Exposenews.id, Tareran – Dalam rangka menyambut hari Listrik Nasional ke-76 yang jatuh pada 27 Oktober 2021, PLN UPDK Minahasa melaksanakan beberapa program mengembangkan potensi daerah melalui pemberian program CSR/TJLSK dan juga program non CSR yang juga dapat membantu pengembangan daerah.
Salah satunya adalah pembangunan jalan akses menuju objek wisata Air Terjun Kulung-kulung di Desa Wiau Lapi, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), yang telah diresmikan Wakil Bupati Minsel, Pendeta Petra Yani Rembang, Rabu (27/10). Jalan yang panjangnya sekitar 2 kilometer ini dibuat dari sisa hasil pembakaran batu bara berupa fly ash dan bottom ash (faba) yang berasal dari boiler dan ESP.
“Sebagai salah satu unit di bawah UPDK Minahasa, PLTU Amurang memiliki sisa hasil pembakaran batu bara yang berupa fly ash dan bottom ash yang berasal dari boiler dan ESP. Sebelumnya fly ash atau bottom ash (Faba) merupakan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), namun berdasarkan PP Nomor 22 tahun 2021 yang merupakan turunan dari UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, maka jenis limbah FABA dari PLTU non Stocker tersebut telah dihapus (delisting) dari kategori limbah B3. Hal tersebut disebabkan karena pembakaran batu bara pada boiler PLTU dilakukan pada temperature tinggi sehingga kandungan unburnt carbon di dalam FABA sangat minim dan lebih stabil saat disimpan,” ujar Manager UPDK Minahasa, Andreas Arthur Napitupulu.
Terkait dengan bantuan di objek Wisata air terjun Kulung-Kulung, PLN memberikan bantuan berupa akses jalan beton mortar. Pengaplikasian ini sering dilaksanakan sebagai jalan desa/lorong-lorong yang membutuhkan akses jalan dengan kualitas yang baik, namun biaya yang murah.
“Campuran beton mortar biasanya terdiri dari semen, dan pasir. Pada umumnya komposisi mortar yang digunakan adalah 1 : 5 (semen : Pasir). Namun dengan masuknya Fly Ash yang mencapai 50%, Komposisinya berubah menjadi 0,5 : 2 : 4 (semen : Pasir : fly Ash) untuk fase jalan 1 dan 0,5 : 2.5 : 3 (semen : Pasir : fly Ash) fase jalan 2,” jelas Andreas.
“Hal ini kami bedakan dengan pertimbangan fase 1 hanya dilalui kendaraan roda 2 dan fase 2 untuk kendaraan sekelas roda 4,” tambah Andreas.
Terkait dengan kualitas beton, sebut Andreas, akan mencapai lebih dari 10 Mpa, di mana kendaraan di level desa bisa dengan nyaman menggunakan jalan beton ini dengan biaya yang jauh lebih murah.
Selain hal tersebut, masyarakat dan PLN melihat peluang pemanfaatan Faba lainnya, yaitu menjadikan Fly Ash sebagai pengganti urukan/sirtru sebelum dilakukan pembetonan. Hal ini tentu disambut baik oleh PLN, di mana perluasan pemanfaatan Faba dapat semakin terbuka lebar dan sangat praktikal sesuai dengan kreatifitas masyarakat.
“Penjajakan kerjasama ini kita sudah mulai sejak 9 Oktober 2021, pelaksanaan pembersihan lahan pada 14 Oktober dan mobilisasi Faba pertama dilaksanakan pada 15 oktober 2021. Bantuan bahan yang diberikan oleh PLN berupa Fly Ash sebanyak 395 Ton (56 truk), Semen 181 sak, Pasir (10 truk) , dan Domato / coral 10 truk. Data yang saya sebutkan tadi menghasilkan produk berupa beton mortar sebanyak +- 155 Ton dan urukan sebanyak 333,5 Ton,” ungkapnya.
Dalam pemanfaatan Faba, PLN UPDK Minahasa telah melakukan beberapa program pemanfaatan seperti pembuatan role model Rumah Faba di kabupaten Minahasa Selatan, pembangunan tempat rekreasi air terjun Kulung-kulung Minahasa Selatan, rehabilitasi ruang serbaguna Kodim 1302 Minahasa, penyelesaian pembangunan gereja di Desa Wiau Lapi, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan, pemberian raw material pada sejumlah UMKM pembuat batako dan paving blok, dan beberapa program lainnya yang sedang dalam pembahasan bersama beberapa pemerintah daerah.
Sementara, apresiasi disampaikan Pemkab Minsel atas inovasi dan bantuan PLN berupa objek jalan wisata tersebut. “Kita sudah jadi sahabat makanya akses jalan ini salah satu bentuk persahabatan Pemkab dengan PLN,” kata Wakil Bupati Minsel Pdt Petra Yani Rembang.
Kata Wakil Bupati Petra, upaya bersama dalam rangka pembangunan Minsel butuh sinergitas antara semua pihak, termasuk di dalamnya adalah masyarakat. Semua sinergitas yang terbentuk dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Mungkin PLN bisa juga mengaliri listrik di tempat wisata ini supaya pengunjung juga akan terbantu,” tambah Petra.
“Bantu kami juga untuk kebutuhan pertanian di Minsel, sebab banyak lahan sudah jenuh dengan pestisida dan bahan-bahan berbahaya. Makanya butuh normalisasi. Siapa tahu Faba bisa menurunkan PH tanah. Apalagi di masa pandemi, pertanian jadi sektor keunggulan yang membuat ekonomi Minsel stabil,” imbuh dia mengakhiri.
(RTG)