Digoncang Pandemi, Kinerja Perbankan Sulut Tetap Terjaga

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Di tengah pandemi covid sejak Maret hingga saat ini, ternyata tak membuat gentar kinerja perbankan di Sulawesi Utara. Terbukti, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgomalut mencatat performa yang terjaga dengan baik dari industri keuangan tersebut.

Salah satu indikator yang dilihat OJK yakni rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) yang berada di angka 3,44 persen. Terbilang baik karena angka tersebut masih di bawah ambang batas 5 persen.

OJK Sulutgomalut menyebutkan indikator rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) saat ini tercatat 3,44 persen atau masih di bawah ambang batas 5 persen.

“Hanya saja terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan Desember 2018. Saat itu NPL yang tercatat di angka 3,11 persen.Namun jika dibandingkan dengan Oktober 2019 sebesar 3,34 persen dan Desember 2019 sebesar 3,51 persen menandakan NPL tahun ini masih terjaga,” ungkap Kepala OJK Sulutgomalut Darwisman.

Darwisman menjelaskan kenaikan NPL merupakan indikator akan adanya kredit macet. Ini lebih banyak akibat covid-19 yang menghantam berbagai sektor, termasuk di dalamnya yakni sektor perekonomian.

Dikatakan Kepala OJK Sulutgomalut bahwa OJK telah merilis kebijakan relaksasi kredit kepada para debitur perbankan, yang diberlakukan sejak April lalu. Di mana aturan itu dituangkan melalui Peraturan OJK (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional, sebagai antisipasi dampak Penyebaran Covid-19.

“Tujuannya untuk membantu para debitur,” jelasnya.

Dipaparkannya juga bahwa terjadi peningkatan penyaluran kredit hingga 0,68 persen (yoy) atau sebesar Rp41 triliun, dibandingkan Desember 2018 yang mencapai Rp37, 9 triliun, dan Oktober 2019 sebesar Rp40, 63 triliun serta Desember 2019 sebesar Rp40, 7 triliun dengan pertumbuhan 7,47 persen.

“Pada periode yang sama penyaluran kredit mencapai Rp41 triliun. Selanjutnya untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp31, 2 triliun dengan NPL 3,44 persen dan LDR sebesar 130,92 persen, ” ujarnya.

Lalu bagaimana dengan total aset?

Dia bilang total aset perbankan di Sulut menyentuh Rp70,14 triliun atau tumbuh 11,99 persen secara year on year dan 12,07 year to date. Di Desember 2018 mencatat Rp55, 9 triliun, Oktober 2019 sebesar Rp63, 42 triliun dan Desember 2019 sebesar 62,6 triliun.

“Total aset perbankan di Provinsi Sulut terus meningkat, sampai posisi Oktober 2020 mencapai Rp70,1 triliun,” tambahnya lagi.

Tahun depan, dia mengaku optimis akan lebih baik lagi seiring dengan kebijakan strategis pemerintah yang memberikan stimulus kepada masyarakat. Upaya tersebut, kata dia, akan memulihkan kinerja perbankan secara keseluruhan.

(RTG)