Kelas Ekspor KPPBC dan BBPOM di Manado Pacu UMKM Sulut Go International

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – UMKM ialah rohnya suatu daerah. Bahkan di masa krisis moneter tahun 1998, UMKM berperan besar menyelamatkan ekonomi bangsa. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Manado menganggap memajukan UMKM daerah sama juga dengan memajukan ekonomi daerah tersebut.

Hanya saja masih banyak UMKM yang jalan di tempat, tidak mau mengembangkan usahanya lebih go international atau mengekspor. Ini dikarenakan mereka beranggapan mengurus izin di Indonesia berbelit-belit, sehingga lebih memilih cara ilegal dibanding legal.

Persoalan ini yang membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa legal itu mudah. Penegasan menteri itu juga yang menjadi pondasi KPPBC Manado fokus mendorong UMKM di Sulut untuk berani berkembang, salah satunya menjadi eksportir.

“Secara mindset banyak orang menganggap bahwa perbuatan ilegal jauh lebih mudah di Indonesia. Ini tidak bisa disalahkan. Pernyataan menteri beberapa waktu lalu dapat diartikan bahwa sebaliknya yang susah itu ilegal tapi legal itu mudah,” kata Kepala KPPBC Manado M Anshar, hari ini.

Anshar menambahkan pelaku UMKM saat ini bisa datang ke KPPBC Manado dan akan dilayani dengan baik. Bila masih kurang pengetahuan, pihaknya tak akan segan membuat satu kelas ekspor, sama seperti yang dilakukan hari ini di KPPBC Manado yang bekerjasama dengan BBPOM di Manado.

“Kelas ekspor memberikan pengetahuan kepada calon eksportir bahwa ekspor mudah, kita bekali dgn tatalaksana ekspor, bagaiamana ekspor, bagaimana menginstall modul ekspor, sampai teman-teman bisa mentransfer PEB ke bea Cukai. 

Sekarang ini sudah mudah apalagi sistemnya secara daring, makanya kita berikan pelatihan,” jelas Anshar kepada media.

Terkait kolaborasi dengan BBPOM di Manado, dia menjelaskan bahwa kelas ekspor hari ini merupakan permintaan BBPOM. Sementara pihaknya menyiapkan pelaku UMKM.

“Tapi kami satu chemistry yang intinya ini sesuatu sumbangsih kami kepada UMKM agar dapat menjadi eksportir,” paparnya.

Kepala BBPOM di Manado Sandra Linthin menjelaskan kelas espor diadakan untuk memfasilitasi UMKM yang ada supaya berpikiran bahwa ekspor itu mudah. Dokumen yang sekarang ini dibutuhkan tidak berbelit ditambah sudah secara elektronik.

Ekspor bukan hanya untuk kelas menengah ke atas. Tapi dapat dilakukan juga oleh UMKM.

“Makanya kami sekarang ini memiliki inovasi akselerasi pendampingan UMKM pangan olahan spesifik lokal yang terus digalakkan,” ungkap Linthin.

UMKM, katanya, didampingi dan diberikan pemahaman apakah produknya memenuhi syarat atau tidak. BBPOM juga memberikan pelatihan, menambah wawasan UMKM agar mengetahui apa yang dimaksud keamanan pangan.

“Sarana produksi mereka turut kita lihat, bahkan produk yang dihasilkan kita uji di laboratorium BBPOM secara gratis,” tambahnya.

UMKM didorong untuk dapat mengembangkan produk, serta didampingi juga supaya bisa mendapatkan surat izin edar dari BBPOM. Setelah itu beralih dan dibuat kelas ekspor supaya pengembangan UMKM bisa go international.

“Mereka harus memiliki surat keterangan ekspor dan itu dalam bentuk elektronik. Sangat mudah apalagi sekarang ini kita sudah begabung dengan Indonesia National Single Window. Kami pun menurunkan estimasi waktu pembuatan surat tersebut dari 14 jam menjadi 5 jam,” imbuhnya.

Kata dia, potensi UMKM Sulut lebih ke arah makanan. Karena itu BBPOM di Manado menghendaki makanan spesifik lokal dapat dikenal hingga luar negeri. (RTG) 

Exit mobile version