Exposenews.id, Manado Pertumbuhan ekonomi (PE) Sulawesi Utara sepanjang Triwulan I tahun 2022 mencapai 3,86 persen. Capaian ini ternyata lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan yang mencapai 5,01 persen.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara melihat pencapaian pada Triwulan I tahun 2022 sebagai early warning/peringatan dini. Tujuannya supaya pertumbuhan ekonomi Sulut bisa di atas nasional lagi.
“Pandemi kemarin pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi turun termasuk Sulut. Tapi kita lebih bagus karena di atas nasional. Sayangnya awal 2022 ini pertumbuhan ekonomi kita di bawah nasional yang menyentuh 5,01 persen. Makanya FGD ini diadakan supaya jangan sampai berkelanjutan PE nasional di atas kita,” kata Kepala KPw BI Sulut Arbonas Hutabarat saat dijumpai seusai FGD di Kantor BI Sulut, Kamis (2/6/2022).
Dipaparkan Arbonas bahwa FGD kali ini untuk meningkatkan awareness antara BI, Pemprov Sulut dan juga Pemerintah Kabupaten Kota. Bahkan dalam pembahasan FGD membedah soal sisi konsumsi, investasi dan perdagangan di Sulut itu sendiri.
“Kita tadi bahas soal investasi yang selama 10 tahun terakhir ini mampu menyumbang 32 persen lebih pertumbuhan ekonomi Sulut setelah konsumsi. Nah, sekarang ini jangan sampai investasi ikut jejak konsumsi Sulut yang lagi merosot angkanya,” Arbonas menjelaskan.
Salah satu solusinya yakni perlu mencari sumber baru seperti peningkatan ekspor. Contohnya, ekspor tuna, dan sejumlah komoditi pertanian.
“Untuk komoditi pertanian janganlah jual jagung mentah tapi perlu dipikirkan turunannya. Kita perlu memikirkan hilirisasi dari pertanian,” sebutnya lagi.
Selain itu diperlukan juga peningkatan dunia pariwisata di Sulut. “Sejumlah hal ini bisa kita kembangkan lagi agar ekonomi Sulut dapat bertumbuh lebih baik lagi,” tutup dia.
(RTG)