Exposenews.id, Manado – Jajaran Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) bersama dengan Bea dan Cukai Manado melakukan kunjungan kerja ke Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Adapun kunjungan kerja kali ini bertujuan untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sangihe untuk menggali sumber daya alam yang memiliki potensi untuk diekspor langsung dari Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Kunjungan kerja ini dipimpin oleh Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara, Awan Jogyantoro, dan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Melanchton Harry Wolffdi di ruang kerjanya pada Kamis (03/06/2021).
“Kedatangan ini sebagai bentuk koordinasi sekaligus pemantauan perkembangan inisiatif pembukaan konektivitas laut rute Sangihe-General Santos (GenSan),” ungkap Awan melalui keterangan persnya hari ini.
Dari segi pelayanan kepabeanan, Kabupaten Kepulauan Sangihe berada di wilayah pengawasan kantor Bea dan Cukai Manado, dimana Bea dan Cukai memiliki 2 (dua) kantor bantu di Kabupaten Sangihe, yaitu Kantor Bantu Tahuna dan Kantor Bantu Marore sehingga tidak ada masalah terkait prosedur kepabeanannya karena selama ini Bea dan Cukai juga telah melayani kegiatan impor dan ekspor.
“Bea dan Cukai siap dalam mendukung terlaksananya kegiatan ekspor langsung dengan memfasilitasi para pelaku usaha berupa sosialisasi dan asistensi, serta akan terus berkoordinasi dengan Pemda serta instansi terkait,” tutur Awan.
Diharapkan dengan adanya kunjungan kerja ini, impian untuk melakukan ekspor langsung dari Kabupaten Kepulauan Sangihe ke Filipina akan segera terwujud, sehingga akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar yang pada gilirannya untuk pemulihan ekonomi nasional.

Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe mengungkapkan keinginannya untuk dapat melakukan kegiatan ekspor impor secara langsung, karena akan sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Selain itu dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe maupun penerimaan negara. Dan juga, didukung oleh strategisnya lokasi Tahuna dalam jalur pelayaran, karena lokasinya dekat dengan Davao dan General Santos, Filipina.
Beberapa waktu lalu, Bupati Kepulauan Sangihe mempunyai inisiatif melakukan pembukaan konektivitas Sangihe-General Santos. Ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Wakil Menteri Luar Negeri mengingat Sangihe berlokasi di antara Bitung-General Santos/Davao dan jarak dengan General Santos dapat ditempuh selama 6-8 jam dengan kapal, sehingga Sangihe dapat diusulkan menjadi bagian dari rute Bitung-Davao.
Inisiatif ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden nomor 109 tahun 2020 tentang Proyek Strategis Nasional (PSN), di mana Sulawesi Utara ditetapkan menjadi salah satu super hub di Indonesia. Saat ini Pelabuhan Tahuna masuk dalam Gerai Maritim Tol Laut dengan rute Surabaya-Bitung-Tahuna dan Surabaya-Makassar-Tahuna untuk mengangkut barang kebutuhan pokok dengan muatan balik dari Tahuna paling banyak berupa ikan beku, kayu kelapa dan cengkih.
Kapal operasional yang direncanakan akan digunakan dalam rute Sangihe-General Santos adalah kapal combo dengan nama KM Tampungang Lawo yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sangihe dengan kapasitas 328 GT.
Berdasarkan data dari Bea Cukai Manado, selama tahun 2019-2020 ekspor barang dari wilayah Sangihe, Talaud, Sitaro mencapai 28.806.454,76 Kg, dengan total FOB USD 210.653.414,09 dengan komoditas rempah-rempah namun ekspor ini masih melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Tanjung Perak, Surabaya. Adapun saat ini ekspor langsung ke Filipina dengan perahu kecil berupa rokok ke Filipina sebanyak 1.359.765,5 Kg dengan total FOB USD 9.089.115, yang berasal dari Malang, Kudus dan Sidoarjo dan pemuatannya dilakukan di Pelabuhan Petta, Tahuna.
Sebagai gambaran secara geografis Kepulauan. Sangihe terletak di utara pulau Sulawesi dan selatan kepulauan Mindanao (Filipina), memiliki 105 pulau (26 berpenghuni, 79 tidak berpenghuni), terdiri atas : 15 Kecamatan., 22 Kelurahan dan 145 Kampung. Bagian utara berbatasan dengan Filipina dan Kabupaten Kepulauan Talaud, Timur dengan Samudera Pasifik, Selatan dengan Kabupaten Kepalauan Sitaro, Barat dengan Laut Sulawesi. Luas wilayah Kabupaten Sangihe yaitu 11.863,58 Km2 ; terdiri dari 736,98 Km2 (6,2%) daratan dan 11.126,61 Km2 (93,8%) luas laut. Jarak Tahuna dengan Jakarta adalah ±1.267 mil laut, dengan Manado ±135 Mil laut, jarak dengan General Santos (Filipina) ±128 Mil laut dan jarak dengan Davao City (Filipina) ± 159 mil laut.
Kabupaten kepulauan Sangihe mempunyai potensi kekayaan sumber daya perikanan dan perkebunan yang melimpah. Jenis ikan yang memiliki ekonomi dan gizi tinggi adalah jenis ikan pelagis dan demersal.
Ikan pelagis merupakan kelompok ikan di lapisan permukaan air, memiliki ciri utama yaitu beraktifitas bergerombol dan melakukan migrasi. Jenis ikan demersal merupakan ikan yang hidup di dasar laut, seperti lumpur, pasir dan bebatuan.
Data dari pemerintah kabupaten kepulauan Sangihe tahun 2020 produksi perikanan tangkap jenis ikan pelagis besar mencapai 1.638,86 ton, ikan pelagis kecil sebanyak 8.525,94 ton dan demersal 67,48 ton. Jenis Ikan pelagis besar hasil tangkapan meliputi ikan Tuna dan Cakalang. Sedangkan jenis ikan pelagis kecil meliputi ikan Tongkol, Layang dan Selar. Untuk jenis ikan demersal meliputi ikan Kerapu, Kakap dan Seremia. Selain itu, komoditas dari sektor perkebunan menunjukkan hasil yang menggembirakan, terlihat dari produksi tanaman Kelapa mencapai 23.955,50 ton. tanaman Pala mencapai 4.285,50 ton serta tanaman Cengkih 1.878,73 ton.
(RTG)