Usai Gencatan Senjata Gaza, Zelensky Ajak Trump Wujudkan Perdamaian di Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump berjabat tangan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump berjabat tangan

KYIV, Exposenews.id – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara mengejutkan menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk segera memanfaatkan momen gencatan senjata di Gaza sebagai sebuah peluang emas guna memulai langkah perdamaian di Ukraina. Zelensky dengan penuh keyakinan menyampaikan permintaan mendesak ini dalam sebuah percakapan telepon intens dengan Trump pada Sabtu (11/10/2025), seperti yang berhasil diungkap oleh media ternama Axios. Selain itu, dalam pembicaraan hangat itu, kedua pemimpin itu juga secara aktif membahas permintaan mendesak Ukraina agar AS bersedia mengizinkan pengiriman rudal jelajah Tomahawk yang sangat ampuh untuk memperkuat kemampuan serangan jarak jauh mereka melawan Rusia. Langkah strategis ini segera menyusul pernyataan Trump sebelumnya yang dengan berani memutuskan untuk menjual rudal Tomahawk canggih kepada negara-negara anggota NATO, yang pada akhirnya dapat segera dipasok ke Ukraina.

“Jika perang bisa kita hentikan di satu wilayah, maka sudah pasti konflik bersenjata lainnya juga dapat kita akhiri, termasuk perang Rusia yang menghancurkan,” tulis Zelensky dengan penuh semangat di akun Facebook-nya, tepat sehari setelah Moskwa dengan kejam melancarkan serangan besar-besaran yang mematikan terhadap infrastruktur energi vital Ukraina. Serangan udara brutal tersebut secara langsung menyebabkan pemadaman listrik massal yang melumpuhkan di Kyiv dan di sejumlah wilayah lainnya, sehingga menciptakan kepanikan dan kesulitan bagi warga sipil.

Percakapan Produktif dan Janji Dukungan AS

Di sisi lain, Zelensky dengan optimis mengonfirmasi bahwa diskusinya dengan Trump berlangsung sangat positif dan membuahkan hasil. Melalui sebuah unggahan terbaru di platform X, ia secara terbuka mengungkapkan bahwa dirinya telah memberi tahu Presiden Trump secara detail tentang serangan ganas Rusia terhadap sistem energi Ukraina. “Saya secara pribadi sangat menghargai kesediaannya yang besar untuk mendukung kami dalam situasi kritis ini,” tulis Zelensky dengan penuh harap, seperti yang kemudian dilaporkan secara luas oleh The Guardian. Lebih lanjut, ia menambahkan dengan keyakinan bahwa percakapan tersebut tidak hanya positif tetapi juga sangat produktif, karena mereka telah membahas langkah-langkah konkret untuk segera memperkuat pertahanan udara Ukraina yang semakin terdesak.

Penting untuk dicatat, panggilan telepon penting ini justru terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mendalam Kyiv terhadap eskalasi serangan udara Rusia yang semakin menjadi-jadi. Panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, dengan tegas memperingatkan bahwa Rusia saat ini secara signifikan sedang meningkatkan intensitas serangan udaranya. “Tantangan baru yang sangat berat sedang menanti kita. Dalam sebulan terakhir, musuh dengan drastis berhasil menambah jumlah senjata serangan udara. Meskipun pertahanan udara kita saat ini masih menunjukkan efektivitas 74 persen, kita mutlak membutuhkan upaya tambahan yang besar untuk melindungi sektor energi, infrastruktur penting, dan logistik dari kehancuran,” ujar Syrskyi dengan nada waspada. Sebagai bukti, awal pekan ini, Rusia diketahui telah meluncurkan 465 drone serang dan pengalih yang mematikan, ditambah 32 rudal jelajah dan balistik ke berbagai wilayah Ukraina.

Eskalasi Baru Mengancam, Eropa Bersatu Bekukan Aset Rusia

Selain itu, diskusi intens antara Trump dan Zelensky ini secara kebetulan terjadi di tengah hiruk-pikuk perdebatan sengit di Washington mengenai apakah AS akan benar-benar menyetujui pengiriman rudal Tomahawk yang kontroversial ke Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan dengan keras bahwa langkah provokatif tersebut akan dianggap sebagai tahap eskalasi baru yang berbahaya dalam perang. Dalam pidato malamnya pada Jumat, Zelensky dengan cerdik menyinggung bahwa Rusia saat ini sedang memanfaatkan fokus dunia yang teralihkan kepada perdamaian di Timur Tengah. Kemudian, ia dengan lantang menyerukan penguatan sistem pertahanan udara dan penerapan sanksi ekonomi yang lebih ketat dan menyakitkan terhadap Rusia. “Aset-aset Rusia yang dibekukan harus kita manfaatkan sepenuhnya untuk memperkuat pertahanan kita dan memastikan pemulihan pasca-perang,” tegas Zelensky dalam video yang diunggahnya ke X.

Sementara itu, dalam perkembangan terbaru yang menggembirakan, Eropa menunjukkan kesiapan yang bulat. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz dalam sebuah pernyataan bersama yang bersejarah secara resmi menyatakan kesiapan penuh mereka untuk berkoordinasi dalam penggunaan aset kedaulatan Rusia yang telah dibekukan. Langkah kolaboratif ini bertujuan untuk mendukung angkatan bersenjata Ukraina yang berjuang dan sekaligus mendesak Rusia untuk datang ke meja perundingan. “Mereka bertekad melaksanakan hal ini dalam kerja sama erat dengan Amerika Serikat,” bunyi pernyataan tersebut yang penuh harapan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com