Catatan Kritis PAS Awal Tahun 2024 Waspada Siluman Politik

banner 120x600

Exposenews.id, SULUT – Awal tahun 2024 ini,Indonesia akan menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) yang kian dekat.

Praktisi politik PDI Perjuangan Paulus Adrian Sembel (PAS) memberikan catatan kritis diawal tahun 2024 ini.

Dimana Paulus Sembel fokus pada kehadiran ‘Siluman’ politik.

“Yang namanya Siluman adalah makhluk jadian-jadian yang sering berubah wujud. Kini para siluman juga hadir dalam ajang pemilu, baik pileg, pilpres, nantinya juga pada pilkada dan mulai membangun opini-opini,” tulis Sembel.

Menurut Sembel, Para siluman ini datang tidak terkira, baik dalam lingkungan partai maupun dari pihak-pihak eksternal yang memang sengaja dihadirkan dan masuk kelingkungan lawan sebagai siluman.

Menghadapi Pemilu serentak 2024 berbagai taktik dan strategi mulai diperlihatkan. Di Media Pers dan medsos, bahkan hal ini sejak 2023 sudah dijadikan ‘mainan opini’. Demikian halnya di internal Parpol, mainan opini gencar dilakukan.

“Mainan ini bukan dilakukan secara kelembagaan tapi lewat person-person, baik itu kader, pengurus, anggota dan simpatisan partai. Makanya hal ini keliatan tidak beraturan dan diluar kontrol,”tegasnya.

Padahal menurut Sembel yang pernah menjadi dosen ilmu Komunikasi, membangun opini sehingga menjadi pendapat umum punya strategi dan tidak sekedar beropini/berpendapat, menyampaikan jargon-jargon politik dan lain sebagainya.

Secara teori, dari sekian issue ada satu issue yang menjadi issue sentral. Biasanya ini menjadi “pendapat umum”.

“Berseliwerannya pendapat/opini yang tidak tertata dengan baik, apalagi tidak di manage oleh tim yang berkenaan untuk itu, memang sangat merugikan. Harusnya think-thank partai (jika memilikinya), atau juga think-thank pilpres dapat melihat hal ini, agar mampu meminimalisir jika tidak mampu mengeliminer informasi-informasi yang merugikan partai, merugikan calon pres atau bahkan calon kandidat Pilkada nantinya,”lugasnya.

Dikatakannya, jelas kelihatan dilapangan opini (yang berkembang di media pers dan medsos), bahwa “siluman-siluman” politik ikut main dalam menghadapi perhelatan politik pemilu.

Di Kota Kabupaten yang akan menghadapi pemilu, kondisi ini sangat jelas kelihatan. Siluman-siluman ini jelas ingin membangun opini negatif atau melemahkan kandidat calon atau lawan politik. Mereka memecah belah dan mendikotomi, membangun klik-klik lewat opini/informasi, mempeta-konflik dan lain sebagainya.

“Lucunya mainan siluman ini terasa dibiarkan.
Apakah karena sengaja dibiarkan atau memang kita tidak “siuman” atau malah tidak tahu bahwa kompetitor sedang memainkan trik (teori politik) “meminjam kekuatan lawan”?,”kata Sembel.

Ia merasa yang paling aneh adalah di internal Parpol, khususnya dilapangan massa masih disibukkan dengan ngotot-ngototan kepada calon A dan calon B (baik dalam pileg maupun pilpres). Disini terjadi kubu-kubuan, klik-klik yang memang menjadi lahan menarik siluman untuk memainkan tariannya (trik).

Jika hal ini tidak diantisipasi sejak awal, maka ketika menghadapai ajang politik tentunya akan banyak energi yang akan dikeluarkan untuk meminimalisir masalah ini.

“Ajang kontestasi tidak lama lagi dan semakin menarik, tapi kewaspadaan politik penting dilakukan oleh Parpol. Jika kita “awas” sejak awal, itu artinya tanda awas supaya sadar (siuman) agar tidak dipermainkan pihak lawan/kompetitor politik,”ucapnya.

Mantan anggota DPRD Tomohob ini berharap Opini dan informasi, harus disaring/difilter, diolah dan selanjutnya dimanfaatkan menjadi kekuatan pendukung dalam menghadapi beberapa pertempuran.

Sebelum memenangkan peperangan dalam politik, kita memang harus memenangkan beberapa pertempuran dilapangan. Salah satu medan pertempuran tersebut adalah pertarungan dimedan opini dan informasi, dan ini memang harus direbut sejak awal.