LUMAJANG, Exposenews.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, secara resmi meluncurkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor. Sebagai langkah pertama, Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, memastikan bahwa status tanggap darurat ini langsung berlaku selama 7 hari penuh, tepatnya mulai dari tanggal 1 hingga 7 November 2025. Namun demikian, pihaknya masih menyelesaikan penyusunan draft surat keputusan (SK) Bupati Lumajang tentang pemberlakuan status ini. Pada intinya, penetapan status darurat ini merupakan respons langsung pemerintah terhadap terjangan bencana alam yang secara serentak menghantam 8 kecamatan pada Sabtu (1/11/2025) malam. Keputusan ini jelas menunjukkan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan keselamatan warganya di atas segalanya.
Bencana ini tidak datang sendirian. Curah hujan yang sangat tinggi, diikuti oleh teriakan angin kencang dan sambaran petir yang menggelegar pada Sabtu sore, akhirnya memicu bencana beruntun. Akibatnya, delapan kecamatan pun bertransformasi menjadi lautan banjir, tanah longsor, dan pepohonan yang tumbang berantakan. Yang lebih memilukan lagi, laporan menyebutkan satu orang warga harus menjalani perawatan di RSUD Pasirian karena tubuhnya tertimpa pohon tumbang. Melalui pesan singkatnya, Agus dengan tegas menegaskan, “SK bupati tentang penetapan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor tahun 2025 terhitung tanggal 1-7 November 2025.” Selain itu, dia juga menyatakan bahwa pemerintah terus memantau perkembangan situasi secara real-time untuk memastikan tidak ada korban jiwa yang terlewat.
Aksi Nyata di Lapangan: Dari Dapur Umum Hingga Siaga 24 Jam
Tak hanya berhenti pada penetapan status, pemerintah juga melakukan berbagai aksi nyata selama masa tanggap darurat. Salah satu strategi utamanya adalah dengan membangun dapur umum yang bertugas memenuhi kebutuhan makan para warga terdampak di delapan kecamatan tersebut. Dapur umum ini mulai beroperasi sejak dini hari dan telah menyediakan ratusan paket makanan hangat bagi warga yang terisolasi. Selain makanan, pemerintah juga mendistribusikan selimut dan perlengkapan tidur darurat bagi warga yang rumahnya terendam banjir.
Selanjutnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan para relawan penanggulangan bencana juga telah disiagakan untuk segera melakukan penanganan darurat jika terjadi bencana susulan. Mereka membagi diri menjadi beberapa tim kecil yang menyebar ke titik-titik rawan bencana. Setiap tim dilengkapi dengan peralatan evakuasi dasar dan perahu karet untuk menjangkau wilayah-wilayah yang terisolasi. Tak ketinggalan, pemerintah juga secara aktif memantau setiap perkembangan di wilayah kecamatan yang rawan bencana banjir dan tanah longsor, serta menerapkan langkah-langkah kedaruratan sesuai prosedur yang berlaku.
Di sisi lain, Agus juga mengimbau seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan. “Sekarang sudah hujan, jadi imbauan kami untuk warga tetap waspada dan menjaga keselamatan,” pesannya. Dia secara khusus meminta warga di bantaran sungai untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Posko bantuan telah didirikan di setiap kecamatan untuk memudahkan koordinasi dan distribusi bantuan.
Penyebab Bencana di Lumajang
Sebelumnya, bencana ini sudah diprediksi akan datang. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengungkapkan bahwa bencana yang terjadi memang mencakup banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Menurut penjelasannya, bencana ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan deras dan angin kencang. Saat meninjau lokasi bencana di Desa Kutorenon, Yudhi memaparkan, “Dampak cuaca ekstrem terjadi bencana di 8 kecamatan dengan potensi bencana beragam mulai dari banjir, tanah longsor dan pohon tumbang.”
Dia menambahkan bahwa curah hujan yang mencapai 120 mm dalam waktu 3 jam menjadi faktor utama yang memicu bencana ini. Selain itu, kondisi geografis wilayah Lumajang yang berbukit-bukit juga memperparah intensitas tanah longsor yang terjadi. Beberapa titik longsor baru masih berpotensi terjadi mengingat tanah sudah jenuh air. Untuk mengantisipasi hal ini, tim patroli terus berkeliling untuk memantau daerah-daerah rawan.
Merespon hal ini, BPBD Lumajang langsung bertindak cepat. Tim reaksi cepat (TRC) BPBD Lumajang telah dikerahkan ke semua lokasi yang terdampak untuk segera melakukan asesmen dan evakuasi. Mereka menggunakan peralatan khusus untuk menembus wilayah-wilayah yang terisolasi akibat jalan yang putus. Bahkan, Yudhi menambahkan bahwa tim mereka sudah bergerak sejak habis maghrib menuju lokasi-lokasi yang dilaporkan tertimpa bencana. Relawan dari berbagai organisasi kemasyarakatan juga turut bergabung dalam operasi tanggap darurat ini.
Sebagai bentuk kepedulian, bantuan logistik, yang meliputi makanan siap saji dan air mineral, juga telah didistribusikan kepada warga yang menjadi korban bencana. Dengan demikian, upaya penanganan darurat ini diharapkan dapat segera mengurangi beban dan risiko yang ditanggung oleh masyarakat. Pemerintah juga telah menyiapkan posko pengaduan darurat yang melayani laporan warga 24 jam non-stop. Layanan ambulans dan tim medis juga disiagakan di setiap posko untuk menangani keadaan darurat kesehatan.
Koordinasi dan Harapan Ke Depan
Ringkasnya, langkah-langkah proaktif ini menunjukkan keseriusan Pemkab Lumajang. Mulai dari menetapkan status darurat, menyiagakan tim, hingga mendirikan dapur umum, semua upaya dijalankan untuk memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar warga terpenuhi. Pemerintah pun terus berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk mengamankan wilayah bencana dari potensi penjarahan. Selain itu, dinas sosial juga telah menyiapkan tempat pengungsian yang layak dengan fasilitas dasar yang memadai.
Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, petugas di lapangan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk melewati masa-masa sulit ini. Partisipasi aktif masyarakat dalam mematuhi arahan evakuasi sangat menentukan keselamatan bersama. Kita semua berharap, dengan respon yang cepat dan terkoordinasi ini, dampak dari bencana yang melanda dapat diminimalisir dan proses pemulihan dapat berjalan dengan lebih lancar.
Pada akhirnya, kewaspadaan dan solidaritas menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan alam ini. Masyarakat dihimbau untuk terus memantau informasi resmi dari sumber-sumber terpercaya untuk menghindari penyebaran berita hoax yang dapat menimbulkan kepanikan. Dengan semangat gotong royong, kita yakin Lumajang akan mampu bangkit dari musibah ini.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
