Exposenews.id, Ratahan – Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap mengaku banjir bandang yang melanda Ratahan dan sekitarnya karena daerahnya tak tersentuh pembangunan oleh pemerintah pusat. Imbasnya, beberapa desa dan fasilitas publik, seperti bangunan sekolah, tempat ibadah, dan rumah warga, terdampak banjir bandang.
“Sementara jalan ini sudah hampir 7 tahun, status jalan nasional, nggak pernah dibikin balai jalan. Tolong, Pak Presiden, ada orang yang hanyut akibat jembatan yang nggak benar,” kata James kepada wartawan saat meninjau lokasi bencana, Selasa (21/9).
“Tidak pernah diperhatikan Minahasa Tenggara ini. Itu yang penyebabnya. Harusnya nggak ada orang yang korban. Balai tidak pernah hadir di Minahasa Tenggara. Pelebaran jalan kami yang buat. Bukan Balai,” lanjut James.
James mengatakan penyebab banjir bandang adalah volume air di Jembatan Abuang di Kelurahan Nataan, Minahasa Tenggara, tak mampu menampung volume air. James menyebut pemerintah daerah telah mengusulkan perbaikan, namun tidak diperhatikan. Padahal jembatan tersebut sudah berumur 60 tahun.
“Penyebabnya juga jembatan ini sudah tidak layak. Saya sudah berapa kali usulkan ke Balai, ke Pak Menteri (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono), tidak ada jalan nasional, jembatan nasional hanya 3 meter. Itu bagaimana kerjaan-kerjaan Balai,” imbuh James.
“Pak Menteri, bikin dong jalannya, biar nggak ada orang yang hanyut. Penyebab banjir bandang ini kan ketidakmampuan volume air di jembatan kecil ini. Ini jembatan tahun 60 puluhan,” lanjut James.
James menyampaikan 100 rumah rusak terendam akibat banjir. Banjir pun menewaskan seorang warga.
“Ada sekitar 100 rumah terendam akibat banjir bandang yang menyebabkan korban jiwa. Satu jiwa sedang dicari karena hanyut,” tutur James.
“Penyebabnya apa, jembatan ini tertutup dan menghantam rumah penduduk,” sambung dia.
James menerangkan pihaknya sudah berusaha mengatasi masalah ini. Saat ini pun, kata dia, Pemprov Sulawesi Utara sudah turun tangan.
“Saya tidak minta bantuan apa-apa, tapi saya minta tolong diperhatikan infrastruktur yang ada di Mitra,” tegas dia.
Sementara, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Utara Erik Aldrin Singarimbun mengatakan, untuk sementara ini masih pemeliharaan karena dalam kondisi pandemi. Menurut dia, pihaknya akan melakukan evaluasi.
“Kemampuan fiskal di APBN kita sangat terbatas. Jadi artinya baru kita melakukan pemeliharaan. Tapi dengan kejadian ini, kita coba evaluasi, masukkan, diperintahkan untuk ditangani. Karena keterbatasan fiskal kita sejak tahun kemarin,” pungkas dia.
(RTG)