Exposenews.id, Manado – Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang konsen dengan pengurangan penggunaan plastik. Seperti ketika Anda ke pusat perbelanjaan, ke rumah makan, maupun tempat belanja oleh-oleh, jangan berharap barang belanjaan Anda akan ditaruh dalam kantong plastik.
“Minta maaf, kami sudah tidak pakai kantong plastik lagi,” kata kasir di salah satu rumah makan sekitar Kuta Bali, saat Exposenews.id meminta taruh makanan yang dibawa pulang ke dalam plastik.
Lantas bagaimana pembeli bisa membawa belanjaannya?
Tentu saja pembeli harus membawa sendiri tas kain untuk bisa menaruh belanjaannya. Apalagi kalau item yang Anda beli dalam jumlah banyak, pasti Anda akan kesulitan menentengnya tanpa membawa tas kain.
Di satu sisi, pusat perbelanjaan biasanya menyediakan juga tas kain. Nah, tas tersebut dapat Anda beli di kisaran harga Rp5.000 hingga Rp10.000.
Menyikapi kebiasaan terkini di Bali itu, pemerhati lingkungan hidup Sulawesi Utara, Clay Lalamentik mengaku kagum dengan hal tersebut. Bahkan Clay berharap hal yang sama dapat diterapkan juga di Sulut.
“Saya tentu sangat menyetujui pengurangan pemakaian plastik seperti yang dilakukan di Bali, mengingat plastik saat ini terbuat dari minyak bumi atau sumber daya alam terbatas. Apalagi yang saat ini kita rasakan terjadi pencemaran plastik di mana-mana dan itu merupakan masalah yang harus kita selesaikan. Makanya kalau apa yang dilakukan di Bali, kita adopsi di Sulut tentu sangat bagus,” kata Clay yang juga merupakan COO Baciraro.
Disampaikan Clay bahwa warga Sulut perlu meningkatkan kesadaran terkait penggunaan dan pemanfaatan plastik. Pada hakikatnya ada tiga prinsip dalam penggunaan plastik yaitu reduce, reuse dan recycle.
“Tiga aspek penting ini jika dijalankan tentunya pencemaran dan penggunaan plastik akan lebih efisien. Tetapi kendala yang kita hadapi saat ini adalah banyak masyarakat yang belum mengerti tentang hal ini, karena itu edukasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung tiga aspek ini,” tambah Clay kepada Exposenews.id.
Lanjut dia, kritisnya edukasi terkait sampah yang sudah diberikan masih terkendala dengan tingkat kemauan masyarakat. Dalam hal ini perlu diperkuat dalam regulasi dan salah satu caranya adalah pengurangan pemakaian plastik melalui kebijakan pemerintah.
“Tetapi, plastik untuk saat ini belum bisa ditiadakan karena plastik merupakan salah satu ciptaan manusia yang mempermudah manusia dalam segi efisien, murah dan bersih. Karena, dulunya manusia memakai kertas untuk membungkus segala sesuatu dan saat ini plastik ada untuk memudahkan manusia, tetapi balik lagi kepada kita bagaimana kita memanfaatkannya,” tutup dia.
(RTG)