banner 120x600

Malut United Pecat Dua Petinggi Klub Terkait Kasus Korupsi Besar-besaran

Exposenews.id – Geger! Manajemen Malut United baru saja melakukan pembersihan internal dengan memecat dua orang penting mereka, Imran Nahumarury (pelatih kepala) dan Yeyen Tumena (Direktur Teknik). Keduanya ketahuan main mata dalam kasus penggelapan dana klub yang sudah berlangsung lama.

Padahal, sebelumnya duo ini justru dianggap pahlawan. Imran berhasil membawa Malut United promosi ke Liga 1 dalam waktu dua tahun saja. Didukung Yeyen sebagai otak teknik, mereka bahkan sukses bikin tim debutan ini langsung melesat ke posisi ketiga Liga 1!

Karena jasanya itu, manajemen awalnya memberi kontrak baru hingga 2026. Tapi ternyata, di balik kesuksesan itu ada borok besar yang akhirnya terbongkar.

Skandal Terungkap Pelan-pelan

Dirk Soplanit, Direktur Utama PT Maluku Maju Sejahtera, buka-bukaan soal alasan pemecatan ini. “Mereka sudah merugikan klub sejak masih di Liga 2 2023/2024,” ujarnya geram.

Sebenarnya, manajemen sudah curiga sejak dua tahun lalu. Mereka sempat kasih warning, tapi bukannya berhenti, malah makin menjadi.

baca juga: STY Sebut Arab Saudi Tak Sehebat Dulu, Timnas Indonesia Makin Kuat

Yang bikin emosi, skemanya terorganisir rapi. Setiap kontrak pemain asing dipotong 10% untuk fee agen. Contohnya, kalau kontrak Rp1 miliar, Yeyen ambil Rp100 juta sebagai “jatah” direktur teknik.

“Semua pemain asing kami dari Liga 2 sampai Liga 1 kena modus ini,” ujar Dirk. Parahnya, Imran sebagai pelatih juga ikut nimbrung bagi-bagi uang haram ini. Padahal, seharusnya pemain sudah dapat DP 25% setelah tanda kontrak.

Kunjungi MPOSAKTI

Nggak cuma pemain asing, pemain lokal juga jadi korban.

“Nanti setelah klub bayar, mereka ambil Rp100 juta buat sendiri, pemain cuma dapat Rp100 juta sesuai kontrak awal,” jelas Dirk. Modus ini terjadi puluhan kali dengan kerugian ratusan juta!

Siap Berurusan dengan Hukum

Dirk sudah siapkan senjata pamungkas. “Kalau mereka masih ngotot nggak ngaku, kita bawa ke pengadilan,” ancamnya. Semua bukti berasal dari pengakuan pemain langsung, tanpa rekayasa.

“Semua saksi dan bukti sudah lengkap. Ini demi membersihkan sepakbola kita dari praktik kotor,” tegas Dirk. Malut United memilih tegas meski harus memecat orang yang pernah membawa mereka sukses.

Integritas Lebih Pentin daripada Prestasi

Keputusan ini jelas berat. Tapi manajemen menunjukkan bahwa prinsip clean governance lebih penting daripada sekadar menang di lapangan.

Kini, Malut United harus membangun tim baru tanpa dua otak utama mereka. Tantangan berat, tapi lebih baik daripada terus membiarkan kanker korupsi menggerogoti klub.

Bagaimana kelanjutan kasus ini? Simak terus perkembangan eksklusifnya hanya di Exposenews.id!