Trump Undang Presiden Suriah ke Gedung Putih, Torehkan Sejarah Baru Diplomasi AS

Exposenews.id – Dalam sebuah gebrakan diplomasi yang bakal menggetarkan panggung dunia, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi menjadwalkan untuk menyambut Presiden Suriah, Ahmed Al Sharaa, di Gedung Putih. Lebih menarik lagi, pertemuan bersejarah ini akan berlangsung pada Senin depan, 10 November 2025. Yang paling bikin penasaran, inilah pertama kalinya dalam catatan sejarah seorang kepala negara Suriah menginjakkan kaki di istana kepresidenan AS tersebut, sehingga pasti akan menjadi tontonan global yang seru!

Konfirmasi Gedung Putih dan Misi Perdamaian Global

Trump Undang Presiden Suriah ke Gedung Putih,

Tanpa menunggu lama, Gedung Putih langsung membenarkan agenda panas ini pada Selasa, 4 November 2025. Kemudian, juru bicara Karoline Leavitt dengan penuh semangat menjabarkan bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari misi besar Trump untuk mendorong perdamaian dunia.

“Saya bisa memastikan bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung di Gedung Putih. Selain itu, ini merupakan salah satu bentuk komitmen presiden untuk bertemu dengan siapa pun di seluruh dunia demi meraih perdamaian,” tegas Leavitt dalam konferensi persnya yang ramai diperbincangkan.

Sebelumnya, Trump sudah menunjukkan sinyal kuat dengan mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah. Aksi mengejutkan ini dia lakukan saat kunjungannya ke negara tersebut pada Mei 2025 silam.

Selanjutnya, menurut Leavitt, langkah berani itu sengaja mereka ambil untuk membuka peluang nyata bagi Suriah dalam membangun kembali stabilitas pascaperang yang porak-poranda.

“Yang pasti, pemerintahan Trump telah melihat kemajuan yang sangat baik di bawah kepemimpinan baru mereka,” tambahnya penuh keyakinan, seperti yang dikutip dari AFP pada Rabu, 5 November 2025.

Jejak Langkah Ahmed Al Sharaa Menuju Panggung Dunia

Meskipun ini menjadi kunjungan perdana Sharaa ke Gedung Putih, sebenarnya dia sudah pernah merasakan atmosfer Amerika Serikat pada September lalu. Kala itu, dia berpidato di Majelis Umum PBB yang bertempat di New York.

Bahkan, pada kesempatan bersejarah itu, dia tercatat sebagai presiden Suriah pertama dalam kurun waktu beberapa dekade yang berbicara di forum bergengsi internasional tersebut.

Perlu kita ketahui, sosok Ahmed Al Sharaa diketahui naik ke puncak kekuasaan setelah pasukan pemberontak berhasil menggulingkan rezim Bashar Al Assad pada akhir tahun lalu.

Kemudian, untuk pertama kalinya, dia bertemu muka dengan Trump pada Mei 2025 di Riyadh, Arab Saudi. Pertemuan singkat itu terjadi dalam lawatan regional presiden AS yang cukup intens.

Misi Diplomatik

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al Shaibani, pekan lalu sudah mengisyaratkan bahwa kunjungan ke Washington ini bertujuan untuk membahas pencabutan sanksi yang masih tersisa.

Tak hanya itu, mereka juga akan membicarakan upaya rekonstruksi besar-besaran, serta kerja sama kontraterorisme yang lebih erat.

Sementara itu, Utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack, pada Sabtu lalu mengungkapkan bahwa Sharaa diharapkan akan menandatangani perjanjian penting untuk bergabung dalam aliansi internasional pimpinan AS yang khusus melawan kelompok Negara Islam (IS).

Namun, yang paling mengundang decak kagum adalah latar belakang Sharaa yang sangat kontras dengan citranya sekarang. Sebelum berkuasa, Sharaa ternyata dikenal sebagai mantan jihadis dan pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Akan tetapi, Washington secara mengejutkan menghapus HTS dari daftar organisasi teroris pada Juli 2025 lalu.

Oleh karena itu, sejak mengambil alih pemerintahan, kepemimpinan baru Suriah ini terus berupaya melepaskan diri dari masa lalu ekstremisnya. Akhirnya, mereka berusaha menampilkan citra moderat untuk membangun kepercayaan masyarakat internasional serta tentunya, rakyat Suriah sendiri.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com