Exposenews.id, Manado – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara terus mengembangkan budidaya ternak kelinci. BPTP Sulut terbuka bagi masyarakat maupun instansi yang hendak mengembangkan budidaya kelinci tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Hotel Mercure, Kabupaten Minahasa. Saat pertama kalo membeli dari BPTP Sulut, hanya sekitar 10 rekor. Nah, kini setelah dibudidayakan jumlahnya meningkat pesat hingga lebih dari 50 ekor.
“Iya betul, kalau saya tidak salah ingat, Desember lalu Mercure beli 8 atau 10 ekor kelinci dari kami. Sekarang sudah banyak banget,” kata Kepala BPTP Sulut Steivie Karouw, hari ini.
Steivie berujar BPTP Sulut ikut memantau perkembangan kelinci tersebut. Bahkan teknisi BPTP ditugaskan untuk turut mendampingi.
“Iya ada teknisi yg dampingi, kelinci-kelincinya juga divaksin setiap bulan,” jelasnya lagi.
Menurutnya perawatan kelinci ini tidak mahal. Yang penting yang pelihara memiliki kemauan untuk menjaga.
“Saya senang lihat kelinci di Mercure bisa berkembang. Biayanya tidak mahal kok, asalkan ada kemauan,” katanya.
Jika ingin membeli kelinci di BPTP, Anda bisa membayar senilai Rp250 ribu sudah dapat dua ekor kelinci kecil beserta vaksin dang makanannya. Untuk yang besar seharga Rp500 ribu sudah dapat sepasang.
Diketahui BPTP Sulut mengembangkan dua jenis ternak kelinci, yaitu jenis satin, dan New Zealand. Cara membedakannya cukup mudah di mana untuk satin berwarna hitam dan kecokelatan, sementara jenis New Zealand berwarna putih dengan mata berwarna pink.
“Kami mengembangkan budidaya dua jenis kelinci ini memanfaatkan lahan pekarangan yang ada di Kantor BPTP Sulut,” ujarnya.
Selama ini kelinci-kelinci diberi makanan dari sayuran ditambah dengan konsentrat. Sayuran-sayuran untuk makanan kelinci didapatkan dari budidaya sayuran yang juga dikembangkan BPTP Sulut.
“Sebelumnya kelinci-kelinci tersebut dikembangkan di Pandu, namun sekarang dipindahkan di kantor karena persediaan pangan bagi kelinci lebih banyak tersedia,” sebutnya.
Ke depannya, BPTP merencanakan membangun cafe kelinci agar masyarakat bisa mudah mencari tahu cara mengembangkan ternak kelinci. Bahkan bisa juga sambil menikmati enaknya olahan daging kelinci, yang kaya dengan kandungan protein.
(RTG)