Berita  

Geger di Kramat Jati! Cuma Gara-Gara Klakson, Pria Ini Dikeroyok 7 Anggota Ormas

Ilustrasi Pengeroyokan ormas

Exposenews.id – Sebuah aksi kekerasan brutal yang sungguh memilukan terjadi di Kramat Jati, Jakarta Timur. Dengan sangat beraninya, sekelompok anggota organisasi masyarakat (ormas) secara tak manusiawi mengeroyok seorang pengendara motor bernama Rifai (38) pada Sabtu malam, (4/10/2025). Sungguh tidak masuk akal, penyebab utamanya hanya karena mereka tidak terima diklakson! Akibatnya, Rifai kini harus menanggung berurai luka dan trauma mendalam.

Awal Mula Insiden: Klakson Dianggap Sebagai Tantangan

Lantas, bagaimana cerita lengkapnya? Ternyata, peristiwa mencekam ini berawal ketika Rifai melintas di Jalan Raya Tengah. Saat itu, matanya langsung menangkap seorang pengendara motor yang dengan seenaknya berhenti di tengah jalan sambil asyik bermain ponsel. Tanpa pikir panjang, Rifai pun menyalakan klaksonnya untuk memberi isyarat. “Karena dia berhenti main handphone pokoknya di tengah-tengah jalan aja, sementara arus sebelah kanan lumayan ramai, ya saya klakson saja, terus saya tinggal gitu saja,” tutur Rifai dengan lugas saat dikonfirmasi pada Senin. Namun, siapa sangka reaksi dari pengendara itu justru sangat di luar dugaan! Alih-alih menyingkir, pengendara tersebut malah dengan penuh amarah mengejar Rifai hanya gara-gara tidak terima diklakson. “Dia kejar saya sambil bilang ‘ngapain lu klakson, klakson’,” ujar Rifai melanjutkan ceritanya. Kemudian, Rifai pun berusaha menjelaskan alasannya dengan kepala dingin. “Saya jelasin ya mau lewat, masalahnya di mana,” katanya. Sayangnya, bukannya menerima penjelasan, pelaku malah balik menantang dan pamer identitas. “Dia malah bilang ‘kok nantangin sih, gua anak ormas ini’,” jelas Rifai, menirukan ucapan sang pelaku.

Dari Adu Mulut hingga Pengeroyokan Ormas

Tak berhenti di situ, Rifai kemudian mencium hal mencurigakan dari si pelaku. Setelah terpaksa menepi karena diadang dengan motor oleh pelaku, Rifai akhirnya berhasil mengendus aroma alkohol yang kuat dari nafas pelaku. “Disuruh minggir, mau enggak mau saya minggir. Dia langsung malangin motor lagi tiba-tiba di tengah jalan, berhenti. Warga pada nontonin saya adu mulut, nah itu saya mencium pelaku aroma alkohol,” paparnya dengan detail. Hal ini jelas memperkuat dugaan bahwa pelaku mungkin sedang tidak dalam kondisi sadar penuh. Kemudian, situasi pun semakin memanas dengan cepat. Rifai mengaku bahwa pelaku kemudian berusaha memukulnya. “Dipisahkan (sama warga), terus saya mau ditampol sama pelaku, mau dipukul tetapi meleset, cuma kena pelipis,” kenangnya. Akan tetapi, yang membuatnya geram, si pelaku malah berteriak seolah-olah dialah yang menjadi korban. “Tetapi dia malah teriak-teriak ‘lu mau nampol gue yak, lu mau nampol gue yak’,” ungkap Rifai. Pada momen itu, Rifai mengaku sempat ingin membalas pukulan tersebut, namun untungnya pukulan pelaku tidak mengenai sasaran. Sayangnya, puncak kekerasan justru terjadi setelahnya. Dengan emosi yang tak terbendung, pelaku kemudian menarik rambut Rifai dengan kasar dan menyeretnya. Akibatnya, Rifai pun tidak bisa tinggal diam dan berusaha melawan untuk membela diri. “Pas agak lama dia jenggut rambut saya, saya akhirnya melawan, pukul dia,” tegasnya. Namun, alih-alih jera, pelaku malah melakukan hal yang lebih keji; dia memanggil bala bantuan! “Tapi dia malah minta panggilin teman-temannya, ke anggota ormas lain ada tujuh orang,” tambah Rifai dengan suara bergetar. Awalnya, Rifai sempat mengira bahwa orang-orang yang datang adalah warga baik hati yang ingin melerai. Namun, ternyata dugaannya salah besar! Bukannya menenangkan situasi, ketujuh orang tersebut justru ikut serta memukuli Rifai dengan sangat kejam. “Ada tiga orang pegangin saya, saya terus lindungi kepala. Terus saya dipisahkan ke seberang sampai ke pojokan, saya dikeroyok. Kepala saya jadi sasaran pelaku,” imbuhnya, menggambarkan betapa ngerinya kejadian yang dialaminya.

Setelah pengeroyokan usai, ternyata penderitaan Rifai belum berakhir. Dia justru mendapatkan intimidasi tambahan dari kelompok ormas tersebut. Dengan pongahnya, mereka membawa Rifai ke base camp mereka untuk dipersekusi lebih lanjut. “Nah itu saya dipukuli habis itu, saya dipersekusi juga sama mereka, dibawa ke tongkrongan mereka, tongkrongan ormas itu, supaya enggak ngelapor atau enggak ngebales lah,” ungkap Rifai, menceritakan bagaimana dirinya diancam untuk tidak melaporkan kejadian ini kepada polisi. Akibat aksi brutal ini, tubuh Rifai kini dipenuhi oleh berbagai luka. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat pukulan yang diterimanya. “Luka jempol kaki sama kepala masih sakit, kepala, leher, pokoknya masih sakit tiba-tiba dan masih benjol juga,” keluh Rifai. Kondisinya ini jelas menjadi bukti nyata dari kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan ormas. Oleh karena itu, Rifai dengan tegas menuntut keadilan. Dia berharap agar kepolisian segera bertindak cepat dan menangkap para pelaku yang telah mengeroyok dirinya. Menurutnya, keberadaan orang-orang seperti ini sangat meresahkan masyarakat. “Orang-orang ormas ini harus segera ditindak sama kepolisian, atau dibina, supaya tidak ada arogansi di jalan, jangan sampai ada korban lagi karena masalah sepele di klakson,” pungkas Rifai dengan penuh harap. Dia tidak ingin ada korban berikutnya yang mengalami nasib sama hanya karena hal sepele seperti klakson.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com