Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Gubernur Sulawesi Utara Agus Fatoni berdialog langsung dengan BEM FH Unsrat, BEM FH UNPI, BEM UTSU, 5 BEM Kampus IAIN Manado, PMII Metro, GMNI Manado, dan Jaringan Aktivis Mahasiswa, Senin (12/10) di Kantor Gubernur Sulut. Fatoni didampingi Kaban Kesbang Pol Sulut, Rektor IAIN Manado dan Direktur IPDN Sulut untuk membicarakan mengenai UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Pada kesempatan itu, Fatoni mengapresiasi langkah dari mahasiswa yang mau duduk bersama dan melakukan dialog dengan damai terkait UU Omnibus Law.
“Mari kita selesaikan dengan cara-cara yang tidak merugikan orang lain,” ajak Fatoni.
“Mari kita jaga Sulawesi Utara yang kondusif aman dan damai,” sambungnya.
Fatoni juga meminta agar mahasiswa terus mengedepankan pemahaman yang lengkap tanpa meninggalkan pandangan yang kritis demi kemajuan bangsa. “Mahasiswa itu perlu kritis dan perlu peka, tetapi perlu dilandasi dengan pemahaman yang lengkap,” ungkapnya.
Dalam dialog tersebut, Fatoni juga menyampaikan tujuan dari UU Cipta Kerja adalah untuk mendorong menciptakan lapangan pekerjaan, memudahkan usaha baru serta mendukung pemerintah dalam pemberantasan korupsi.
“Jadi yang dipikirkan oleh negara bukan hanya untuk yang sudah bekerja tapi juga bagi calon pencari kerja,” bebernya.
Lebih lanjut, Fatoni juga mengajak kepada mahasiswa agar mendukung penerapan protokol kesehatan pada pilkada serentak seambil tetap menjaga kualitas dan kedewasaan berdemokrasi demi terwujudnya pilkada aman, damai dan sehat.
Wakil Koordinator Bidang Komunikasi Publik Jaringan Aktivis Mahasiswa Sulut, Rivan Kalalo berujar pertemuan kali ini, menunjukkan bahwa pemerintah Sulut tidak menutup mata dan telinga terhadap aspirasi, apalagi pada situasi pandemi covid 19 seperti sekarang ini.
“Makanya kami menjembatani untuk bertemu Pemda Sulut dengan skala terbatas dan protokol kesehatan. Setiap peserta yang bertemu ini dilakukan rapid test. Serikat buruh bertemu kemarin pagi, BEM dan Jaringan aktivis Mahasiswa bertemu kemarin sore. Perlu diketahui secara luas, bahwa di Sulut ada yang menerima Omnibus Law dengan kesiapan alasan dan kajiannya, mengingat hal ini adalah langkah bijak pemerintah pusat untuk kehidupan berbangsa dan negara sebagai bentukan lompatan Ekonomi, serta meningkatkan ekonomi kerakyatan kita dengan fokus ke pemantapan Koperasi dan UMKM,” ujar Rivan kepada exposenews.id.
Aksi demo menolak UU Law di jalanan, kata Rivan, sebaiknya dihindari mengingat situasi pandemi covid-19. Bilamana masih ada yang kurang puas, dapat menggunakan cara yang intelektual dengan melakukan gugatan judicial review ke Mahkamah Konstitusi.
“Kita perlu belajar dari langkah rekan-rekan organisasi buruh dan ormas agama yang menempuh jalur tersebut,” tambahnya.
“Kami mengimbau, kepada rekan rekan aktivis mahasiswa terlebih khusus yang di PTN, bila ingin berdialog mengenai mengapa UU Omnibus Law hadir, kami sarankan berdialoglah dengan Rektor Unsrat mengingat beliau mengetahui dan GB yang satu-satunya menjadi anggota Satgas Omnibus Law, kita gunakan cara-cara yang santun dan berintelektual, karena memang wajah Sulawesi Utara dari dulu selalu menggunakan cara-cara demikian. Kita jaga Sulut tetap kondusif dalam penyampaian aspirasi,” sambungnya.
Pihaknya turut mendukung aparat TNI/POLRI untuk bertugas, dan diharapkan dalam menjalankan tugasnya, dapat menjaga penyaluran aspirasi sesuai UU, tapi dalam situasi ini segenap masyarakat memahami untuk tidak berlebihan turun ke jalan, mengingat pandemi.
“Namun kami mendukung penuh aparat bilamana dideteksi secara dini, bila ada penyusup atau perusuh dari luar Sulut yang masuk untuk membuat kekacauan di bumi nyiur melambai agar ditindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku,” terangnya.
Keterlibatan peran orang tua Mahasiswa, dirasa sangat diperlukan dalam memberikan edukasi bahaya pandemi Covid 19. Jangan karena anaknya berada di barisan pendemo, justru mereka tertular covid dan tanpa sadar menjadi carrier bagi keluarga di rumah.
“Peran orangtua juga penting supaya anak tidak termakan dengan hoax soal omnibus law ini. Makanya diharapkan orangtua memiliki literasi yang cukup baik,” tukasnya. (RTG)