Exposenews.id – Mimpi mengubah nasib di negeri jiran berujung petaka bagi Azwar (32), warga Dusun II, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Alih-alih mendapat pekerjaan sebagai penyanyi di Malaysia seperti yang dijanjikan, pria malang ini justru dikirim ke Kamboja dan diduga dijual ke perusahaan scam. Tragisnya, Azwar tewas setelah dikabarkan terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung di sana.
Azwar berangkat ke luar negeri pada April 2025 melalui seorang agen bernama Hasan asal Medan. Hasan meyakinkannya bahwa ia akan bekerja sebagai penyanyi dengan bayaran menggiurkan, sekitar 800 dolar AS. Namun, kenyataannya jauh lebih kejam. Alih-alih mendarat di Malaysia, agen penipu justru membawa Azwar ke Kamboja dan menjualnya ke perusahaan scam yang terkenal kejam terhadap pekerja migran.
Baca Juga: Prabowo Akan Temui PM Malaysia Anwar Ibrahim di Jakarta Besok
Abdul Aziz, adik kandung Azwar, mengenang kakaknya sebagai sosok pekerja keras dan berbakat. “Dia sering manggung dari panggung ke panggung. Kami sudah terbiasa dia tidak pulang karena kerja,” kata Aziz, Kamis (26/6/2025). “Pergaulannya luas, banyak teman. Jadi saat dia tidak pulang, kami tidak curiga,” tambahnya.
Tekad Cari Untung, Malah Terjebak Jerat Scam
Menurut Aziz, Azwar memutuskan merantau ke Medan karena lapangan kerja sebagai penyanyi di kampungnya mulai sepi. Ia pun bertekad mencoba peruntungan di luar negeri. “Kami tidak tahu dia berangkat. Dia memang sering bekerja jauh, jadi kami tidak khawatir,” ungkap Aziz.
Sebelum meninggal, Azwar sempat mengirimkan video dan melakukan panggilan video kepada keluarganya. Dalam rekaman itu, ia terlihat sakit, tidak bisa bekerja, dan meminta bantuan agar keluarganya membayar denda Rp 40 juta untuk pembebasannya. Azwar juga menyebut nama Hasan sebagai orang yang membawanya ke Kamboja.
“Ziz, aku gak bisa kerja. “Kalau kalian bayar dendaku, sekalian beli tiket pulang untukku. Kalau tidak, mereka akan jual aku lagi lalu buang ke laut karena aku sakit,” ujar Azwar terbatuk-batuk dalam video itu. Di pesan lain, ia berteriak, “Yang ngajak aku Bang Hasan, agen. Nomornya udah nggak aktif. Tolonglah aku beb!”
Jenazah Terkendala Biaya, Keluarga Minta Bantuan KBRI
Paman korban, Rizal, mengungkapkan kesulitan memulangkan jenazah Azwar karena membutuhkan biaya hingga Rp 160 juta. Saat ini, jenazah masih berada di bawah otoritas kepolisian Kamboja. Keluarga berharap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dapat membantu proses repatriasi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Asahan, Meiliana, mengonfirmasi bahwa Azwar adalah pekerja migran ilegal (nonprosedural). “Kami sudah melakukan family engagement bersama Dit PWNI. Keluarga masih berharap jenazah bisa dibawa pulang,” ujarnya, Rabu (25/6/2025).
Namun, KBRI sempat menyarankan agar Azwar dimakamkan di Kamboja karena biaya pemulangan terlalu tinggi. “Dari pembicaraan, biayanya sangat besar. Pihak kedutaan menyarankan jenazah tidak usah dipulangkan dan dimakamkan di sana,” jelas Meiliana.
Kisah Pahit yang Harus Jadi Pelajaran
Cerita Azwar adalah potret kelam perdagangan manusia dan eksploitasi pekerja migran. Keluarga kini berjuang keras membawa pulang jenazahnya, sementara masyarakat mendesak pihak berwenang menindak tegas agen-agen nakal yang memanfaatkan mimpi warga miskin.
Semoga tragedi ini menjadi peringatan bagi siapa pun yang ingin bekerja di luar negeri agar selalu memilih jalur resmi dan mewaspadai penipuan berkedok tawaran kerja.