Exposenews.id, MANADO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Sangihe memperpanjang kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Utara. Kerjasama ini dalam bentuk perlindungan bagi pekerja informal, perangkat kampung, dan tenaga non ASN di tahun 2024.
Tahun ini Pemkab Sangihe menambah kuota kepesertaan untuk 500 orang dari tiga golongan pekerja tersebut.
Ditemui usai menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan BPJS Ketenagakerjaan, pada Selasa (6/5/2024), Penjabat Bupati Sangihe, Rinny Tamuntuan, mengungkapkan hingga kini sudah 5 ribu pekerja rentan di Sangihe yang jadi peserta program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek).
“Sebelumnya sudah ada 5 ribuan yang dilindungi. Dengan adanya kerja sama baru di tahun ini kami pemerintah daerah akan meningkatkan lagi perlindungan bagi para pekerja,” ujar Tamuntuan.
Menurut Tamuntuan, Pemkab Sangihe menargetkan tahun ini meng-cover 500 orang dari segmen pekerja informal, perangkat kampung, dan tenaga non ASN.
“Target ini cukup realistis karena ada program Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda (Sertakan, red). Dalam program ini satu orang tenaga ASN melindungi pekerja rentan di lingkungan sekitarnya. Jadi iuran BPJAMSOSTEK dibayarkan oleh ASN,” ungkapnya.
Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Sulawesi Utara, Sunardy Syahid, mengatakan penandatanganan PKS tahun ini guna melanjutkan program perlindungan Jamsostek yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir.
“Supaya perlindungan bagi 5 ribu pekerja yang dianggarkan oleh Pemkab Sangihe bisa berlanjut,” ujar Sunardy.
Kata Sunardy, coverage kepesertaan di Sangihe saat ini baru mencapai 62 persen, sehingga perlu dioptimalkan melalui kolaborasi bersama pemerintah daerah untuk menghadirkan inovasi guna meningkatkan kepesertaan.
“Kalau dari sisi angka cukup tinggi. Namun masih perlu ditingkatkan supaya semua pekerja di Sangihe terlindung dari resiko pekerjaan,” jelas Sunardy.
Ia mengaku optimis program Sertakan dapat mendorong kepesertaan di Sangihe. Karena menurut Sunardy, dalam program ini satu orang tenaga ASN dapat melindungi hingga dua pekerja informal.
“Pastinya pekerja di sekitar ASN terkait seperti sopir atau pembantu rumah tangganya. Diharapkan inovasi ini dapat mendorong kepesertaan di Sangihe” tutur Sunardy.
(RTG)