakan seorang perempuan yang melahirkan anak.

Kesakitan akan selalu menjadi bagian dari yang hidup. Keluhan sampai jeritan, akan terdengar dari mereka yang tidak lagi tahan merasakan sakit.

Di sinilah kita belajar siapa kita selaku manusia yang penuh keterbatasan. Ada saat kita penuh semangat tetapi rapuh di saat yang lain. Kita rindu mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan Allah dan kepada orang lain. Karena itu, marilah menjadikan keluarga kita sebagai tempat di mana setia anggota akan merasa terlindungi.

Kita berusaha menjauhkan kesombongan dan mau menang sendiri. Tak ada yang bisa kita banggakan selain di dalam anugerah dan kebaikan Tuhan Yesus Kristus.

Sakit dan sehat adalah anugerah yang datang silih berganti, mengajarkan kita untuk tidak lupa bersyukur, serta selalu datang kepada-Nya dengan rendah hati memohon tuntunan-Nya. Amin.

(Renungan Harian Keluarga)