Exposenews.id, Manado – Bacaan terambil dari Filipi 2:1-2.
Yesus adalah Tuhan. Ini yah dan amin. Sesungguhnya, hidup-Nya sangat sempurna. Dia amat sangat maha kuasa, pencipta dan pemilik umat manusia serta alam semesta dengan segala isinya. Termasuk planet-planet di luar bumi, baik yang kelihatan maupun tidak.
Dia sungguh maha mulia, Tuhan yang bertahta dalam keagungan-Nya. Dia Anak Allah. Tetapi, dalam segala kemahakuasaan dan keagungan-Nya yang tiada bertara itu, Tuhan kita rela datang ke bumi menjadi manusia sama seperti kita. Bahkan, dalam kemanusiaan-Nya, Yesus rela berkorban demi keselamatan dan kehidupan kita.
Dia memberitakan Injil dan mengajar umat-Nya dalam gaya dan bahasa sebagai manusia. Tetapi, pengajaran-Nya sungguh sangat maha mulia. Dia mengajarkan tentang apa yang dilakukan-Nya dan melakukan apa yang diajarkan-Nya. Dia lebih banyak memberi contoh dan teladan kepada umat-Nya. Dia mengatakan apa yang Dia lakukan, dan melakukan apa yang Dia ajarkan secara sempurna.
Dialah guru yang sempurna baik dalam perkataan dan perbuatan-Nya, tetapi terutama isi ataupun nilai pengajaran-Nya tentang kasih. Bahwa manusia harus mengasihi sesamanya tanpa batas dan tanpa pamrih. Musuh pun harus dikasihi dengan tulus. Kasih Kristus juga mengajarkan kita untuk berkorban bagi sesama. Pengajaran lain yang amat sangat mulia dan menakjubkan adalah hal mengampuni. Orang Kristen, sebagai hamba Tuhan harus rela mengampuni sesama tanpa batas. Mengampuni dan mengasihi seaama lebih sungguh dan tulus lagi.
Semua itu diajarkan dan diteladankan Tuhan untuk kita umat-Nya. Karena itu, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus mengatakan kepada mereka agar mereka menopang pekerjaan pelayanan Paulus dan memraktikkan semua pengajaran dan teladan Yesus tentang kasih yang sejati kepada sesama, sebagaimana kita melakukannya untuk Tuhan dan untuk diri kita sendiri.
Paulus mengingatkan dan mengajarkan jemaat Filipi agar mempraktikkan semua contoh dan teladan Kristus, terutama dalam menopang pekerjaan pelayanan Paulus sehingga segalanya berjalan dalam tuntunan Roh Kudus. Yesus Sang Guru Sejati mengajarkan segala kebaikan yang sempurna. Karena itu mereka harus hidup dalam ajaran dan teladan Yesus bagi seluruh umat-Nya.
Hidup dalam ajaran Kristus selalu ada nasihat yang baik, ada penghiburan kasih, ada persekutuan dalam Roh, ada kasih mesra dan ada belas kasihan. Begitulah kiranya juga jemaat Filipi berlaku dalam hidupnya. Adalah kewajiban setiap umat Tuhan melakukan semua ajaran Kristus.
Paulus meminta umat Tuhan di Filipi turut memperlengkapi sukacita pelayanan mereka dengan hidup sejati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Sebab dengan bersatu dan bersama melayani Tuhan, mereka menjadi lebih kuat. Sehingga dari segala yang mereka lakukan, nama Tuhan Yesus selalu dipuji dan dimuliakan.
Demikian firman Tuhan hari ini.
“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,” (ay 1, 2)
Hidup dalam kasih Kristus, itulah inti yang diajarkan dan dinasihati Paulus bagi jemaat. Artinya orang Israel harus hidup dalam kasih, menurut apa yang diajarkan dan diteladankan oleh Tuhan Yesus.
Hidup dalam kasih Kristus berarti saling menasihati, saling menghibur dan menguatkan, hidup dalam persekutuan Roh, mewujudkan cara hidup dalam kasih mesra dengan sesama, serta selalu memiliki belas kasihan kepada semua orang. Jadi hidup jauh dari kesombongan dan keangkuhan, tapi dalam kerendahan hati.
Hal-hal seperti itu yang menyukacitakan Paulus bahkan menyemangati dia dalam melayani Tuhan. Karena itu dia menasihati jemaat untuk hidup sehati sepikir dalam satu kasih yakni kasih Kristus yang memersatukan dan menghidupkan, satu jiwa dan satu tujuan. Semuanya tertuju untuk hormat dan kemuliaan Tuhan.
Inti dari pesan Paulus adalah, kita harus kompak dalam melayani, hidup tulus, bersama menanggung segala penderitaan dan terus setia melayani Tuhan dalam kebersamaan yang penuh cinta dan kasih sayang yang sungguh. Hal ini akan menyempurnakan sukacita kita dalam melayani Tuhan.
Maka dalam melayani Tuhan, janganlah menang sendiri. Jangan makan tulang. Tapi siap sedia lah berkorban dalam kerendahan dan kesetiaan kepada Tuhan dan penuh cinta kasih kepada sesama, sehati sepikir dalam bekerja dan melayani Dia. Sehingga dari cara hidup kita yang meneladani Kristus, nama Tuhan dimuliakan. Kitapun diberkati-Nya dalam segala hal. Amin