Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) dan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) sepakat untuk bekerjasama. Kerjasama ini soal perlindungan bagi 6.000 petani pemilik penggarap, buruh tani, petani penggarap, serta 1.500 orang pelaku usaha perikanan di Kabupaten Bolsel.
Adapun kerjasama diwujudkan dengan perjanjian kerjasama dgn Memorandum of Understanding yang dilakukan langsung oleh Kepala BPJAMSOSTEK Manado Hendrayanto, dengan Bupati Bolsel Iskandar Kamaru, yang disaksikan Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sulawesi Maluku, Arief Budiarto di Swisbell Hotel Maleosan Manado, hari ini.
Arief Budiarto mengapresiasi Pemkab Bolsel yang sudah bekerjasama dengan BPJAMSOSTEK. Menurut Arief jarang Kepala daerah mempersatukan proses penandatanganan PKS sekaligus MoU.
“Tidak semua pemimpin daerah memperhatikan rakyatnya. Ini adalah inovasi dan kreativitas dari bupati. Tentunya akan meningkatkan kepercayaan rakyat terhadap pimpinannya,” ungkap Arief saat memberikan sambutan.
Dikatakannya bahwa kalau Pemkab tidak hadir maka akan bertambahlah warga miskin. Pasanya santunan perlindungan akan bermanfaat pada ahli waris dalam melanjutkan kehidupan selanjutnya.
“Jadi pada program kerjasama ini diberikan perlindungan jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Kalau meninggal karena bukan kecelakaan kerja, ahli waris mendapatkan Rp42 juta. Jika meninggal akibat kecelakaan kerja maka ahli waris menerima 48 kali gaji yang didaftarkan sebagai peserta BPJAMSOSTEK,” ungkapnya.
“Resiko itu selalu membayangi. Yang namanya kecelakaan kerja, tetap kita bayari unlimited, walaupun Rp1 miliar tetap kita kasih,” jelas mantan Kepala Cabang BPJAMSOSTEK Manado ini.
Hendrayanto mengatakan sampai saat ini sekitar 100 ribu pekerja informal yang dilindungi di Sulut, termasuk di Bolsel. Kata dia, di Sulut menyisakan Kabupaten Sitaro yang belum melindungi pekerja informalnya.
“Tapi sudah kita temui pemdanya. Dan sebenarnya mereka sudah paham dengan program BPJAMSOSTEK. Kita akan upayakan lagi ke depannya,” ungkapnya.
Bupati Iskandar menjelaskan petani dan nelayan tulang punggung pemasok pangan di Bolsel. Kedua sektor ini yang memenuhi protein hewani dan nabati masyarakat Bolsel.
“Karena itu sesuai komitmen dan janji kami untuk menjaminkan perlindungan mereka. Tahun kemarin sebenarnya ada jaminan dari Pemprov tapi tidak semua yang dilindungi,” ujar Iskandar.
Tahun ini, sebutnya, 6.000 petani dan 1.500 nelayan dilindungi dengan doa program BPJAMSOSTEK. Di mana iurannya menggunakan APBD sekitar Rp1,2 miliar.
“Bulan depan (April) mulai dilakukan pembayaran. Dan mulai 1 April tenaga kebersihan, THL, aparat desa, BPD, pekerja sosial keagamaan juga akan kita lindungi,” imbuhnya.
Menurutnya secara keseluruhan jumlah petani di Bolsel mencapai sekitar 11.000. 5.000 di antaranya tahun lalu sudah dijamin Pemprov Sulut.
“Makanya ke depan kami akan pastikan ke Pemprov Sulut kelanjutan mereka seperti apa. Bila tidak, maka Pemkab akan cover mereka. Hal yang sama juga untuk nelayan, jumlah nelayan di Bolsel sekitar 5.000 orang,” tambahnya.
Dilanjutkan Bupati bahwa sekitar 1.700 THL juga akan disasar untuk diberikan jaminan sosial ketenagakerjaan. Karena sebagai pemerintah daerah merupakan kewajiban hadir untuk masyarakat.
(RTG)