| Proses kargo dimuat ke dalam pesawat Garuda Indonesia, kemarin malam. Ronald Ginting. |
Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Ekspor langsung dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita Jepang terus berkesinambungan. Tak terasa sudah minggu keempat ekspor komoditi perikanan dan pertanian asal Sulawesi Utara ini diterbangkan ke negeri Sakura.
Di minggu keempat ini, 8,262 ton volume yang dikirimkan ke Narita. Adapun yang dikirim yaitu ikan tuna loin, tuna gg, dan juga sampel bawang merah.
Tak hanya dari Sulut saja yang ikut terbang, melainkan dari Makassar Sulsel, dan Ambon turut diterbangkan ke Jepang. Bila diakumulasi secara keseluruhan, tonase yang diberangkatkan pada Rabu (14/10) berjumlah 13,3 ton.
Menariknya, proses pengiriman tadi malam tak lepas dari pemantauan Kementerian Perhubungan. Staf Ahli Menhub Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan Chris Kuntadi meninjau seluruh proses pengiriman tersebut.
Dikatakan Chris bahwa sebelumnya ekspor dari Sulut diberangkatkan ke Jakarta atau Denpasar dahulu. Namun sekarang dengan adanya ekspor langsung, maka dapat menghemat biaya dan juga menghemat waktu.
“Sebelumnya kan tidak bisa langsung, harus dibawa ke Jakarta atau Denpasar dahulu. Nah kini sudah bisa dilakukan. Pastinya terjadi penghematan biaya yang cukup besar, serta mengefektifkan waktu pengiriman,” ujar Chris kepada wartawan seusai peninjauan ekspor langsung di Bandara Sam Ratulangi Manado, tadi malam.
Dijelaskan Chris dahulu seringkali komoditi yang diekspor ini menjadi keras karena memerlukan waktu yang lebih lama. Namun dengan adanya ekspor langsung maka hasilnya lebih segar, diikuti dengan kualitas yang bagus.
Chris memuji direct call selang empat pekan ini yang menunjukkan tren peningkatan, bahkan bisa mencapai 15 ton. Tren ini yang membuatnya optimistis ekspor langsung dari Sulut ke Jepang dapat berkesinambungan dan terus meningkat.
“Makanya kesempatan ini harus digunakan optimal oleh masyarakat Sulut,” tambahnya.
Eksportir, kata dia, menginginkan frekuensi ekspor dilakukan tidak hanya sekali dalam seminggu. Kemenhub, sebutnya, siap mendukung, bahkan Bea dan Cukai dipastikan ikut menopang.
“Sekarang tinggal dibuat flight approval-nya. Apalagi pada masa pandemi sekarang ini, penerbangan kargo didorong,” jelasnya.
Menariknya, regulasi Kemenhub mengizinkan pesawat penumpang dapat dijadikan untuk memuat kargo, baik di bagian bawah pesawat maupun di kabin pesawat. Menurutnya dalam satu pesawat itu bisa muat hingga 27 ton.
“Sekarang kan baru 15 ton, jadi masih punya potensi 12 ton lagi. Kita bisa buat ekspor ini dua kali seminggu. Saya optimis muatannya bisa terpenuhi,” ujarnya lagi.
Dia mengaku akan membuat interkoneksi penerbangan ke Manado. Ini nantinya akan difasilitasi juga oleh Kantor Otban Wilayah VIII Manado.
“Ke depan kita akan dorong ekspor langsung lewat laut. KSOP siap memfasilitasinya,” imbuhnya mengakhiri. (RTG)